Jumat, 17 Agustus 2012

Puisi Cinta Kekasih Tak Kan Bisa Melupakanmu


 
 Jujur ku katakan kepada mu
aku sayang kamu
Aku mencintaimu setulus hati ku
Bagi ku hanya kaulah penerang hidupku

T’lah berulang kali ku coba
Mencari pengganti dirimu
Membuka hati untuk yang lain
Namun semua sia-sia
Dan ternyata cinta ini hanya untuk mu

Mungkin memang aku yang bersalah
Karna ku tak pernah menjadi seperti apa yang kau mau
Andai ku memahami dirimu lebih dari segalanya
Pasti kau dan aku akan bersama selamanya
Tapi kini kau pergi tinggalkan aku
………….
Salah kah aku tak bisa menjaga hatimu di hati ku
Salah kah aku tak memahami dirimu
…………
Kini aku kan melupakan mu
Aku kan mencoba membuka hati tuk yang lain
Aku terus mencoba dan terus mencoba melupakanmu
Namun aku tetap tak bisa
Karma Hanya hati mu yang kini ada dihatiku
Sampai kapanpun kau kan selalu dihati ku
Dan sampai kapan pun aku tak kan bisa melupakanmu

hebta nya cinta ku hehehe




 Pernahkan kamu merasakan, bahwa kamu mencintai seseorang
meski kamu tahu ia tak sendiri lagi?
Dan meski kamu tahu cintamu takkan berbalas,
tapi kamu tetap mencintainya?
Pernahkan kamu merasakan, bahwa kamu sanggup melakukan apa saja
demi seseorang yang kamu cintai meski kamu tahu, ia takkan pernah peduli? Ataupun ia peduli dan mengerti tapi ia tetap pergi?
Pernahkan kamu merasakan Hebatnya Cinta?
tersenyum kala terluka, menangis kala bahagia,
bersedih kala bersama, tertawa kala berpisah?
Aku pernah tersenyum meski kuterluka,
karena kuyakin Allah tak menjadikannya untukku
Dan aku pernah menangis kala bahagia,
karena ku takut kebahagiaan cinta ini akan sirna begitu saja
Aku pernah bersedih kala bersamanya,
karena ku takut aku akan kehilangan dia suatu saat nanti
Dan aku juga pernah tertawa saat berpisah dengannya,
karena sekali lagi “cinta tak harus memiliki”
dan aku yakin Allah telah menyiapkan cinta yang lain untukku
Aku tetap bisa mencintainya, meski ia tak dapat kurengkuh dalam pelukanku,
karena memang cinta ada dalam jiwa, bukan dalam raga.

Ku Suka Kamu




 
Dalam dO’a aq meminta agar aq dan dia  biSa kenal lebih deket, lebih akrab bahkan dengan status bukan hnya sebagai senior dan junior. Tapi kenyataan q terjadi pada q sekarang ini malah hal yang tak pernah q bayangkan sebelumnhya. Aq deket sama orang lain yang sebenarnya belum lama aq kenal. Meski begitu tak tau mengapa aq dan aq nyambung banget klo da ngobrol, kaya’ udah saling kenal selama bertahun-tahun. Entah ertanda apakah semua ini ? aq juga bingung sendiri padahal aq orangnya tak mudah akrab dengan siapapun dengan orang yang baru q kenal.

Aq ngerasa kurang adil ja dengan kenyataan ini, apa yang q harapkan, apa yang q inginkan, dan apa yang q harap kan seolah akan bisa q dapatkan dalam aktu yang relative singkat. Yang masalah buat aq adalah….
kenapa harus orang itu ??
kenapa gx dia yang q suka, dia yang kagumi, dia yang q naksir dan dia yang q cinta yang bisa buat aq ketawa dan buat q merasa terlibur ?
Kenapa harus orang lain tak sama sekali tak q sayangi ?
Apakah do’a Q akan terkabul tai yang d’berikan untuk q bukan orang yang sudah q pilih dan q simpan dalam hati ini ?
Salahkah jika aq ingin dapatkan cinta dari seseorang yang sangat istimewa didalam hati q ?

Minggu, 05 Agustus 2012

Dengan Allah

Bismillah...


 
Kuasa Allah yang membolak-balikkan hati
Saat taat dan ibadahpun semangat
Saat lengah dan ibadahpun melemah
Saat kosong dan tiada harapan menyongsong
Saat daya terasa hampa

Kuasa Allah adalah segalanya
Pada titik terlemah
Pada kekakuan hati
Ingatlah DIA meski sedikit, meski sedetik
Semoga yang sedikit dan sedetik
Adalah bibit mekarnya iman
Hingga langit ketujuh

Benar hanya Allah dan memang hanya Allah
Tak akan sepi
Meski sendiri disini
Keramaian doa yang dihaturkan
Memenuhi keindahan hati ini

Ya, doa itu menjadi penyemangat
Bahasa cinta seorang hamba
Tanda kekuatan dari Sang pencipta

Tiada batas, tiada sekat
Dengan Allah

Penuhi hati kami dengan cintaMU
Agar kelapangan selalu hadir
Agar keindahan selalu tampak
Bagaimanapun, dimanapun


Allahua'lam

Tentang Kita Dan Allah






































Jika kita tersenyum dengan kebahagiaan
Mungkin dengan kesedihan
Kita bisa belajar menyambutnya dengan senyum
Senyum termanis
Pada keindahan takdir Illahi

Keindahan mengalirnya airmata
Pengakuan kekerdilan hamba
Bahwa memang tiada daya dan upaya
Bahwa semua milik-NYA

Allah yang mencipta segala
Bukan hanya suka yang membuat lena
Juga duka yang menciptakan daya

Bagaimana kita, biar Allah pemberi makna
Baik dan buruk semoga menjadi hikmah
Allah Maha Pengasih
Allah Maha Penyayang
Selalu memberi, selalu menyayangi

Hanya tentang kita dan Allah

Cerita Indah Namun Tiada Arti, Really?


 
 Bila kamu sedang putus cinta (dari sang pacar tentunya), maka dunia yang tadinya seindah dalam lukisan akan menjadi abu-abu tak berwarna. Cinta yang sebelumnya sangat diagungkan akan sekejap mata akan berubah menjadi objek cacian.
Dan bertebaranlah playboy-playboy cap kadal yang suka mengatakan cinta kepada wanita. Ia tahu wanita adalah makhluk yang senang dipuji dan diperhatikan (sepertinya tidak semua, semoga).
Tidak akan lagi aku mengenal cinta. Tidak akan lagi aku mau berhubungan dengan pria. Semua pria sama. Sama-sama tidak punya perasaan, selalu mempermainkan wanita.
Wuihh dahsyat sekali kata-katanya. Seakan-akan ada wonder woman baru yang bermunculan dan merasa tidak membutuhkan pria sama sekali.  Padahal di lain pihak, masih banyak wanita yang sedang menanti pangeran impiannya hadir. Padahal sejatinya wanita membutuhkan tempat bersandar. Ya, sehebat apapun wanita secara fisik.
Jadi siapa yang patut disalahkan dengan fenomena seperti itu?
Kemudian menyebarlah kepanjangan dari kata cinta yaitu cerita indah namun tiada arti. Hmmm, really?
Jika cinta itu berwujud, ia pasti akan marah besar. Menjadi kambing hitam akan kebobrokan zaman. Menjadi alasan demi terciptanya musibah besar. Menjadi pembenaran untuk sebuah kemaksiatan. Saat senang ia diingat dan diagungkan. Ketika sedih, ia menjadi korban oleh pelaku yang merasa dianiaya oleh cinta.
Padahal cinta adalah indah, selalu indah. Cinta itu suci selalu suci dan hanya hadir pada saat yang suci. Penciptanya saja Maha Indah, Maha Suci. Lalu mengapa kemudian ciptaanNya menjadi tidak suci dan tidak indah hanya karena perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab??
Kalau melihat contoh yang “gagal”, bisa saja mengatakan seperti itu. Bisa saja saya, dia, kalian atau mereka adalah contoh yang gagal. Gagal yang berarti pernah merasakan cinta yang salah. Pernah menikmati gula-gula masa pacaran yang sejatinya gula-gula itu hanya semu. Tapi lebih baik gagal untuk menuju keberhasilan dibanding gagal dengan terus menerus dan merasa bahwa apa yang dijalani itu benar (meskipun sebenarnya tidak).
Cukup merasakan setitik pahitnya empedu dan berganti manisnya madu. Berarti kita memiliki lidah yang berfungsi secara normal. Namun jika empedu itu tetap terasa nikmat di lidah meskipun berkali-kali kita meludah namun tetap saja mengecapnya, Maka siapa yang perlu disalahkan? Apakah sebuah lidah yang hanya anggota tubuh ataukah kita yang menjadi panglimanya?
Lidah ibarat sebuah cinta. Maka bukan cinta itu yang salah tapi seseorang (entah siapa). Yang pasti jika ada cerita Romeo dan Juliet yang kisah cintanya berakhir tragis atau kisah cinta seorang cerdas yang bernama Qais kepada Laila hingga ia dijuluki Majnun (tidak waras), bukanlah cinta yang patut dipersalahkan. Sekali lagi bukan. Dan selamanya bukan.
Jika menilik keindahan cerita Rasulullah Muhammad dengan ibunda Khadijah, mungkin bisa kita jadikan tauladan. Cinta yang suci (karena Allah semata). Bukan cinta berdasarkan harta. Bukan cinta yang menyebabkan seseorang berubah dari raja menjadi budak. Bukan cinta yang melenakan hingga melalaikan hati. Cinta yang diawali dengan niat hanya karena Allah. Dan selanjutnya menjadi ibadah-ibadah yang tiada ternilai oleh dunia. Meskipun kisahnya terkadang tertutupi oleh kisah cinta imaji mengenai putri salju, Cinderella dan semacamnya yang sudah bisa merasakan “cinta” tanpa ada ikatan sebelumnya. Yakinlah itu hanya cerita fiktif dan kita hidup di dunia nyata.
Dalih cinta yang begitu beragam. Cerita cinta yang bertebaran. Jika tidak benar-benar menelaah, maka akan lebih banyak pembenaran pada cinta yang salah.
Oh cinta. Kau tak berwujud namun kau adalah impian setiap insan. Karena dengan cinta semua indah (cinta tanpa nafsu). Dengan cinta semua bermakna. Dunia damai dengan cinta. Cinta mampu mengubah keterpurukan menjadi timbunan semangat. Cinta mampu membuat kelemahan menjadi kekuatan.
Jangan melelahkan diri mencari cinta. Dekati saja dulu Sang Pembuat Cinta, Sang Pemilik Cinta. Biarkan Dia menghadiahkan kita cinta yang indah. Insya Allah.
Allahua’lam.

Tak bosannya membahas tentang cinta

Sabtu, 14 Juli 2012

AKU JATUH CINTA PADA NYA HEHEHEH

Awalnya tak mengerti apa yg sedang kurasakan
Segalanya berubah dan rasa rindu itu pun ada
Sejak kau hadir di setiap malam di tidurku
Aku tahu sesuatu sedang terjadi padamu

Sudah sekian lama ku alami pedih putus cinta
Dan mulai terbiasa hidup sendiri tanpa asmara
Dan hadirmu membawa cinta sembuhkan lukaku
Kau berbeda dari yang ku kira

Aku jatuh cinta kepada dirimu
Sunguh sungguh cinta oh apa adanya
Tak pernah ku ragu namun tetap selalu menunggu
Sungguh aku jatuh cinta kepadamu

Coba-coba dengarkan apa yang ingin aku katakan
Yang selama ini sungguh telah lama terpendam
Aku tak percaya membuatku tak berdaya
Tuk ungkapkan apa yang kurasa

Kadang aku cemburu, kadang aku gelisah
Seringnya ku tak tentu lalui hariku
Tak dapat ku pungkiri hatiku yang terdalam
Betapa aku jatuh cinta kepadamu

CINTA KU BERAWAL DARI FACEBOOK

Sekarang aku harus seneng apa ga?? Karena aku sekarang sudah punya tambatan hati yang baru setelah sekitar 6bulan aku menjomblo, yang menjadi penyebab masalahnya adalah aku dan dia menjalin hubungan karena sekarang dia tinggal diPONDOK untuk disebuah disana, awal aku jadian dengannya hanya iseng belaka, karena penyakit kegilaan n keisengan aku yang teramat keterlaluan.
Aku mengirimkan sebuah hubungan berpacaran difacebook, dan tanpa aku duga diterima, padahal awalnya aku kira  tolak   eee ga taunya dikonfirm, dan sekarang yg mebuat aku bingung adalah status hubungan ini serius apa ga?? Aku tanya ke dia jawabnya serius, tapi ga tau nyatanya. Dan yang bikin aku ragu bukan dia melainkan diriku sendiri, aku ragu dengan hubungan ini, jika aku serius takutnya dia ga serius. Dan jika dia serius aku malah hanya main-main.
Setiap aku bertanya padanya dia selalu jawab “aku serius sayang” . dan yang membuat aku sedikit percaya kepadanya adalah dia  peratian ama ana gitu kata seseorang jika kamu ragu maka jangan lakukan hal itu, jika kamu percaya maka teruskanlah apa yang ada disana. Mungkin sekarang aku hanya ingin menguatkan hatiku untuk berusaha percaya kepadanya. Dan tetap melanjutkan hubungan ini, seperti pribahasa biarlah berlalu seperti mengalirnya air.  hahahah  apakah u serius  cinta sayaang ama ana ,, klu u serius ana jga serisu  ampe NIKAH  ,,
Andai jatuh cinta boleh memilih, tentu aku tidak akan memilih jatuh cinta.” (Ibnul Qayyim al-Jauziyah)
Mmm kenapa??
mungkin karena lebih banyak melalaikan-NYA, daripada mengingatkan kepada-NYA!!
Cinta Sejati itu menyembuhkan dan bukan menyakitkan.. namun tak jarang juga kita terjebak dalam cinta manusia, menjadikan cinta yang hakikatnya adalah menjadi baik dan mulia, kini malah membuahkan sakit dan gundah gulana..
Ada satu kata yang sering jadi trend topic masa kini, GALAU.. namun ketika kita ditanya mengapa galau?? jawabnya hanya berkisar pada dunia.. galau karena putus cinta, galau karena punya dan tidak punya pacar, galau karena banyak utang, galau karena pekerjaan numpuk, dan species serupa yang ada..
Coba renungkan bersama, dalam al-Qur’an ALLAH berfirman “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-KU, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit” (QS. Thaahaa: 124)
Saat ditanya kepada diri,,
tentang galau yang menyelimuti hati..
Ingatlah tentang hari-hari,,
dimana kita sering berpaling dari peringatan ALLAH ilahi Rabbi..
sehingga ALLAH lantas menyulitkan hidup di bumi,,
dan menggalaukan jiwa menjadi sepi..
Kadang saya bingung,, banyak insan yang mengobral nafsunya atas nama cinta, bahkan ada yang mengaku mencintai seseorang karena ALLAH sebagai simbol untuk memperjuangkan ISLAMISASI PACARAN (“ana uhubbuki fillah” katenye)..
padahal dalam al-Qur’an dan hadist, mana ada yang namanya pacaran???!! katanya cinta karena ALLAH.. bangunin shalat malam, bertanya “udah sholat blom??”, atau bilang “hari ini jangan lupa puasa ya ukhti..” tapi di samping itu eeeehhh kok masih berani melakukan hal-hal yang dimurkai ALLAH?? pandang-pandanganlah, berdua-duanlah, bahkan ada yang mengabaikan panggilan adzan hanya karena si doi lagi nelfon, de-el-el-deh.. -smg kita tidak termasuk di dalam pelaku kegiatan ini-
sooo,, apakah hal di atas dapat dikategorikan cinta karena ALLAH???
Berkata cinta karena ALLAH, tak jarang masih terjebak dalam syirik cinta. Mari tafakkuri ayat berikut >> “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain ALLAH; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai ALLAH” (QS. al-Baqarah : 165)
Sering dari kita sakit karena cinta manusia, tapi saat jauh dari ALLAH, merasa tenang dan berleha. Termasuklah ia syirik dalam cinta..  -na’udzubillaah-
Lantas.. bagaimana jika kita ingin bangkit dan bangun dari rasa sakit, gundah gulanah dan juga galau yang menyempitkan ruang di hati, agar cinta yang fitrah kita rasakan tetap bernilai di sisi ilahi??
*
. (sebenarnya) Istilah MOVE ON itu sudah lama diterapkan, yaitu sejak zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan istilah HIJRAH yang artinya “berpindah ke yang lebih baik”..
Sering, kita mengidentikkan kata Move On itu dengan “Melupakan”..

Bohong Yang Boleh-Boleh Saja

بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْمنِ الرَّØ­ِيمِ

“Kullil haqqa walau kaana murran..!!”
Katakanlah kebenaran walau itu pahit.. :)
Bohong adalah bohong,
dan bohong yang baik itu sama sekali tidak ada..
Pada dasarnya, hukum tentang berdusta atau berbohong adalah haram, bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggolongkan mereka yang berdusta ke dalam golongan orang-orang yang berkarekteristik munafik, sebagaimana dalam sabda beliau “Empat hal jika semuanya ada pada seseorang ia adalah munafik semurni-murninya munafik. Jika satu di antara yang empat itu ada pada dirinya maka padanya terdapat saru sifat kemunafikan hingga ia dapat membuangnya; Jika berbicara ia berduta, jika diberi amanah ia khianat, jika berjanji ia melanggar dan jika membantah ia berbohong.” (HR. Bukhari-Muslim)
Banyak tertawa dapat mematikan hati, sehingga berdusta demi membuat orang tertawa juga tidak diperbolehkan. Karena tidaklah kita temui orang yang paling banyak tertawa kecuali dia adalah orang yang paling jauh dari al-Qur’an.
Dari Bahzi bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya radhiallahu ‘anh, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Celaka bagi orang yang berdusta untuk membuat tertawa suatu kaum. Celaka baginya kemudian celaka baginya!” (Diriwayatkan oleh rawi yang tiga dengan sanad yang kuat)
Hadist ini hasan. Al Manawi berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad Abu Daud, Tirmidzi, dan Al Hakim dari hadist Mu’awiyah bin Haidah. Hadist ini dinyatakan hasan oleh At-Tirmidzi, dan dikuatkan oleh Al Mundziri serta Ibnu Hajar.” Ibnu Hajar berkata, “Hadist ini diriwayatkan oleh rawi yang tiga dengan sanad yang kuat.”
Dalam buku Penjelasan Hukum dari kitab Bulughul Maram – Abdullah bin Abdurrhaman Al Bassam – dijelaskan bahwa :
Hadits ini berisi ancaman yang keras terhadap orang-orang yang berdusta, supaya orang yang mendengarnya tertawa. Terdapat beberapa dailil-dalil tentang keharaman berdusta, diantaranya, firman ALLAH Ta’ala “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai kemampuan tentangnya.” (QS. al-Israa : 36) demikian juga dalam firman-NYA, “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf : 18)
Diriwayatkan dalam Ash-Shahihaini dari hadist Ibnu Mas’ud, beliau mengatakan bahwa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya kedustaan membawa seseorang kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan menjerumuskan seseorang ke dalam neraka. Sesungguhnya orang yang terus berupaya berdusta, maka dicatat ALAH sebagai seorang pembohong.”
Akan tetapi meski pada dasarnya, berbohong hukumnya haram, tetapi dalam keadaan tertentu, Islam memberikan kelonggaran. An-Nawawi berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya asal dari dusta adalah haram, tetapi dibolehkan dalam beberapa perkara, yaitu :
  • Setiap perkara terpuji yang mungkin meraihnya tanpa harus berdusta, maka diharamkan berdusta pada perkara tersebut.
  • Jika tidak mungkin meraih perkara terpuji itu tanpa berdusta, maka dibolehkan berdusta mendapatkan hasil perkara tersebut.
  • Kemudian jika perkara tersebut adalah hal yang mubah dan tidak mungkin meraihnya kecuali dengan berbohong, maka berbohong pada kondisi ini merupakan sesuatu yang mubah.
  • Tetapi jika perkara itu merupakan sesuatu yang wajib, maka diwajibkan berdusta pada kondisi ini.

Merasa Do’a Kita Tidak Pantas Dikabulkan — lalu Mengapa Berdo’a??

بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْمنِ الرَّØ­ِيمِ

ALLAH Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an:
“Dan Tuhanmu berfirman : Berdoalah kepada-KU, niscaya akan KU-kabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-KU akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. al-Mu’min : 60)
kebanyakan dari kita,
berdo’a kepada ALLAH, selalu berharap harap do’a kita tersebut dikabulkan..
namun sering juga,
kita sendiri TIDAK YAKIN kalau do’a yang kita panjatkan akan terkabul,
mari bersama-sama muhasabah dari sini!!
entah keraguan itu dari mana datangnya,,
apa kita merasa do’a kita tidak pantas dikabulkan — lalu mengapa kita berdo’a kalau gitu??
atau mungkin,,
kita ragu pada ALLAH yang akan mengabulkan do’a kita — jika ini alasannya, maka nampaknya ini adalah masalah IMAN (ragu pada janji dan kuasa ALLAH Azza wajalla)
bukankah pada ayat diatas ALLAH telah menegaskan,,
“Berdoalah kepada-KU, niscaya akan KU-kabulkan bagimu”!!!
bahkan dalam ayat lain, ALLAH Ta’ala juga berfirman:
“Dan apabila hamba-hambaKU bertanya kepadamu tentang AKU, maka sesungguhnya AKU dekat. AKU mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila dia berdoa kepada-KU. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-KU dan beriman kepadaKU, agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS. al-Baqarah: 186)
ada hal yang harus segera kita ubah dalam berdo’a pada ALLAH,,
kita harus menyakini bahwa ALLAH pasti akan mengabulkan do’a hamba-hambaNYA,,
jangan ragu akan kuasa dan janji ALLAH,
karena Dia Maha Berkuasa atas segalanya..
Suatu hari semua penduduk desa berdoa memohon hujan,
dan pada hari ketika semua orang berkumpul untuk berdoa,
hanya satu anak laki-laki yang membawa payung, “itulah IMAN”..
coba lihat!!
betapa banyak orang yang berdo’a agar hujan turun,,
tapi cuman satu orang anak yang yakin kalau ALLAH pasti mengabulkan do’anya,,
betapa kita selalu berdo’a,,
tapi keraguan akan do’a kita terkabul itu selalu ada,,
padahal sudah jelas,, salah satu syarat terkabulnya do’a adalah IMAN atau keyakinan yang teguh akan kekuasaan ALLAH..
Berdo’alah!!
karena ALLAH begitu dekat pada orang yg berdo’a dan selalu berprasangka baik (husnuzhon) kepada-NYA..
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka janganlah ia mengatakan : ‘ya ALLAH, berilah ampunan kepadaku jika engkau menghendakinya’,Namun hendaknya meneguhkan hati (akan apa yang dimintanya)” (H.R Bukhari Muslim)
“Berdoalah kepada ALLAH dalam keadaan kalian yakin doa kalian akan dikabulkan, ketahuilah sesungguhnya ALLAH tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan le­ngah.” Hadits riwayat At-Tirmidzi (3479) dan Al-Hakim (493/1) dari Abu Hurairah. Silahkan lihat Shahih Sunan At-Tirmidzi (2766)
Wallahu ‘alam bishawab

Bidadari Harapan Ummat

Untukmu Mahasiswi Tercinta..
Untukmu Saudari Pendidik..
Untukmu Ibu yang Sabar nan Penyayang..
Aku, kamu, kita semua, merupakan tempat buaian calon-calon orang-orang besar,
al Umm Madrasatul Ula, madrasah pertama bagi para pemimpin dan orang-orang jenius..
Aku, kamu, kita semua, merupakan kebanggaan zaman,
pondasi bangunan dan benih masyarakat..

Aku, kamu, kita semua, adalah Bidadari Harapan Ummat!
melalui keshalihanmu, masyarakat seluruhnya menjadi baik
segenap generasi merasakan ketentraman..
namun,, ingatlah akibat penyimpanganmu -semoga ALLAH menjauhkannya-
eksistensi umat dapat runtuh dan bangunannya tak kokoh..
Aku, kamu, kita semua, adalah tulang punggung bangunan
yang menjadi landasan sendi-sendi kebaikan
tapi dalam waktu yang sama juga, engkau adalah aral yang mengakibatkan hancurnya cita-cita besar bila menyimpang dari jalan..
Wasapadalah,, ukhtiku!!!
‘Mereka’ -yang bertopeng manusia, berhati iblis-
memanggilmu, merayumu dengan mode, trend busana,
kebebasan, cinta, kecantikan, seni dan perhiasan, berbagai istilah yang menggoda kaum wanita..
Padahal hakikatnya semua hanyalah jerat busuk dan perangkap
yang mencoreng kesucianmu, mecabik rasa malumu, menodai kemuliaanmu, mengotori kehormatanmu, membunuh keperwiraanmu dan menggoyang akidahmu..
Kemudian akhirnya, mereka mencampakkanmu di kubangan lumpur kehinaan, lubang kejahatan dan kengerian kebinasaan..
Berhati-hatilah, saudari-saudariku..
Sadarlah, saudari-saudariku..
Waspadalah selalu!!
Jangan sampai tertipu sebutan-sebutan kosong dan istilah-istilah mentereng serta populer, yang sungguh hanyalah kesemuan sesaat saja..
Bila tidak ada kehati-hatian dalam bertaqwa,
maka kata ‘menyesal’ lah yang ada..
saat dimana penyesalan lagi tiada guna..
saat dimana kita berteriak minta tolong, namun tak mendapati orang yang sudi mengulurkan tangan untuk kita..
Oh..Akhwat,,
Hidup memang tak selamanya nikmat
Kadang ringan kadang juga terasa berat
Tapi teruslah Istiqomah dikau di setiap saat
Karena engkaulah.. BIDADARI HARAPAN UMMAT!!
#saya  MUKHTAR BOLI MARAN ’ yakin,,
–Bidadari itu ada di Bumi, dialah Wanita Sholehah–

Rabu, 11 Juli 2012

Y Allah ana titipkan dia kepada Mu

Ya Rabb…
Ku titipkan dia kepada_Mu,
Dia, separuh jiwaku..yang nama dan keberadaanya masih Kau rahasiakan..
Jika dia membutuhkanku..
Izinkan aku melakukan sesuatu untuknya…
... Tegarkan dia ,Jika dia dirundung duka

Ya Allah…
Jagailah dan lindungi dia untukku,,
Hingga pada suatu saat nanti atas izin_Mu
kami bisa dipertemukan…

Aamiin Ya Rabb..

bangun solt subuh yuk

Assalamualaikum wr.wb,
banguuun....saudaraku.....mari kita siap2 tuk melaksanakan solat tahajud ....mohon fbnya ditinggal dulu ...ntar dilanjut..bagi sdrku yg blum tidur...bisa melaksanakan sholat sunnah lainnya...jngan lupa tambah witir boleh 1, 3, rakaat...drpd mbajir hidup kita yang akhirnya kecewa. wassalam
Note : MENGINGAT MATI
“Dahulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur. Sekarang berziarahlah kalian ke kubur, karena ziarah kubur dapat melembutkan hati, membuat mata menangis dan mengingatkan kematian dan jangan berkata hujron.” (HR. Ahmad: 3/237), al-Hakim: 1/532. Sanadnya hasan sebagaimana ditegaskan oleh Syaikh al-Albani dalam Ahkamul Jana’iz hal. 229)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hujron adalah perkataan yang batil.” (al-Majmu’ 5/301)
... Imam Ahmad bin Abdurrahman al-Maqdisi rahimahullah mengatakan, “Ketahuilah, orang yang tenggelam dan terlena dengan dunia, maka hatinya akan lalai dari mengingat mati, dia tidak mengingatnya. Andaikan ingat, dia akan benci dan lari darinya. Orang yang semacam ini, ingat mati tidak membawanya kecuali bertambah jauh dari Allah.” (Mukhtashor Minhaj al-Qashidin hal. 482)

bangun solt subuh yuk

Assalamualaikum wr.wb,
banguuun....saudaraku.....mari kita siap2 tuk melaksanakan solat tahajud ....mohon fbnya ditinggal dulu ...ntar dilanjut..bagi sdrku yg blum tidur...bisa melaksanakan sholat sunnah lainnya...jngan lupa tambah witir boleh 1, 3, rakaat...drpd mbajir hidup kita yang akhirnya kecewa. wassalam
Note : MENGINGAT MATI
“Dahulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur. Sekarang berziarahlah kalian ke kubur, karena ziarah kubur dapat melembutkan hati, membuat mata menangis dan mengingatkan kematian dan jangan berkata hujron.” (HR. Ahmad: 3/237), al-Hakim: 1/532. Sanadnya hasan sebagaimana ditegaskan oleh Syaikh al-Albani dalam Ahkamul Jana’iz hal. 229)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hujron adalah perkataan yang batil.” (al-Majmu’ 5/301)
... Imam Ahmad bin Abdurrahman al-Maqdisi rahimahullah mengatakan, “Ketahuilah, orang yang tenggelam dan terlena dengan dunia, maka hatinya akan lalai dari mengingat mati, dia tidak mengingatnya. Andaikan ingat, dia akan benci dan lari darinya. Orang yang semacam ini, ingat mati tidak membawanya kecuali bertambah jauh dari Allah.” (Mukhtashor Minhaj al-Qashidin hal. 482)

SUARA Hati Penuntut Ilmu

Inilah nasehat dari hati ke hati, dari hati yang penuh dengan kesedihan dikarenakan fenomena permusuhan, perdebatam, celaan dan saling menghajr di antara para penuntut ilmu
Dari hati yang penuh dengan kepedihan dikarenakan perpecahan, perselisihan dan pertikaian
Dari hati yang sakit dikarenakan banyaknya orang yang ragu dan bimbang di dalam mencari kebenaran beserta para penegaknya
Kepada hati yang memahami kata-kata ini
Kepada hati yang senantiasa berbaik sangka
Kepada hati yang merasa sakit terhadap fenomena yang menimpa para penuntut ilmu
Ini semuanya… Bertujuan agar kita mempersatukan barisan dan kalimat sesuai dengan bimbingan kitab Rabb kita Azza wa Jalla dan Sunnah Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa Salam serta manhaj para salaf kita yang shalih Ridlwanhullahu ‘alaihi ajma’in…
Tentang Niat
Ali bin Fudhail berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, betapa manisnya perkataan para Sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam.”
Ayahnya berkata, “Wahai anakku, apakah kamu mengetahui apakah yang menyebabkan perkataan mereka menjadi manis?”
Ali menjawab, “Tidak wahai ayahku.”
Ayahnya berkata, “Karena dengan perkataan tersebut mereka menginginkan Alloh.”1
Abdullah bin Muhammad bin Munazzil bercerita, bahwa Hamdun bin Ahmad pernah ditanya : “Kenapa perkataan salaf lebih bermanfaat daripada perkataan kita?”
Hamdun menjawab, “Karena mereka berbicara demi kemuliaan Islam, kesematan jiwa-jiwa dan keridhaan ar-Rahman. Sedangkan kita berbicara demi kemuliaan diri sendiri, mencari dunia dan ketenaran di hadapan manusia.”
Tentang Nasehat Menasehati
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Agama itu nasehat”, kami bertanya, “untuk siapa?”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab : “Untuk Alloh, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum.” (HR Bukhari, no. 55).
Di antara hal yang paling berharga yang saya peroleh dari guru saya yang mulia, Ali bin Hasan bin Abdul Hamid al-Halabi al-Atsari –semoga Alloh menjaga dan meluruskan langkah beliau-, beliau berkata kepadaku : “Wahai saudaraku,  jika kamu melihat kesalahan padaku, maka wajib bagimu untuk menegur kesalahanku tersebut. Jika hal itu salah, maka saya pasti akan bertaubat. Jika saya nilai teguranmu salah, niscaya saya akan menjelaskan yang benar…2
Kemudian wahai saudaraku, janganlah kamu sembunyikan apa yang kamu lihat di dalam hatimu, padahal hal itu kamu nilai sebagai suatu kesalahan. Saya adalah seorang manusia yang bisa salah dan akan salah serta bersalah. Jika kamu tinggalkan teguran, niscaya akan bertumpuk kesalahan-kesalahanku sampai menjadi suatu kebencian antara diriku dan dirimu, dan ini adalah perkara yang saya tidak menyukainya dan tidak menginginkannya.”
Tentang Menetapi Kejujuran
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan kejujuran, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa kepada surga, dan seorang yang senantiasa jujur dan menetapi kejujuran, niscaya akan dicatat di sisi Alloh sebagai seorang yang amat jujur. Dan berhati-hatilah kalian dari berdusta, karena sesungguhnya kedustaan itu akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan membawa kepada neraka, dan seorang yang senantiasa berdusta dan berpegang teguh dengan kedustaan niscaya akan dicatat di sisi Alloh sebagai seorang pendusta.” (HR Muslim, no. 2607, 105 dan ini lafazhnya dan juga oleh al-Bukhari no. 6094).
Alloh berfirman : “Sesungguhnya Alloh tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (QS Al-Mukmin : 28)
Alloh berfirman : “Dan sesungguhnnya telah merugi orang-orang yang mengada-adakan kedustaan.” (QS Thoha : 61).
Alloh berfirman : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya.” (QS al-Isra’ : 36).
Tentang Hasad dan Pelakunya
Sangat disayangkan, ada di antara para penuntut ilmu syar’i yang memiliki sifat hasad. Dan sangat disayangkan lagi, orang tersebut ketika dia berusaha menghilangkan nikmat dari orang yang dia hasadi, dia menjadikan sifat hasadnya itu berkedok agama seolah-olah untuk mendekatkan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, dengan tujuan agar nampak di hadapan masyarakat, bahwa tujuannya adalah demi menjaga dan melindungi Islam dan kaum muslimin.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Berhati-hatilah kalian dari berprasangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta. Janganlah kalian saling berbuat najasy3. Janganlah kalian saling berlaku hasad dan saling membenci serta mengunggulkan diri. Akan tetapi jadilah kalian hamba-hamba yang bersaudara.” (HR al-Bukhari).
Tentang Fitnah
Betapa banyak orang yang tenggelam di dalam fitnah, bahkan betapa banyak para pemicu fitnah!!! Alloh Ta’ala berfirman : “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS al-Anfaal : 25)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Ya Alloh, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kembali kepada kekufuran (murtad) atau terfitnah dalam urusan agama kami.” (HR al-Bukhari no. 6593 dan Muslim, no. 2293).
Tentang Perpecahan dan Perselisihan
Alloh Ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”.” (QS Ali Imran : 102-106)
Dan Alloh berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, Kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang Telah mereka perbuat.” (QS al-An’am : 159)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata : “Perselisihan itu tercela dari dua sisi, terkadang sebabnya adalah niat yang jelek dikarenakan di dalam jiwanya ada kezhaliman, hasad dan keinginan menjadi terkemuka di muka bumi dengan cara yang buruk atau yang semisal dengannya, maka hal ini akan menjadikannya senantiasa mencela perkataan dan perbuatan orang lain, atau berusaha mengalahkannya dengan tujuan tampil beda, atau senang terhadap perkataan yang sesuai dengannya, baik karena senasab, semadzhab atau nepotisme dan yang semisalnya. Dikarenakan hal itu akan menjadikannya dihormati dan mendapatkan kepemimpinan. Dan betapa banyaknya hal ini terjadi di antara bani Adam. Ini merupakan suatu kezhaliman yang terkadang juga sebabnya adalah kebodohan kedua belah fihak yang berselisih tentang hakekat permasalahan yang mereka perselisihkan. Atau kebodohan tentang dalil yang bisa memuaskan fihak yang lain atau kebodohan salah satu fihak akan kebenaran yang ada di fihak lain, baik dari segi hukum ataupun dalilnya, atau tidak tahu siapa orangnya yang bisa menunjukkan kebenaran baik dari segi hokum maupun dalilnya.”
Berusaha Keras Untuk Memasukkan Manusia ke Dalam Manhaj Yang Benar, Bukan Malah Mengeluarkan Mereka Darinya
Wajib bagi para penuntut ilmu untuk berusaha keras memasukkan dan membimbing manusia agar masuk ke dalam manhaj yang benar, bukannya malah menjadikan mereka menjauh atau bahkan mengusir mereka dengan alasan demi menjaga manhaj dari orang-orang yang memiliki syubhat-syubhat.
Subhanalloh!!! Seakan-akan mereka telah bersih dari berbagai syubuhat dan mencapai derajat para Malaikat dan Nabi.
Wahai pemilik propaganda ini, wajib bagi kalian mengoreksi diri kalian terlebih dahulu4, dan jika kalian bisa memperbaiki kesalahan dan syubhat yang menimpa saudara-saudara kalian, maka lakukanlah tanpa menjadikan mereka keluar atau terusir –seperti yang dilakukan kaum hizbiyun-5. Jika kalian tidak bisa melakukan itu, maka tinggalkanlah mereka untuk dinasehati oleh orang-orang yang berpengaruh terhadap mereka dan mampu mengobati mereka dengan cara yang lebih baik dan lurus.
Menggelari Manusia Dengan Gelar-Gelar Khusus Bagi Ahli Bid’ah
Sangat disayangkan, sebagian pemuda kita memilih metode menggelari manusia dengan gelar-gelar yang tidak pantas, sehingga mereka akan lari menjauh.
Tindakan ini sangat mirip dengan orang-orang yang berpemikiran takfir6, Anda akan mendapati di antara mereka ada seseorang yang tidak duduk di dalam suatu majlis melainkan membicarakan masalah takfir, si A kafir, pro ini kafir, umat ini kafir dan seterusnya… sampai-sampai ia menilai semua orang kafir kecuali dirinya dan orang-orang yang mendukungnya.7
Begitulah para pemuda –semoga Alloh Azza wa Jalla memberikan petunjuk kepada mereka-, mereka tidaklah duduk di suatu majlis melainkan mengatakan Qutbi, Sururi8 dan ini termasuk ahlul bid’ah dan ini ahlul ahwa’, yang ini sesat menyesatkan dan yang ini dianggap seperti mencela, dan ini… sampai dia berpendapat tiada seorangpun yang berada di atas manhaj yang benar kecuali dirinya dan yang mendukungnya, sedangkan yang lainnya menyimpang dan sesat…9.
Alloh Ta’ala berfirman : “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS an-Nuur : 15).
CATATAN KAKI :
(*)   Dialihbahasakan oleh Abu Khadijah Imam Wahyudi, Lc. dari Majalah al-Asholah, th. VIII, edisi ke-42 dan dimuat di Majalah Ilmiah Adz-Dzahiirah Al-Islamiyyah, edisi 20, th. IV, Jumadil Awal 1427/Juni-Juli 2006.
1.      Dengan perantaraan tulisan saudaraku Muhammad bin Isa hafizhahullahu yang berjudul Saba’ik adz-Dzahab fi Bayani Ushuli ath-Tholab.
2.      Hendaklah sang pemberi nasehat memperhatikan perkataan ini, karena betapa banyak pemberi nasehat yang menyangka telah melakukan hal yang benar dalam nasehatnya. Sehingga apabila yang dinasehati belum menerima nasehatnya, segera dia marah dan mengambil berbagai sikap dan reaksi. Akan tetapi seyogyanya bagi orang yang dinasehati, menjelaskan kepada sang pemberi nasehat sisi kebenaran yang ia yakini, dan tidak boleh meninggalkan sang pemberi nasehat dengan tetap menyalahkannya. Karena hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak enak, benci dan permusuhan. Wajib bagi manusia untuk memahami tabiat dan kepribadian masing-masing, karena mereka bukanlah malaikat, bukan nabi, maka daripada itu hendaklah mereka tidak menuntut agar tidak mendapati kesalahan dan kekhilafan saudara-saudara mereka, yang mana pada kenyataannya mereka akan mendapat begitu banyak kesalahan dan kekhilafan.
3.      Menaikkan harga karena bukan ingin membeli, namun untuk menipu orang lain.
4.      Hisablah dulu diri kalian sebelum kalian dihisab.
5.      meskipun sebagian mereka mengaku sebagai salafiyun.
6.      meskipun ada perbedaan tingkatan peberian gelar-gelar buruk, karena gelar-gelar yang digunakan para pemuda tersebut tidak sampai kepada pengkafiran. Adapun yang lainnya sampai kepada kafir.
7.      Sungguh saya telah bertemu dengan salah seorang diantara mereka dan terjadi diskusi di antara kami. Di dalam diskusi tersebut ia berkata, “kaum muslimin di Mauritania jumlahnya 5 % saja sedankan yang lainnya kafir.” Kami berlindung –kepada Alloh- dari pemikiran ini.
8.      Meskipun saya berkeyakinan bahwa pemikiran Sayyid Quthb dan Muhammad Surur adalah pemikiran yang batil dan wajib ditahdzir, akan tetapi jika gelar-gelar tersebut dituduhkan kepada ahli haq dikarenakan beberapa kesalahan yang mereka terjatuh ke dalamnya, maka demi Alloh, inilah seburuk-buruk kejelekan, dan kami berlindung dari perbuatan tersebut.
9.      Mereka biasa menuduh seseorang dengan tuduhan sururi atau quthbi dengan didasari oleh tuduhan belaka, artinya bukti yang mereka kemukakan pada hakekatnya adalah dalih bukanlah dalil

SUARA Hati Penuntut Ilmu

Inilah nasehat dari hati ke hati, dari hati yang penuh dengan kesedihan dikarenakan fenomena permusuhan, perdebatam, celaan dan saling menghajr di antara para penuntut ilmu
Dari hati yang penuh dengan kepedihan dikarenakan perpecahan, perselisihan dan pertikaian
Dari hati yang sakit dikarenakan banyaknya orang yang ragu dan bimbang di dalam mencari kebenaran beserta para penegaknya
Kepada hati yang memahami kata-kata ini
Kepada hati yang senantiasa berbaik sangka
Kepada hati yang merasa sakit terhadap fenomena yang menimpa para penuntut ilmu
Ini semuanya… Bertujuan agar kita mempersatukan barisan dan kalimat sesuai dengan bimbingan kitab Rabb kita Azza wa Jalla dan Sunnah Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa Salam serta manhaj para salaf kita yang shalih Ridlwanhullahu ‘alaihi ajma’in…
Tentang Niat
Ali bin Fudhail berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, betapa manisnya perkataan para Sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam.”
Ayahnya berkata, “Wahai anakku, apakah kamu mengetahui apakah yang menyebabkan perkataan mereka menjadi manis?”
Ali menjawab, “Tidak wahai ayahku.”
Ayahnya berkata, “Karena dengan perkataan tersebut mereka menginginkan Alloh.”1
Abdullah bin Muhammad bin Munazzil bercerita, bahwa Hamdun bin Ahmad pernah ditanya : “Kenapa perkataan salaf lebih bermanfaat daripada perkataan kita?”
Hamdun menjawab, “Karena mereka berbicara demi kemuliaan Islam, kesematan jiwa-jiwa dan keridhaan ar-Rahman. Sedangkan kita berbicara demi kemuliaan diri sendiri, mencari dunia dan ketenaran di hadapan manusia.”
Tentang Nasehat Menasehati
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Agama itu nasehat”, kami bertanya, “untuk siapa?”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab : “Untuk Alloh, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum.” (HR Bukhari, no. 55).
Di antara hal yang paling berharga yang saya peroleh dari guru saya yang mulia, Ali bin Hasan bin Abdul Hamid al-Halabi al-Atsari –semoga Alloh menjaga dan meluruskan langkah beliau-, beliau berkata kepadaku : “Wahai saudaraku,  jika kamu melihat kesalahan padaku, maka wajib bagimu untuk menegur kesalahanku tersebut. Jika hal itu salah, maka saya pasti akan bertaubat. Jika saya nilai teguranmu salah, niscaya saya akan menjelaskan yang benar…2
Kemudian wahai saudaraku, janganlah kamu sembunyikan apa yang kamu lihat di dalam hatimu, padahal hal itu kamu nilai sebagai suatu kesalahan. Saya adalah seorang manusia yang bisa salah dan akan salah serta bersalah. Jika kamu tinggalkan teguran, niscaya akan bertumpuk kesalahan-kesalahanku sampai menjadi suatu kebencian antara diriku dan dirimu, dan ini adalah perkara yang saya tidak menyukainya dan tidak menginginkannya.”
Tentang Menetapi Kejujuran
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan kejujuran, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa kepada surga, dan seorang yang senantiasa jujur dan menetapi kejujuran, niscaya akan dicatat di sisi Alloh sebagai seorang yang amat jujur. Dan berhati-hatilah kalian dari berdusta, karena sesungguhnya kedustaan itu akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan membawa kepada neraka, dan seorang yang senantiasa berdusta dan berpegang teguh dengan kedustaan niscaya akan dicatat di sisi Alloh sebagai seorang pendusta.” (HR Muslim, no. 2607, 105 dan ini lafazhnya dan juga oleh al-Bukhari no. 6094).
Alloh berfirman : “Sesungguhnya Alloh tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (QS Al-Mukmin : 28)
Alloh berfirman : “Dan sesungguhnnya telah merugi orang-orang yang mengada-adakan kedustaan.” (QS Thoha : 61).
Alloh berfirman : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya.” (QS al-Isra’ : 36).
Tentang Hasad dan Pelakunya
Sangat disayangkan, ada di antara para penuntut ilmu syar’i yang memiliki sifat hasad. Dan sangat disayangkan lagi, orang tersebut ketika dia berusaha menghilangkan nikmat dari orang yang dia hasadi, dia menjadikan sifat hasadnya itu berkedok agama seolah-olah untuk mendekatkan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, dengan tujuan agar nampak di hadapan masyarakat, bahwa tujuannya adalah demi menjaga dan melindungi Islam dan kaum muslimin.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Berhati-hatilah kalian dari berprasangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta. Janganlah kalian saling berbuat najasy3. Janganlah kalian saling berlaku hasad dan saling membenci serta mengunggulkan diri. Akan tetapi jadilah kalian hamba-hamba yang bersaudara.” (HR al-Bukhari).
Tentang Fitnah
Betapa banyak orang yang tenggelam di dalam fitnah, bahkan betapa banyak para pemicu fitnah!!! Alloh Ta’ala berfirman : “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS al-Anfaal : 25)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Ya Alloh, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kembali kepada kekufuran (murtad) atau terfitnah dalam urusan agama kami.” (HR al-Bukhari no. 6593 dan Muslim, no. 2293).
Tentang Perpecahan dan Perselisihan
Alloh Ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”.” (QS Ali Imran : 102-106)
Dan Alloh berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, Kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang Telah mereka perbuat.” (QS al-An’am : 159)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata : “Perselisihan itu tercela dari dua sisi, terkadang sebabnya adalah niat yang jelek dikarenakan di dalam jiwanya ada kezhaliman, hasad dan keinginan menjadi terkemuka di muka bumi dengan cara yang buruk atau yang semisal dengannya, maka hal ini akan menjadikannya senantiasa mencela perkataan dan perbuatan orang lain, atau berusaha mengalahkannya dengan tujuan tampil beda, atau senang terhadap perkataan yang sesuai dengannya, baik karena senasab, semadzhab atau nepotisme dan yang semisalnya. Dikarenakan hal itu akan menjadikannya dihormati dan mendapatkan kepemimpinan. Dan betapa banyaknya hal ini terjadi di antara bani Adam. Ini merupakan suatu kezhaliman yang terkadang juga sebabnya adalah kebodohan kedua belah fihak yang berselisih tentang hakekat permasalahan yang mereka perselisihkan. Atau kebodohan tentang dalil yang bisa memuaskan fihak yang lain atau kebodohan salah satu fihak akan kebenaran yang ada di fihak lain, baik dari segi hukum ataupun dalilnya, atau tidak tahu siapa orangnya yang bisa menunjukkan kebenaran baik dari segi hokum maupun dalilnya.”
Berusaha Keras Untuk Memasukkan Manusia ke Dalam Manhaj Yang Benar, Bukan Malah Mengeluarkan Mereka Darinya
Wajib bagi para penuntut ilmu untuk berusaha keras memasukkan dan membimbing manusia agar masuk ke dalam manhaj yang benar, bukannya malah menjadikan mereka menjauh atau bahkan mengusir mereka dengan alasan demi menjaga manhaj dari orang-orang yang memiliki syubhat-syubhat.
Subhanalloh!!! Seakan-akan mereka telah bersih dari berbagai syubuhat dan mencapai derajat para Malaikat dan Nabi.
Wahai pemilik propaganda ini, wajib bagi kalian mengoreksi diri kalian terlebih dahulu4, dan jika kalian bisa memperbaiki kesalahan dan syubhat yang menimpa saudara-saudara kalian, maka lakukanlah tanpa menjadikan mereka keluar atau terusir –seperti yang dilakukan kaum hizbiyun-5. Jika kalian tidak bisa melakukan itu, maka tinggalkanlah mereka untuk dinasehati oleh orang-orang yang berpengaruh terhadap mereka dan mampu mengobati mereka dengan cara yang lebih baik dan lurus.
Menggelari Manusia Dengan Gelar-Gelar Khusus Bagi Ahli Bid’ah
Sangat disayangkan, sebagian pemuda kita memilih metode menggelari manusia dengan gelar-gelar yang tidak pantas, sehingga mereka akan lari menjauh.
Tindakan ini sangat mirip dengan orang-orang yang berpemikiran takfir6, Anda akan mendapati di antara mereka ada seseorang yang tidak duduk di dalam suatu majlis melainkan membicarakan masalah takfir, si A kafir, pro ini kafir, umat ini kafir dan seterusnya… sampai-sampai ia menilai semua orang kafir kecuali dirinya dan orang-orang yang mendukungnya.7
Begitulah para pemuda –semoga Alloh Azza wa Jalla memberikan petunjuk kepada mereka-, mereka tidaklah duduk di suatu majlis melainkan mengatakan Qutbi, Sururi8 dan ini termasuk ahlul bid’ah dan ini ahlul ahwa’, yang ini sesat menyesatkan dan yang ini dianggap seperti mencela, dan ini… sampai dia berpendapat tiada seorangpun yang berada di atas manhaj yang benar kecuali dirinya dan yang mendukungnya, sedangkan yang lainnya menyimpang dan sesat…9.
Alloh Ta’ala berfirman : “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS an-Nuur : 15).
CATATAN KAKI :
(*)   Dialihbahasakan oleh Abu Khadijah Imam Wahyudi, Lc. dari Majalah al-Asholah, th. VIII, edisi ke-42 dan dimuat di Majalah Ilmiah Adz-Dzahiirah Al-Islamiyyah, edisi 20, th. IV, Jumadil Awal 1427/Juni-Juli 2006.
1.      Dengan perantaraan tulisan saudaraku Muhammad bin Isa hafizhahullahu yang berjudul Saba’ik adz-Dzahab fi Bayani Ushuli ath-Tholab.
2.      Hendaklah sang pemberi nasehat memperhatikan perkataan ini, karena betapa banyak pemberi nasehat yang menyangka telah melakukan hal yang benar dalam nasehatnya. Sehingga apabila yang dinasehati belum menerima nasehatnya, segera dia marah dan mengambil berbagai sikap dan reaksi. Akan tetapi seyogyanya bagi orang yang dinasehati, menjelaskan kepada sang pemberi nasehat sisi kebenaran yang ia yakini, dan tidak boleh meninggalkan sang pemberi nasehat dengan tetap menyalahkannya. Karena hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak enak, benci dan permusuhan. Wajib bagi manusia untuk memahami tabiat dan kepribadian masing-masing, karena mereka bukanlah malaikat, bukan nabi, maka daripada itu hendaklah mereka tidak menuntut agar tidak mendapati kesalahan dan kekhilafan saudara-saudara mereka, yang mana pada kenyataannya mereka akan mendapat begitu banyak kesalahan dan kekhilafan.
3.      Menaikkan harga karena bukan ingin membeli, namun untuk menipu orang lain.
4.      Hisablah dulu diri kalian sebelum kalian dihisab.
5.      meskipun sebagian mereka mengaku sebagai salafiyun.
6.      meskipun ada perbedaan tingkatan peberian gelar-gelar buruk, karena gelar-gelar yang digunakan para pemuda tersebut tidak sampai kepada pengkafiran. Adapun yang lainnya sampai kepada kafir.
7.      Sungguh saya telah bertemu dengan salah seorang diantara mereka dan terjadi diskusi di antara kami. Di dalam diskusi tersebut ia berkata, “kaum muslimin di Mauritania jumlahnya 5 % saja sedankan yang lainnya kafir.” Kami berlindung –kepada Alloh- dari pemikiran ini.
8.      Meskipun saya berkeyakinan bahwa pemikiran Sayyid Quthb dan Muhammad Surur adalah pemikiran yang batil dan wajib ditahdzir, akan tetapi jika gelar-gelar tersebut dituduhkan kepada ahli haq dikarenakan beberapa kesalahan yang mereka terjatuh ke dalamnya, maka demi Alloh, inilah seburuk-buruk kejelekan, dan kami berlindung dari perbuatan tersebut.
9.      Mereka biasa menuduh seseorang dengan tuduhan sururi atau quthbi dengan didasari oleh tuduhan belaka, artinya bukti yang mereka kemukakan pada hakekatnya adalah dalih bukanlah dalil

Bunuh Diri, Kenapa Bisa Terjadi?

Salah satu belas kasih Allah subhanahu wata’ala terhadap orang-orang shalih yakni Allah subhanahu wata’ala memberikan kepada mereka dua kebahagiaan; Kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan perlu kita ketahui bahwa rasa bosan hidup yang Allah berikan kepada orang yang banyak melakukan maksiat, atau mencari kebahagian bukan dengan cara yang Dia ridhai, akan menjadikan sempit kehidupan dunia mereka sehingga mereka merasa terus tertekan. Maka orang yang demikian ini meskipun berada dalam kehidupan yang glamour dan penuh gemerlap, namun senantiasa merasa tersiksa hidupnya. Mengapa demikian?
Mengapa mereka yang banyak menikmati musik, mengunjungi tempat-tempat “hiburan” (baca maksiat), meminum khamer, melihat yang haram dan lain sebagainya, hanya menikmati itu dalam sesaat lalu setelah itu berubah menjadi kesempitan, kegalauan dan kesedihan?
Jawabannya yakni karena Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia untuk satu tugas, yang tidak akan mungkin kehidupan menjadi lurus jika dia melupakan tugas itu dan sibuk dengan selainnya. Tugas itu tidak lain adalah beribadah, sebagaimana firman-Nya, artinya,
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. adz-Dzariyat:56)
Jika seseorang menggunakan jasad dan ruhnya untuk sesuatu yang bertetangan dengan tujuan dari penciptaannya maka kehidupan akan menjadi berantakan. Sebagai contoh, ketika seseorang sedang berjalan kaki, lalu sandalnya tiba-tiba putus, kemudian dia mengatakan, “Tidak apa-apa saya menggunakan peci saya untuk alas kaki. Lalu dia berjalan dengan alas peci tersebut. Maka orang yang melihatnya tentu akan mengatakan sebagai orang gila, karena peci adalah untuk tutup kepala bukan untuk alas kaki. Demikian pula ketika seseorang ingin menulis tidak menggunakan pena, namun menggunakan sepatu misalnya, maka jelas tidak akan dapat menulis dengannya.
Demikian pula manusia, dia diciptakan untuk beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala. Maka barang siapa yang menggunakan hidupnya bukan untuk fungsi itu dia akan celaka dan sengsara. Jika anda memperhatikan kondisi suatu masyarakat atau bangsa yang kehidupannya bukan untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala, maka akan anda dapati mereka dalam keadaan rusak. Sehingga tidaklah mengherankan jika terlontar pertanyaan, “Mengapa tingkat kasus bunuh diri di negara yang menggunkan sistem kebebasan sangat tinggi? Mengapa di Amerika terjadi lebih dari dua puluh lima ribu kasus bunuh diri setiap tahunnya? Demikian pula kasus yang terjadi di Inggris, Peracis, Swedia dan lain-lain? Mengapa mereka bunuh diri? Apakah mereka tidak mendapati khamer secara bebas untuk diminum? Tidak, bahkan khamer dan minuman sejenis amatlah banyak di sembarang tempat. Apakah tidak ada negeri-negeri tempat melancong? Bahkan amat banyak negeri-negeri yang luas tempat mereka bersenang-senang. Lalu apakah mereka tidak diberi kebebasan untuk ini dan itu, apakah mereka dilarang berzina? Apakah tidak ada sarana hiburan, tempat-tempat permainan dan sejenisnya?
Tidak sama sekali! Bahkan mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan. Hidup dengan berbagai kesenangan dunia dan kehidupan seksual bebas, dan hal itu selalu ada di depan mata mereka. Jika demikian, mengapa mereka bunuh diri, mengapa mereka bosan hidup, mengapa mereka memilih mati dan meninggalkan khamer, zina dan segala permainan hidup?
Jawabannya sangatlah sederhana, yaitu sebagaimana difirmankan Allah subhanahu wata’ala, artinya,
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta”. (QS. 20:124)
Mereka selalu mendapatkan kesempitan hidup saat kedatangan dan kepergian mereka, dalam safar dan mukimnya mereka, ketika makan dan minum, tatkala berdiri dan duduk, selalu menyertai dalam tidur dan bangunnya dan dalam seluruh kehidupan mereka hingga mati.
Barangsiapa yang berpaling dari Allah subhanahu wata’ala dan peringatan-Nya, maka Allah akan memasukkan rasa ketakutan dan kesedihan di dalam hatinya. Dia berfirman, artinya,
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim”. (QS. 3:151)
Sedangkan orang yang mengenal Rabbnya, selalu menghadap kepada-Nya dengan sepenuh hati maka mereka mendapatkan kebahagiaan. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. 16:97)
Seorang Syaikh mengisahkan, “Aku pernah pergi berobat ke Inggris, dan aku masuk ke salah satu rumah sakit ternama yang ada di sana. Pasien yang masuk ke rumah sakit ini adalah orang-orang besar, pejabat tinggi dan para menteri. Ketika seorang dokter masuk ke ruanganku dan melihat penampilanku, dia berkata, “Anda seorang muslim? Aku menjawab, “Ya!” Dia lalu berkata, “Ada satu problem yang membuatku bingung setelah aku mengenal diriku, apakah mungkin anda mendengarkan apa yang saya alami? Aku jawab, “Tentu!
Dia lalu memulai ceritanya,” Aku memiliki harta yang melimpah, pekerjaan yang sangat mapan, ijazah yang tinggi, dan aku telah mencoba seluruh kesenangan hidup, aku meminum berbagai jenis minuman keras, melakukan perzinaan dan seks bebas, pergi melancong ke negara ini dan itu. Akan tetapi mengapa aku selalu merasakan kesempitan hidup dan bosan dengan berbagai kesenangan itu? Aku telah berkali-kali mendatangi psikolog dan bahkan beberapa kali aku ingin mencoba bunuh diri, barangkali dengan itu aku mendapatkan kehidupan lain yang di sana tidak ada lagi kejenuhan dan kesempitan. Apakah anda tidak merasakan kejenuhan dan kesempitan di dalam hidup ini?” Aku katakan kepadanya, “Tidak, bahkan aku terus merasakan kebahagiaan, dan aku akan tunjukkan kepada anda jalan keluar dari masalah yang sedang anda hadapi, tetapi tolong jawab dulu pertanyaan saya!
“Jika anda ingin memuaskan mata anda maka apa yang anda lakukan? Dia menjawab, “Aku melihat wanita cantik dan pemandangan yang indah.” Aku bertanya lagi, “Jika anda ingin memuaskan telinga anda maka apa yang anda lakukan? Dia berkata, “Aku mendengarkan musik yang merdu.” Aku bertanya lagi, “Jika yang ingin anda puaskan adalah penciuman hidung maka apa yang anda lakukan? Dia lalu menjawab, “Aku mencium parfum atau pergi ke taman (untuk mencium bunga).”
Aku lalu berkata kepadanya, “Baiklah… sekarang saya bertanya, “Ketika anda ingin memuaskan mata, mengapa anda tidak mendengarkan musik saja?” Maka dia pun terheran-heran dan berkata, “Tidak mungkin, karena musik adalah khusus untuk dinikmati telinga.” Lalu aku bertanya lagi, “Dan ketika anda ingin memuaskan penciuman hidung mengapa anda tidak melihat pemadangan yang indah?” Dia semakin heran dengan pertanyaanku, lalu berkata, “Tidak mungkin karena melihat pemandangan adalah untuk memuaskan mata.”
Aku pun berkata, “Baik, kini aku telah sampai kepada apa yang aku inginkan dari diri anda. “Apakah anda merasakan jenuh di mata anda? Dia menjawab, “Tidak! Lalu apakah anda merasakannya di telinga anda, di hidung, mulut dan kemaluan anda? Dia menjawab, “Tidak, tetapi aku merasakan itu di dalam hatiku, di dalam dadaku.” Aku berkata, “Anda merasakan kesempitan itu di dalam hati anda, padahal hati juga membutuhkan kepuasan tersendiri yang tidak akan mungkin dipenuhi dengan cara memuaskan anggota badan selainnya. Maka anda harus mengetahui apa saja yang dapat memberikan kepuasan hati (batin). Karena dengan mendengarkan musik, meminum khamer, memandang dan berzina yang anda lakukan itu tidak akan mungkin dapat memuaskan hati anda.”
Orang tersebut keheranan lalu berkata, “Anda benar, lalu bagaimanakah cara untuk memuaskan hatiku?” Aku katakan, “Dengan bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah dan bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah utusan Allah, dan anda bersujud di hadapan Allah yang menciptakan, anda mengadukan segenap kesedihan hanya kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan dengan itu anda akan merasakan kehidupan yang lapang, penuh ketenangan dan kebahagiaan.” Dia lalu mengangguk-anggukkan kepalanya seraya berkata, “Berikan kepadaku buku tentang Islam dan berdoalah untukku, aku akan masuk Islam,” tambahnya.
Maka aku pun menyelesaikan pengobatanku di sana, lalu setelah itu pulang kembali ke negeriku. Dan aku berharap orang itu benar-benar masuk Islam setelah itu. Benarlah firman Allah subhanahu wata’ala, artinya,
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah, “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus :57-58)
Sumber: “Hal tabhatsu ‘an wadzifah,” hal 31-35, Dr. Muhammad bin Abdur Rahman al-’Arifi [Ibn Djawari

REVOLUSI KEUANGAN ANDA DENGAN SHOLAT DAN ZAKAT

  • 1. KORELASI SHOLAT, ZAKAT DENGAN KEMAKMURAN Bagaimana Sholat dan Zakat dapat membuat Revolusi Finansial Anda
  • 2. RUMUS BAKU Belum ada orang yang rajin sholat 5 waktu berjama’ah dan bersedekah sepanjang sejarah, jatuh miskin Belum ada orang yang rajin sholat 5 waktu berjama’ah dan bersedekah hartanya semakin menyusut
  • 3. MARI KITA MEMBUKA RAHASIA Rahasia dibalik Niat Rahasia dibalik Sholat 5 waktu berjama’ah Rahasia dibalik Zakat, Infaq dan Shodaqoh
  • 4. MEMBUKA RAHASIA SATU Rahasia dibalik Niat Mana yang paling bersemangat? Orang yang pergi ke luar rumah untuk (niat) bertemu seseorang (A), atau orang yang keluar rumah tanpa tujuan (niat) yang pasti (B). Orang yang dalam hidupnya punya dream (impian/niat) akan sesuatu yang ingin dicapainya (A) atau seseorang yang tidak tahu apa yang menjadi cita-cita (niat) yang ingin dicapainya. (B)
  • 5. MEMBUKA RAHASIA NIAT Apa perbedaannya? Seorang yang belajar dengan penuh semangat dengan cita-cita (niat) untuk masuk Fakultas Kedokteran (A) Seseorang yang hanya belajar saja, tanpa memiliki cita-cita (niat) apapun (B)
  • 6. BUKA RAHASIA NIAT LEBIH DALAM Mana yang sholatnya paling berkesan? Seseorang yang dari rumah sudah niat untuk sholat di Masjid, lalu dia melangkah menuju Mesjid untuk menunggu Adzan(A) Seseorang yang dari rumah tidak punya niat untuk sholat, dia mengerjakan karena disuruh, atau terpaksa melakukan tugas yang sudah menjadi kewajibannya (B)
  • 7. LEBIH DALAM LAGI Mana yang paling tidak betah ketika sholat? Seseorang yang mempersiapkan diri dengan niat yang kuat untuk sholat di Masjid (A) Seseorang yang tidak punya niat apapun untuk pergi ke masjid. (B)
  • 8. LEBIH-LEBIH DALAM LAGI Mana yang dapat mengalahkan rintangan tatkala azan tiba? Seseorang yang memang menunggu-nunggu datangnya adzan (A) Seseorang yang memang tidak bersemangat tatkala mendengar adzan (B)
  • 9. TERNYATA... NIAT ITU Dapat menumbangkan segala rintangan Dapat meruntuhkan gunung cobaan yang terjal Dapat merobohkan pagar penghalang yang paling keras sekalipun
  • 10. PERTANYAANNYA Apakah kita punya niat sedahsyat itu untuk sholat?
  • 11. PELAJARAN DARI NIAT NIAT YANG DAHSYAT YANG SELALU TERKONEKSI DENGAN SHOLAT 5 WAKTU BERJAMA’AH DI MASJID DAN SHODAQOH SETIAP HARINYA, AKAN MENGHIDUPKAN MEMORY DALAM OTAK KITA UNTUK SELALU MENJAGA KEDUANYA SETIAP HARI.
  • 12. PELAJARAN DARI NIAT NIAT YANG DAHSYAT UNTUK SELALU TERKONEKSI DENGAN SHOLAT 5 WAKTU BERJAMA’AH DI MASJID DAN SHODAQOH SETIAP HARINYA, AKAN MENGHIDUPKAN MEMORY DALAM OTAK KITA AKAN UNTUK MENEMPATKAN KEDUANYA SEBAGAI PRIORITAS PERTAMA DALAM SKEDUL HARIAN KITA.
  • 13. KATA KUNCINYA ALWAYS CONNECT NEVER DISCONNECT ALWAYS ONLINE NEVER OFFLINE
  • 14. PERTANYAANNYA PERNAHKAH ANDA MEMBUAT SKEDUL HARIAN DALAM BISNIS, BAIK ITU JANJI, RAPAT DAN LAIN-LAIN YANG BERNILAI STRATEGI, DAN ITU PUNYA KORELASI KUAT DENGAN JADWAL SHOLAT 5 WAKTU BERJAMA’AH DI MASJID DAN SHODAQOH SETIAP HARINYA?
  • 15. PERTANYAANNYA JIKA ANDA SUDAH MEMBUAT SKEDUL HARIAN DALAM BISNIS, BAIK ITU JANJI, RAPAT DAN LAIN-LAIN YANG BERNILAI STRATEGI, DAN ITU PUNYA KORELASI KUAT DENGAN JADWAL SHOLAT 5 WAKTU BERJAMA’AH DI MASJID DAN SHODAQOH SETIAP HARINYA, SEBERAPA DAHSYAT NIAT DALAM DIRI KITA UNTUK MEWUJUDKAN KEDUANYA MENJADI NYATA?
  • 16. PERTANYAANNYA JIKA ANDA SUDAH MEMBUAT SKEDUL HARIAN DALAM BISNIS, BAIK ITU JANJI, RAPAT DAN LAIN-LAIN YANG BERNILAI STRATEGI, DAN ITU PUNYA KORELASI KUAT DENGAN JADWAL SHOLAT 5 WAKTU BERJAMA’AH DI MASJID DAN SHODAQOH SETIAP HARINYA, DAN ITU TELAH MENJADI NYATA, SEBERAPA DAHSYAT NIAT DALAM DIRI KITA UNTUK MENJADIKANNYA KONSISTEN?
  • 17. SIKLUS NIAT
  • 18. APA YANG TIDAK DIMILIKI ORANG LAIN DAN ITU ANDA MILIKI?
  • 19. ORANG LAIN HANYA PUNYA
  • 20. TEMUKAN PERBEDAANNYA PERBEDAAN NIAT AKAN MENENTUKAN HASIL YANG AKAN DICAPAI PERBEDAAN NIAT AKAN MENENTUKAN KESANGGUPAN UNTUK MENYINGKIRKAN SEGALA RINTANGAN PERBEDAAN NIAT AKAN MENENTUKAN SEBERAPA KONSISTEN IA UNTUK DIJALANKAN MENJADI KEBIASAAN.
  • 21. PELAJARAN NIAT LEBIH DALAM TUMBUHNYA NIAT YANG DAHSYAT DALAM DIRI AKAN MENGAJARKAN KEPADA KITA AKAN MAKNA KESABARAN. DAN KESABARAN YANG PALING BERAT ADALAH TATKALA KITA INGIN BERBUAT BAIK LALU DIHADAPKAN PADA SEGUDANG GODAAN, PENGHALANG, RINTANGAN.
  • 22. PELAJARAN NIAT LEBIH DALAM LAGI TUMBUHNYA NIAT YANG DAHSYAT AKAN MENGAJARKAN KEPADA KITA SEBUAH LATIHAN KESABARAN DALAM DURASI WAKTU YANG PENDEK, CEPAT DAN TERATUR. 5 KALI KITA DILATIH LANGSUNG UNTUK MENGUJI-COBA NIAT KITA. TAK ADA UJIAN KESABARAN YANG LEBIH BERAT DARIPADA ITU.
  • 23. UJIAN KESABARAN DARI NIAT SHOLAT
  • 24. UJIAN KESABARAN DARI NIAT SHADAQOH
  • 25. APA YANG TIDAK DIMILIKI ORANG LAIN DAN ITU ANDA MILIKI?
  • 26. KEBERKAHAN Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. [QS. AL A’RAF : 96]
  • 27. DUA PINTU BESAR KEBERKAHAN YANG BAKAL DIPEROLEH
  • 28. PERTOLONGAN DARI RAJA LANGIT & BUMI Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. [QS. MUHAMMAD : 7]
  • 29. RUMUS BAKU
  • 30. REZEKI ANDA TURUN TAK TERDUGA Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. [QS. ATH-THALAQ : 2-3]
  • 31. SIKLUS TURUNNYA REZKI DAN TURUNANNYA
  • 32. BONUS-BONUS YANG TIDAK DIDUGA JUMLAHNYA Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. [QS. AL-BAQARAH : 261]
  • 33. BONUS YANG TIDAK PERNAH DIBAYANGKAN
  • 34. MEREKA KAYA
  • 35. Ikutilah terus pelatihan ini!

Sebuah renungan tentangshalat

Sebuah renungan tentangshalat — Presentation Transcript

  • 1. Sebuah renungan tentang… Shalat
  • 2. RENUNGKANLAH.. Islam menuntun penganutnya hidup di dunia bahagia dan di akhirat masuk surga dengan pedoman kepada Al qur’an dan H adits. Bahagia adalah : Suatu perasaan yang tidak didasari oleh materi yang mengakibatkan tidak ada lagi rasa : was-was, takut, gelisah, stress ; karena hidup dan mati ini hanya karena Allah semata Surga adalah : Segala sesuatu yang paling menyenangkan di dunia ini, tidak ada seujung kukunya kesenangan di surga. Sedangkan neraka adalah : segala sesuatu yang paling menyakitkan di dunia ini, tidak ada seujung kukunya kesakitan di neraka Jadi apalah artinya kesenangan di dunia ini kalau nantinya mengakibatkan diri digiring ke neraka.
  • 3. RENUNGKANLAH.. Hidup di dunia ini adalah kompetisi untuk menentukan tempat kita kelak di akhirat yaitu surga atau neraka. Ini sangat tergantung kepada persiapan apa yang dilakukan untuk mencapai tempat mana yang kita inginkan nanti di akhirat. Salah satu ibadah namun utama adalah shalat, dimana begitu istimewanya shalat, sampai-sampai Jibril pun tidak dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan perintah shalat kepada Rasulullah. Allah menyuruh langsung Rasulullah untuk datang menghadap dalam bentuk Mi’raj agar langsung didengar perintah shalat tersebut oleh Rasulullah. Rasulullah saat sakratul mautnya, berpesan untuk umatnya : Peliharalah Shalat, peliharalah shalat, peliharalah shalat . ..
  • 4. RENUNGKANLAH… Sabda Rasulullah saw, : di akhirat nanti ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah swt, kemudian shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya kain usang dan kotor lalu shalatnya itu dibantingkan ke wajahnya. Sabda Rasulullah saw, : Bagi orang yang berangan-angan dalam shalatnya, maka ia tidak akan memperoleh apapun selain dari angan-angannya itu. Sabda Rasulullah saw, : Sesungguhnya perumpamaan shalat itu seperti orang yang mandi. Bila seseorang mandi 5 kali sehari, tetapi badannya belum juga bersih, boleh jadi karena air yang digunakan untuk mandi tersebut memang kotor, atau di waktu mandi ia tidak menggunakan sabun. Jadi jika ada orang yang mengerjakan shalat 5 kali sehari, tetapi perilakunya masih saja buruk, berarti orang tersebut belum memahami benar akan artinya shalat.
  • 5. HAKEKAT SHALAT … Pada hakekatnya shalat adalah aktifitas yang mempunyai arti sebagai berikut : Menyanjung dan memuji Allah : Allahu Akbar, Maha suci Allah dan Maha Agung , Maha Tinggi Allah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang Membuat janji/komitmen dengan Allah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah semata dan tidak akan menserikatkan Allah. Memohon kepada Allah : Meminta : jalan yang lurus, ampunan, disayangi, cukupi kekurangan, tinggikan derajad, rezeki, petunjuk, kesehatan Mendoa’kan Rasulullah : shalawat
  • 6. FAKTA … Fakta yang ada dalam lingkungan kita adalah : Bagaimana agar sembahyang kita bisa khusuk, sehingga keluarlah berbagai macam aturan yang didominasi oleh kata-kata jangan dan harus, misalnya : jangan bawa pikiran yang lain dalam shalat, wajah harus tetap ke sajadah dan lainnya. Shalat dilakukan hanya sebagai suatu pemenuhan kewajiban sehingga sering dilakukan buru-buru, tetapi saat berdo’a cukup lama. Sementara mulut mengucapkan bacaan shalat, namun hati melanglang buana entah kemana, tahu-tahu shalat sudah selesai. Ini tidak beda dengan orang mabok, tidak mengerti apa yang sedang diucapkannya. Inilah yang dikatakan dalam QS:Al ma’un 107 :004-005 : Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yakni) orang-orang yang lalai dari shalatnya.
  • 7. FAKTA… Sebaliknya, QS Al Mu’minun 23:001-002 Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya, Coba kita ingat-ingat : bila dipanggil atasan, betapa kita datang dengan rapi dan bertutur kata lembut, dan mengerti persis apa yang akan diucapkan, jarang terpikir hal-hal lain, apalagi bila itu menyangkut kelangsungan jabatan. Berjanji dalam shalat tidak akan menserikatkan Allah, tetapi kenyataannya dalam shalat secara tidak sadar telah melakukan serikat bagi Allah. (Syirik) Syirik bukan saja menyembah berhala, tetapi juga bila kalbu ini didominasi oleh hal-hal selain Allah. (Syirik adalah dosa yang tidak berampun).
  • 8. SHALAT KITA… Penduduk Indonesia yang dominan beragama Islam dan melaksanakan shalat, namun shalatnya tidak dapat mencegah yang keji dan mungkar sesuai dengan tujuan shalat itu sendiri QS Al ‘Ankabuut 29:045: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar . Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ini bisa kita lihat dari betapa banyak maksiat yang masih terjadi berupa : perkosaan, perzinahan, pembunuhan, korupsi, penipuan, perampokan, penyogokan dlsb.
  • 9. TAFAKURLAH… Mari bertafakur sejenak untuk memperkuat keyakinan ilahiyah, sebab sabda Rasulullah : Bertafakur sejenak, lebih baik daripada ibadah satu tahun : Bila datang kepada kita malaikat jibril yang menyampaikan bahwa umur kita tinggal 2 jam lagi, apa yang akan diperbuat ? tentulah sikap yang timbul adalah : dengan rasa takut, rendah diri dan penuh harap tanpa lagi menghiraukan harta, istri dan anak : mendirikan shalat tobat dan memohon ampunan-Nya. Bahkan selama 2 jam tersebut akan digunakan untuk memperbanyak ibadah-ibadah lainnya. Maka anggaplah bahwa shalat ini adalah shalat yang terakhir, seolah-olah habis shalat ini akan meninggal. QS An Naml 27:003 : (yaitu) orang-orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.
  • 10. TAFAKURLAH… Tidak dihitung amalan yang lain apabila shalat tidak diterima. Kita akan berkomunikasi langsung dengan Allah yang Maha Melihat, Maha Mendengar. QS Asy Syu’araa’ 26:218 : Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), Syirik adalah dosa yang tidak berampun. QS An Nisa’ 04:48 : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. QS An Nisa’ 04:116 : Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
  • 11. TAFAKURLAH… Shalat adalah peluang besar untuk meraih surga QS Al Baqarah 02:277 : Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Percuma hidup di dunia bila nanti di akhirat akan masuk neraka. Setan akan menggoda dari segala sisi dan segala cara.
  • 12. TANAMKAN DALAM KALBU… Setelah keyakinan ini tertanam kokoh dalam kalbu, maka secara otomatis sikap kita adalah : Berpakaian yang terbaik untuk ketemu dengan Allah (shalat) Mengikhlaskan waktu untuk ketemu dengan Allah (shalat) Setiap akan memulai suatu pekerjaan, selalu memohon kepada Allah agar terlindung dari godaan setan Mengucapkan bacaan shalat dengan tenang dan sabar, tidak tergesa-gesa Berusaha untuk mengerti apa yang diucapkan dalam shalat sehingga mulut berucap, kalbu tidak dibiarkan terdominasi oleh selain Allah yaitu dengan memberikan tugas : mengartikan apa yang sedang diucapkan. Wajar apabila masih saja ada gangguan bagi kalbu yang melanglang buana, tetapi dengan cepat kembali kepada Allah.
  • 13. TANAMKAN DALAM KALBU… Janji kepada Allah dalam shalat , yakni : sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah karena Allah semata, dijadikan sebagai alat kontrol dalam setiap akan memulai tindakan. Sehingga bila tindakan yang akan dilakukan tersebut bukan karena Allah semata, maka tidak perlu dilakukan. Misalnya : Bila ada niat dalam hati hendak melakukan zina atau korupsi, segera tanya kalbu ini, apakah ini kita hadirkan atau lakukan karena Allah ? Bila tidak, tentu segera meninggalkan niat berbuat tersebut.
  • 14. AMALKANLAH… Bila shalat yang dilakukan berdasarkan keyakinan tersebut di atas, maka akan terasa bahwa betapa shalat itu nikmat, sehingga sehabis shalat akan terasa tentram dalam kalbu. Keyakinan ilahiyah ini jualah yang antara lain akan membuahkan shalat yang mana selaras antara mulut yang mengucapkan dengan kalbu yang menghayati maknanya dan otak mengingat kebesaran-Nya. (Khusyu’). Shalat seperti inilah yang dapat mencegah Keji dan Mungkar . Insya Allah.
  • 15. SEBARKANLAH KEPADA SAUDARAMU…