Senin, 12 Desember 2011

kerinduan cinta haha

Kerinduan… Tetaplah sama.. Ia bisa menyapa siapa saja, kapan saja…

Mungkin yang berbeda adalah pada objek nya, siapa yang di rindui…

Ketika jiwa mulai merindu..

Ketika canda tawa sahabat tak bisa lagi menceriakan..

Ketika ditengah ramai dengan orang-orang yang ada disekitar, hatimu tetap merasakan sebuah kesepian..

Mungkin ini saat nya dirimu perlu berdua.. dirimu memerlukan seseorang yang menjadi sahabat sejiwamu.. belahan jiwa mu… Tempat dimana jiwa mu bertepi, menyandarkan rasa yang berpelangi… Indah memang…

Namun..tak perlu engkau gusar, lalu terburu-buru memutuskan untuk menyerahkan sebuah cintamu pada seseorang.. bisa jadi engkau salah menempatkan perasaanmu… mungkin saja cintamu  salah alamat..

Tetaplah jaga kemuliaanmu, tundukkan rasa dan gerak yang bisa merendahkan nilai dirimu, pertahankan agar senantiasa ‘malu’ menjadi penghiasmu…

Bukankah engkau menginginkan yang terbaik?.. Meski kadangkala yang terbaik tidak selalu seperti yang kau inginkan.. Tapi yakinlah akan janjiNya, bahwa wanita baik-baik hanya untuk laki-laki baik-baik..

Bersabar dan tetap bersahaja dalam penantianmu…meski ikhtiar tak boleh kau abaikan… Jalani sesuai ketentuan sang Pemilik kehidupanmu…

Bila telah sampai waktunya.. Detik demi detik masa ta’aruf mu akan begitu mendebarkan… Saat-saat menuju pernikahan agung itu akan begitu mengharukan…

Kau tahu mengapa??...karena itulah waktu yang tepat untuk pertama kalinya cintamu mekar dari kuncupnya…

Akan menjadi sebuah keharuan, karena luapan cinta yang merekah telah tertuju pada satu orang yang tepat…pada dia..suamimu..

Akan menjadi suatu kemuliaan, karena semua keindahan itu bernilai ibadah dan menuai pahala.. Subhanallah…

Dirimu adalah yang terpilih bagi dia yang telah dipilihkan olehNya…

Begitulah seharusnya merekahkan cintaku…cintamu…. Cinta yang terpilih…
Ada berkuntum bahagia…

senandung doa

BismillaahirRohmaanirRohiim..



Ya Rabbi....,
Aku masih ingat, saat pertama
dulu aku belajar mencintai-Mu.
Kajian demi kajian tarbiyah
kupelajari,
... untai demi untai kata para
ustadz kuresapi.
Tentang cinta para nabi, tentang
kasih para sahabat,tentang mahabbah orang shalih,
tentang kerinduan para syuhada.
Lalu kutanam di jiwa dalam-
dalam,
kutumbuhkan dalam mimpi
idealisme yang mengawang di
awan.

Tapi Rabbi…
Berbilang hari demi hari dan
kemudian tahun berlalu,
tapi aku masih juga tak
menemukan cinta tertinggi
untuk-Mu,
aku makin merasakan gelisahku
membadai
dalam cita yang mengawang,
sedang kakiku mengambang.
Hingga aku terhempas dalam
jurang dan kegelapan.

Allahu Rahiim, Illahi Rabbii,
perkenankanlah aku mencintai-
Mu semampuku.
Perkenankanlah aku mencintai-
Mu, sebisaku.
Dengan segala kelemahanku.
Ilaahi,
Aku tak sanggup mencintai-Mu
dengan kesabaran menanggung
derita.
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa
hingga Al-Mustafa.
Karena itu ijinkan aku mencintai-
Mu
melalui keluh kesah
pengaduanku pada-Mu,
atas derita batin dan jasadku,
atas sakit dan ketakutanku.

Rabbii,
Aku tak sanggup mencintai-Mu
seperti Abu Bakar,
yang menyedekahkan seluruh
hartanya
dan hanya meninggalkan Engkau
dan Rasul-Mu
bagi diri dan keluarganya.
Atau layaknya Umar yang
menyerahkan separo hartanya
demi jihad.
Atau Ustman yang menyerahkan
1000 ekor kuda untuk syiarkan
Dien-Mu.
Ijinkan aku mencintai-Mu,
melalui 100-500 perak yang
terulur
pada tangan-tangan kecil di
perempatan jalan,
pada wanita-wanita tua yang
menadahkan tangan
di pojok-pojok jembatan. Pada
makanan-makanan
yang terkirim ke handai taulan.

Illahi,
Aku tak sanggup mencintai-Mu
dengan khusyuknya shalat salah
seorang sahabat nabi-Mu,
hingga tiada terasa anak panah
musuh terhujam di kakinya.
Karena itu Ya Allah,
perkenankanlah aku tertatih
menggapai cinta-Mu,
dalam shalat yang coba kudirikan
dengan terbata-bata,
meski ingatan kadang melayang
ke berbagai permasalahan dunia.

Rabbii,
aku tak dapat beribadah ala
orang-orang shalih
atau bagai para hafidz dan
hafidzah yang membaktikan
seluruh malamnya untuk bercinta
dengan-Mu
dalam satu putaran malam.
Perkenankanlah aku mencintai-
Mu,
melalui satu - dua rakaat sholat
lailku,
atau sekedar sunnah nafilahku,
selembar dua lembar tilawah
harianku.
Lewat lantunan seayat dua ayat
hafalanku.

Yaa Rahiim,
aku tak sanggup mencintai-Mu
semisal para syuhada,
yang menjual dirinya dalam jihad
bagi-Mu.
Maka perkenankanlah aku
mencintai-Mu
dengan mempersembahkan
sedikit bakti
dan pengorbanan untuk
dakwah-Mu,
dengan sedikit pengajaran bagi
tumbuhnya generasi baru.

Allahu Kariim,
aku tak sanggup mencintai-Mu di
atas segalanya,
ijinkan aku mencintai-Mu dengan
mencintai keluargaku,
membawa mereka pada
nikmatnya hidayah
dalam naungan Islam, manisnya
iman dan ketabahan.
Dengan mencintai sahabat-
sahabatku,
mengajak mereka untuk lebih
mengenal-Mu,
dengan mencintai manusia dan
alam semesta.
Perkenankanlah aku
mencintaiMu semampuku, Yaa
Allah.
Agar cinta itu mengalun dalam
jiwa.
Agar cinta ini mengalir di
sepanjang nadiku.
Aamiin..

R E N U N G A N H A TI

Kadang aku jatuh cinta. Entah pada siapa. Hanya mencinta tanpa dicintai. Rindu pada sesuatu yang tak ada. Mungkin aku hanya mencintai rasa yang tumbuh, euphoria yang membuncah, bermain bersamanya, kemudian meninggalkannya jika bosan. Namun akan selalu kembali untuk mencintai. Aku tak juga jera mencinta.

Indah. Aku cinta diriku ketika aku jatuh cinta. Jiwaku benyanyi riang. Kehangatan menyelusup masuk dalam batinku. Duniaku mekar. Harum yang selalu kucari. Matahari hanya menyinariku. Hujan tercipta untukku, dan pelangi tersenyum padaku. Hanya aku. Langkahku ringan. Tidak, aku tak melangkah ketika jatuh cinta. Aku melayang bersama angin. Hinggap di tempat yang kusuka. Berpijak di tanah yang kuinginkan. Bersua dengan euphoria kembali dan melambaikan selamat tinggal pada luka. Tinggal di sana sampai aku ingin pergi. Lagi. Dan angin kembali menghantarku. Ia sahabatku yang paling setia.

Namun aku benci ketika aku tak mencinta. Aku hampa. Jiwaku terbang bersama angin tanpa diriku. Aku sendirian. Aku bosan. Aku kesepian menunggu kapan jiwaku kembali. Luka yang kutinggalkan kembali menyapaku. Membawa sakit menusuk. Merobek hati kosong yang ditinggalkan oleh jiwaku. Hanya dingin dan pedih yang dapat kurasakan. Aku ingin kehangatan itu kembali.

Jatuh cintaku manis. Memenuhi ruang yang kosong. Memanaskan darahku. Menyejukkan batinku. Aku selalu rindu jatuh cinta. Aku ingin terus jatuh cinta. Aku tak ingin tak lagi bisa mencinta.

Hanya saja, saat ini aku tak bisa mencinta. Jiwaku tengah berkelana seorang diri. Mungkin menemui sesosok jiwa lain dalam kehampaan yang ia tinggalkan untukku. Jika angin hendak menyampaikan, aku titip salam cinta untuk jiwaku yang tengah bercengkrama. Ketika jiwaku kembali, aku ingin ia bercerita tentang rendezvous-nya. Dan suatu saat nanti, angin akan kembali mengantarku. Dipandu oleh jiwaku. Bertemu jiwa yang sering bersua jiwaku dalam kehampaan. Namun kali ini aku berjumpa tidak dalam kehampaan, melainkan dalam kehangatan cinta. Aku hinggap di sampingnya dan tak lagi pergi. Angin hanya menghantarku sekali jalan. Tak membawaku pulang. Lalu, akankah aku berhenti jatuh cinta?

LANGKAH-LANGKAH SETAN MENELANJANGI WANITA

Setan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan. Setan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian muslimah. Berikut ini tahapan-tahapannya.

I. Menghilangkan Definisi Hijab

Dalam tahap ini setan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekedar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar'i, pakaian ya pakaian, apa pun bentuk dan namanya.

Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai.

Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar'i (identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekedar mode. Biarpun hidup kapan saja dan di mana saja, maka hijab syar'i tetap dipertahankan.

Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka setan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?

Pertama, Membuka Bagian Tangan

Telapak tangan mungkin sudah terbiasa terbuka, maka setan membisik kan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan). "Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan setan. Dan benar sang wanita akhirnya memakai pakain model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki yang melihat nya juga biasa-biasa saja. Maka setan berbisik, "Tuh tidak apa-apa kan?"

Kedua, Membuka Leher dan Dada

Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan untuk membisikkan hal baru lagi. "Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu." Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekedar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak gerah. Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya bagian kecil saja yang terbuka.

Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka bagian leher dan dadanya dari yang model setengah lingkaran hingga yang model bentuk huruf "V" yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian sensitif lagi dari dadanya.

Ketiga, Berpakian Tapi Telanjang

Setan berbisik lagi, "Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. "Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang," setan memberi ide baru.

Maka tergodalah si wanita, di carilah model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. "Nggak apa-apa kok, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin," begitu dia menambahkan. Walhasil pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat 'ariyat (berpakaian tetapi telanjang).

Keempat, Agak di Buka Sedikit

Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka setan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, "Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?" Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik."

Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih enak dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil. "Yah tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy," katanya.

Inilah tahapan awal setan merusak kaum wanita, hingga tahap ini pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya model, corak, potongan dan bahan saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar'i yang sebenarnya. Maka kini mulailah setan pada tahapan berikutnya.

II. Terbuka Sedikit Demi Sedikit

Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampakkan bagian aurat tubuhnya.

Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit.

Setan Berbisik kepada para wanita, "Baju panjang benar-benar membuat repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki." Ini baru agak longgar. "Oh ada yang kelupaan, kalau kamu bakai baju demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap menamakannya dengan jilbab."

Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini buru-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan sepatu hak tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan suara yang menarik perhatian orang.

Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis

Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka setan kembali berbisik, "Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja." Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis."

Benar-benar bisikan setan dan hawa nafsu telah menjadi penasehat pribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan setan dalam jiwanya dia turuti. Maka terbiasalah dia mema-kai pakaian yang terlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi.

Ketiga, Terbuka Seluruh Betis

Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun buru-buru bisikan setan dan hawa nafsu menyahut, "Ah jelas enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya."

Tetapi… apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki," gumamnya. "Fitnah? Ah itu kan zaman dulu, di masa itu kaum laki-laki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berbeda, kini kaum laki-laki kalau melihat bagian tubuh wanita yang terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja model pakaian di sana-sini, dari yang di emperan hingga yang yang bermerek kenamaan, seperti Kristian Dior, semuanya menawarkan model yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikuti model itu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman."

Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia kenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya setan melancarkan tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.

III. Serba Mini

Setelah pakaian yang menampak kan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain. "Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah."

Maka akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian punggung nya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berlibur, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, sore, musim panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba.

Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh setan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian paling rawan saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan "bikini". Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na'udzu billah bisikan setan berhasil, tujuannya tercapai, "Menelanjangi Kaum Wanita." Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan laki-laki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu" Setan tak mau ambil resiko.


Penutup

Demikian halus, cara yang digunakan setan, sehingga manusia terjerumus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sangat sulit bagi kita untuk mengatasinya.

Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyeng-sarakan, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a'lam bis shawab.

M E N Y E M P U R N A K AN I M A N

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan shalat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do’a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

“Sebarkanlah walau satu ayat pun” (Sabda Rasulullah SAW) “Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Surah Al-Ahzab:71)

Jadikanlah Semua Aktifitas Hidup Kita Menjadi Ibadah

Sahabat, Selagi jantung masih berdetak, mari kita pergunakan sisa waktu umur kita dengan sebaik-baiknya sebelum penyesalan itu datang. Sebaik-baiknya umur bukan panjang atau pendeknya, namun seberapa banyak umur kita dipergunakan untuk ibadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Mari kita pergunakan waktu kita untuk ibadah. Ibadah bukan berarti diam. Segala sesuatu yang diniatkan di jalan Allah Subhanahu Wata’ala adalah ibadah, seperti bekerja, menuntut ilmu, bepergian, makan dan minum, tidur dan lain sebagainya. Ibadah wajib ataupun yang sunnah, ibadah ada yang diatur waktu dan tempatnya tapi juga ada yang tidak dibatasi ruang dan waktu, dimanapun dan kapanpun kita bisa melakukannya yaitu segala aktifitas hidup kita sehari-hari. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memanjangkan umur kita dengan umur yang dipenuhi dengan ibadah kepadaNya, Amin.

Sepuluh penyebab DO'A kita tidak terkabul

1. “Kalian mengenal Alloh SWT, tetapi tidak memenuhi hak-Nya.”
2. “Kalian membaca Al-Quran tapi tidak mengamalkan isi-Nya.”
3. “Kalian mengaku cinta kepada Rasululloh, tetapi sunah-Nya ditinggalkan,”
4. “Kalian mengaku memusuhi syetan, tetapi mematuhi dan menyetujuinya.”
5. “Kalian mengaku ingin masuk surga, tetapi tidak mau beramal untuk [meraih]-nya.”
6. “Kalian mengaku ingin selamat dari api neraka, tetapi menjerumuskan diri kalian sendiri kedalamnya.”
7. “Kalian sibuk memeikirkan dan mengurus aib saudara kalian, tetapi tidak melihat aib diri sendiri.”
8. “Kalian memerintah kepada manusia untuk berbuat baik, tetapi melupakan diri sendiri.”
9. “Kalian memerintahkan orang lain untuk mengeluarkan zakat, tetapi engkau tidak mengeluarkannya.”
10. “Kalian ikut menguburkan orang yang meninggal, tetapi tidak mengambil pelajaran dari peristiwa itu.”

C I N T A ..lagi

Cinta seperti angin … dirasakan atau tidak dia memberikan kehidupan kepada semua mahluk di bumi ini. Seperti angin Cinta tidak pernah senang untuk dirasakan dan tidak kecewa bila diabaikan. Dia ikhlas dan hanya memberi kita kehidupan.

Cinta Seperti Air … setia mengalir melewati semua rintangan dan celah kehidupan. Dia tak pernah mengeluh apa yang datang padanya… Dia selalu setia memberikan kehidupan tak pernak menyesalkan seburuk apapun perjalanannya ikhlas..mengalir hingga sampai samudera.. luas

Cinta itu ada walau kadang kita menampikannya dan tetap ikhlas dalam keangkuhan dan Ego

Rintihan Hati

Ya Robby, diri ini terlalu kotor diri ini untuk menyebut MU.Dengan semua yang telah aku perbuat dalam hidupku.

Tapi pada siapa aku harus menghambakan jiwa ini di sudut bumi yang kian memanas? Kemana lagi harus kugantung resah ini di sisi hidup yang kian tak bermakna.Diri ini masih lemah melawan ego dan nafsu yang begitu indah saat syaithan dan iblis membisikannya,hinnga sering kali nurani memperingatkanku  "itu hanya keindahan dan kenikmatan sesat yang sesaat yang pada akhirnya ..menjerumuskanku kepada penderitaan panjang yang tak ber ujung"

Cintaku ternyata sebatas syahwat semata,bukan Cinta karena MU
Kebaikanku  justru menjadi pamrihku terhadap sesama,bukan keikhlasan utk  meraih Ridho MU
ketaatan ku hanya utk meraih pujian bukan utk mendekati MU
aku tetap resah dengan apa yg ku miliki karena memang aku telah tertutup  oleh tipu daya akan nafsu dunia

aku cemburu pada mereka yng memiliki cinta yang engkau sucikan,
 Aku cemburu pada mereka yang hatinya Kau tetesi hidayah, aku cemburu pada mereka yang kekayaanya terlapisi berkah dan aku teramat cemburu pada mereka yang kehidupannya disinari Iman. Aku ingin seperti mereka, Ya Allah, Aku ingin, meski terlalu kecil jiwa ini di hadapanMu. terlalu hina diri ini di kakMU. dan terlalu jauh hati ini dari TangnMu. Engkaulah pemilik segala yang ada di bumi dan langit ini.