Senin, 12 Desember 2011

senandung doa

BismillaahirRohmaanirRohiim..



Ya Rabbi....,
Aku masih ingat, saat pertama
dulu aku belajar mencintai-Mu.
Kajian demi kajian tarbiyah
kupelajari,
... untai demi untai kata para
ustadz kuresapi.
Tentang cinta para nabi, tentang
kasih para sahabat,tentang mahabbah orang shalih,
tentang kerinduan para syuhada.
Lalu kutanam di jiwa dalam-
dalam,
kutumbuhkan dalam mimpi
idealisme yang mengawang di
awan.

Tapi Rabbi…
Berbilang hari demi hari dan
kemudian tahun berlalu,
tapi aku masih juga tak
menemukan cinta tertinggi
untuk-Mu,
aku makin merasakan gelisahku
membadai
dalam cita yang mengawang,
sedang kakiku mengambang.
Hingga aku terhempas dalam
jurang dan kegelapan.

Allahu Rahiim, Illahi Rabbii,
perkenankanlah aku mencintai-
Mu semampuku.
Perkenankanlah aku mencintai-
Mu, sebisaku.
Dengan segala kelemahanku.
Ilaahi,
Aku tak sanggup mencintai-Mu
dengan kesabaran menanggung
derita.
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa
hingga Al-Mustafa.
Karena itu ijinkan aku mencintai-
Mu
melalui keluh kesah
pengaduanku pada-Mu,
atas derita batin dan jasadku,
atas sakit dan ketakutanku.

Rabbii,
Aku tak sanggup mencintai-Mu
seperti Abu Bakar,
yang menyedekahkan seluruh
hartanya
dan hanya meninggalkan Engkau
dan Rasul-Mu
bagi diri dan keluarganya.
Atau layaknya Umar yang
menyerahkan separo hartanya
demi jihad.
Atau Ustman yang menyerahkan
1000 ekor kuda untuk syiarkan
Dien-Mu.
Ijinkan aku mencintai-Mu,
melalui 100-500 perak yang
terulur
pada tangan-tangan kecil di
perempatan jalan,
pada wanita-wanita tua yang
menadahkan tangan
di pojok-pojok jembatan. Pada
makanan-makanan
yang terkirim ke handai taulan.

Illahi,
Aku tak sanggup mencintai-Mu
dengan khusyuknya shalat salah
seorang sahabat nabi-Mu,
hingga tiada terasa anak panah
musuh terhujam di kakinya.
Karena itu Ya Allah,
perkenankanlah aku tertatih
menggapai cinta-Mu,
dalam shalat yang coba kudirikan
dengan terbata-bata,
meski ingatan kadang melayang
ke berbagai permasalahan dunia.

Rabbii,
aku tak dapat beribadah ala
orang-orang shalih
atau bagai para hafidz dan
hafidzah yang membaktikan
seluruh malamnya untuk bercinta
dengan-Mu
dalam satu putaran malam.
Perkenankanlah aku mencintai-
Mu,
melalui satu - dua rakaat sholat
lailku,
atau sekedar sunnah nafilahku,
selembar dua lembar tilawah
harianku.
Lewat lantunan seayat dua ayat
hafalanku.

Yaa Rahiim,
aku tak sanggup mencintai-Mu
semisal para syuhada,
yang menjual dirinya dalam jihad
bagi-Mu.
Maka perkenankanlah aku
mencintai-Mu
dengan mempersembahkan
sedikit bakti
dan pengorbanan untuk
dakwah-Mu,
dengan sedikit pengajaran bagi
tumbuhnya generasi baru.

Allahu Kariim,
aku tak sanggup mencintai-Mu di
atas segalanya,
ijinkan aku mencintai-Mu dengan
mencintai keluargaku,
membawa mereka pada
nikmatnya hidayah
dalam naungan Islam, manisnya
iman dan ketabahan.
Dengan mencintai sahabat-
sahabatku,
mengajak mereka untuk lebih
mengenal-Mu,
dengan mencintai manusia dan
alam semesta.
Perkenankanlah aku
mencintaiMu semampuku, Yaa
Allah.
Agar cinta itu mengalun dalam
jiwa.
Agar cinta ini mengalir di
sepanjang nadiku.
Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar