Kamis, 09 Februari 2012

07 Saudariku Muslimah….Apakah Engkau Menginginkan Kebahagiaan Hakiki?

Kutuliskan untukmu wahai Saudariku tercinta……beberapa untaian pesan sebagai pengingat serta peringatan bagimu. Aku berharap engkau akan meneruskan dan mengajarkannya pada anak-anakmu sebagaimana pesan ini aku peruntukkan bagi anak-anakku kelak jika ia telah tumbuh dewasa seperti dirimu. Aku ingin engkau menjadi hamba-hamba pilihan-Nya sebagai wanita sholehah dan bertaqwa serta berdiri di atas agama Allah yang lurus.
Wahai Saudariku Muslimah……
Apakah engkau menginginkan keselamatan dan kebahagiaan yang hakiki? Apakah engkau menginginkan ketenangan dan kedamaian yang tidak semua wanita mendapatkannya? Apakah engkau menginginkan kenikmatan dan keberkahan seperti wanita-wanita sholehah dapatkan? Apakah engkau menginginkan semuanya itu di dunia dan di akhirat kelak?
Sesungguhnya kebahagiaan itu adalah tatkala engkau ada dalam ketaatan kepada Allah. Seluruh kebahagiaan itu ada di dalam meniti di atas manhaj Allah dan di jalan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, sebagaimana firman Allah : “Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab : 71).
Sesungguhnya kesengsaraan itu seluruhnya ada dalam kemaksiatan kepada Allah dan kebinasaan seluruhnya ada pada selain jalan Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana Firman Allah : “Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab : 36).
Wahai Saudariku Muslimah……
Dengan suara orang yang mencintai dan mengasihi, dengan ucapan orang yang memberikan nasehat dan memberikan peringatan, aku mengajakmu kepada ketaqwaan kepada Allah Ta’ala, kemudian aku mengajakmu untuk yang kedua kali agar engkau memuji Allah yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam atas diri serta keluargamu.
Sesungguhnya Allah telah memuliakanmu, mensucikanmu dan mengangkat kedudukanmu beberapa derajat. Tidak ada ajaran manapun yang lebih tinggi dalam hal mengangkat derajat wanita selain dalam ajaran Islam. Tidak hanya cukup demikian, bahkan Allah banyak menurunkan hukum-hukum yang khusus berkenaan dengan masalah wanita di dalam kitab-Nya yang mulia. Sedangkan sebelum Islam, wanita dijadikan barang dagangan yang murah dan hina, bagaikan perhiasan yang tidak ada nilainya. Hina di mata walinya, hina di mata keluarganya, serta dihinakan oleh masyarakat yang dia hidup di dalamnya. Kehidupan wanita saat itu diperlakukan seperti binatang, bahkan perlakuan mereka terhadap binatang lebih baik daripada memperlakukan kaum wanita.

Sesungguhnya engkau wahai saudariku muslimah, tidak akan mendapatkan kemuliaanmu kecuali dalam agama ini, maka berpegang teguhlah engkau dengan agama ini dan dengarkanlah firman Alah yang telah menceritakan kisah orang terdahulu, mestilah engkau selalu mengingatnya agar engkau senantiasa memuji Allah atas kenikmatan yang engkau dapatkan.
Allah Ta’ala berfirman : “ Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan, ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup). Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl : 58-59)
Wahai Saudariku Muslimah……
Ingatlah serta pujilah Allah yang telah memberi hidayah kepadamu pada agama ini, yang telah memuliakanmu, menghormatimu dan mengangkat kedudukanmu dengan agama ini, di saat wanita-wanita selainmu di alam ini telah tersesat. Kemudian berpegang teguhlah engkau dengan tali yang kuat tersebut yaitu agama Islam. Sesungguhnya hal itu adalah satu-satunya sandaran hidupmu meskipun sandaran-sandaran lain mengkhianatimu. Ketahuilah sesungguhnya engkau akan ditimpa adzab Allah jika engkau tidak tunduk pada perintah-perintah Allah.
Wahai Saudariku Muslimah……
Sesungguhnya musuh-musuhmu banyak sekali dan sesungguhnya orang yang ingin memanfaatkanmu dalam upaya meruntuhkan agama, rasa malu serta harga dirimu, dan bahkan boleh jadi mereka itu dari kalangan kita sendiri. Mereka ingin mengeluarkanmu dari agama Allah menuju kesengsaraan dan kebinasaan, mereka mengajakmu menuju neraka Jahannam. Maka jika engkau menyambut ajakan mereka, sesungguhnya mereka akan melemparkanmu ke dalamnya. Mereka ingin agar engkau menjadi wanita durhaka yang berbuat fasiq dan membuka aurat. Mereka berusaha menggiringmu. Mereka menunggumu dengan sangat sabar agar engkau melepaskan pakaian muslimahmu serta melepaskan hijab dengan segala konsekuensinya yaitu melepaskan keimanan, rasa malu dan kesucian, kemudian engkau akan meninggalkan kewajiban-kewajiban lainnya. Pada saat itu, perbuatanmu tersebut menyenangkan musuh-musuhmu, mereka mempermainkanmu seperti anak-anak bermain dengan bola, dan mereka mempermainkamu seperti anjing-anjing bermain dengan bangkai, semoga Allah menjagamu dari tipu daya mereka wahai saudariku.
Wahai Saudariku Muslimah……
Ingatlah selalu dalam hidupmu akan salah satu sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam….”Dua golongan ahli neraka yang belum pernah aku melihat keduanya….(dan Beliau menyebutkan) : Para wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang, mereka menyimpang dari jalan yang benar dan memperlihatkan kejelakan mereka kepada orang lain, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan memasuki surga dan mereka tidak akan mendapatkan bau surga, sesungguhnya bau surga tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Dan para Ahlu ‘Ilmi berkata : makna para wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang adalah bahwa mereka memakai pakaian akan tetapi pakaian-pakaian itu ketat, tipis atau tidak menutupi seluruh badan.
Wahai Saudariku Muslimah……
Apakah engkau ridha dan rela menjadi penghuni neraka? Apakah engkau ridha memakai pakaian yang dengan pakaian itu engkau meninggalkan rasa malu? Apakah engkau ridha memamerkan dirimu seperti dipamerkannya barang dagangan, lalu setiap orang yang rendah dan hina akan menggoda dirimu? Tidak wahai pemudi Islam, aku berharap engkau tidak akan ridha dengan hal itu dan inilah apa yang aku harapkan darimu.
Wahai Saudariku Muslimah……
Agamamu adalah bentengmu yang amat kokoh untuk memelihara kesucianmu, rasa malu dan kemuliaanmu. Agamamu memerintahkanmu untuk berhijab dan memiliki rasa malu. Kapan saja engkau meninggalkan perintah ini, maka engkau akan ditimpa adzab Allah Ta’ala di akhirat. Sedangkan di dunia engkau akan menjadi mangsa serigala-serigala manusia yang ingin mencuri kesucianmu agar engkau merasakan kesusahan dan kesedihan sepanjang hidup. Namun bagi sebagian saudari-saudari kita (Semoga Allah memberikan hidayah-Nya pada mereka), mereka telah mendengar seruan serigala-serigala itu, bahkan mereka bekerja dan memberikan kesucian dan kehormatannya pada mereka. Dan aku pun teringat akan perkataan seorang penyair : “Kambing digiring menuju kematian, dia berjalan dan mengembik menuju para penyembelih.
Wahai Saudariku Muslimah……
Wahai wanita yang beriman kepada Allah!…Wahai wanita yang menutup auratnya dengan penutup yang Allah syariatkan, waspadalah!! Waspadalah dari ketergelinciran, sesungguhnya ketergelinciran akan mengantarkan kepada neraka dan neraka adalah seburuk-buruknya tempat kembali.
Waspadalah..! Waspadalah dari menyerupai wanita-wanita kafir, sesungguhnya barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.
Wahai Saudariku Muslimah……
Engkau seorang wanita yang berkedudukan tinggi, engkau seorang wanita yang mulia dan engkau seorang wanita yang suci. Kedudukanmu tinggi karena Al-Qur’an, engkau mulia karena Iman, dan suci karena berpegang teguh pada agama ini. Maka ridhakah engkau yang suci mengikuti wanita hina, kotor dan tidak memiliki rasa malu di hadapan Allah dan umat manusia???
Wahai Saudariku Muslimah……
Sesungguhnya sangat disayangkan ketika seorang pemudi Islam mendengar sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam “Dua golongan ahli neraka………..”(Al-Hadits), kemudian ia tetap senantiasa memakai pakaian yang ketat, tipis dan menyingkap (membuka) wajah dan sebagian tempat-tempat fitnah lainnya.
Wahai wanita muslimah yang shalat dan sujud, wahai orang yang menundukkan kepalamu kepada Dzat Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurus mahluk-Nya dan menundukkan pendengaran dan penglihatan untuk-Nya, apakah tidak cukup bagimu hadits Rasulullah shalallahu alaihi wassalam tadi sebagai larangan? Demi Allah itu adalah sebagai ancaman dan larangan yang sangat keras. Jika diberikan pada gunung-gunung yang kokoh, niscaya ia akan berantakan. Wahai Saudariku….kerugian apakah yang lebih besar daripada diharamkan atas engkau masuk surga yang penuh kenikmatan? Kerugian apakah yang lebih besar daripada engkau ditempatkan dan tinggal di tingkatan-tingkatan neraka Jahim?
Wahai Saudariku Muslimah……
Takutlah engkau kepada Allah dan laksanakanlah tugas-tugas yang Dia wajibkan kepadamu. Apabila hatimu mengeras maka ingatlah bencana yang telah menimpa orang lain. Engkau tidak tahu kapan bencana itu akan datang kepadamu, sesungguhnya itu adalah maut yang pasti terjadi.
Dan Allah Ta’ala telah berfirman : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Ali Imran : 185).
Wahai Saudariku Muslimah……
Ingatlah wahai wanita hamba Allah, pada hari dimana engkau diletakkan dalam kuburan, dalam lubang yang gelap dan sepi itu. Ingatlah ketika sangkakala ditiup dan engkau dikumpulkan bersama para mahluk dalam keadaan tidak memakai alas kaki, telanjang dan kebingungan. Matahari akan benar-benar dekat darimu dan engkau akan dipanggil dengan namamu diantara para mahluk untuk dihisab.
Bagaimana keadaanmu ketika itu wahai hamba Allah? Dimana persiapanmu wahai wanita yang lalai? Berapa banyak ketergelinciran-ketergelinciran dalam kitabmu? Apakah mode-mode pakaian akan bermanfaat ketika itu? Apakah lagu, sinetron, film dan majalah-majalah (yang merusak) akan bermanfaat? Apakah barang-barang permata akan bermanfaat? Tidak demi Allah, hal itu tidak akan memberikan manfaat sedikitpun selamanya. Yang akan memberikan manfaat saat itu hanyalah kebaikan-kebaikan dan amal-amal shalih setelah mendapatkan rahmat dari Rabb bumi dan langit.
Wahai Saudariku Muslimah……
Ingatlah selalu akan dosa-dosamu dan bertaqwalah kepada Allah wahai putri Islam! Bertaqwalah kepada Allah wahai engkau yang keluar ke pasar-pasar dalam keadaan bertabaruj (memperlihatkan kecantikan) dan membuka muka. Bertaqwalah kepada Allah wahai engkau yang memakai pakaian muslimah untuk perhiasan, bukan untuk menutupi dan kesucian. Bertaqwalah kepada Allah wahai engkau yang bercampur baur dengan laki-laki. Bertaqwalah kepada Allah wahai engkau yang keluar rumah dalam keadaan memakai wangi-wangian menuju pasar-pasar dan jalan-jalan. Bertaqwalah kepada Allah wahai engkau yang menawarkan dirimu untuk berkhalwat dengan laki-laki yang bukan muhrimnya. Bertaqwalah kepada Allah wahai engkau yang mendidik anak-anakmu dengan pendidikan yang tidak baik dan jauh dari ajaran Islam. Engkau tidak mengingatkan mereka dengan ketaatan kepada Allah, tidak menasehati mereka dan tidak menunjukkan mereka pada apa yang dapat memberikan manfaat pada mereka di dunia dan di akhirat. Bertaqwalah kepada Allah dan jagalah dirimu dari menjadi barang mainan di tangan orang-orang yang lemah iman. Bertaqwalah pada Allah dan kembalilah pada petunjuk sebelum datang suatu hari yang pada hari itu hati dan pandangan (mata) dibalikkan. Ketahuilah bahwa adzab Allah sangatlah keras, dan sesungguhnya engkau –demi Allah- tidak akan kuat merasakan adzab neraka.
Wahai Saudariku Muslimah……
Sesungguhnya gunung-gunung jika dilewatkan pada neraka maka dia akan meleleh karena kuatnya panas neraka. Maka, dimana engkau wahai wanita yang lemah dibandingkan dengan gunung-gunung yang perkasa dan kokoh? Sesungguhnya engkau mampu bersabar atas rasa lapar dan haus dan engkau mampu bersabar atas bahaya. Akan tetapi demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhaq untuk disembah selain Dia, tidak ada kesabaran bagimu terhadap neraka.
Ingatlah, maka selamatkanlah dirimu dari neraka sebelum terlambat. Ketahuilah bahwa dunia ini pasti akan berlalu dan akhirat adalah tempat yang kekal dan bahwa terbongkarnya kejelekan-kejelakan (aib-aib) di hadapan seluruh manusia di hari pembalasan adalah peristiwa yang sangat besar. Maka bertaqwalah engkau kepada Allah, wahai hamba Allah!
Semoga Allah memberikan taufiq kepada apa-apa yang dicintai dan diridhai oleh-Nya, dan semoga Allah memberikan manfaat kepadamu dari apa-apa yang engkau dengar dan engkau baca dan semoga Allah menjadikannya sebagai pendukung bagimu bukan sebagai bumerang atasmu. Semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepada nabi kita Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, keluarganya dan para sahabat juga kita selaku umatnya, Amin.

Ya Allah..

Izinkan aku mencintainya kerana-Mu,
Jangan biarkan diri terlena dengan cinta semu.
Andai semua ini bukan kehendak-Mu,
... Jika semua ini karena ego dan nafsu,
Biarlah rasa ini pudar,
Biarkan semuanya hilang.

Dan..
Jika kesendirian ini cara-Mu mencintaiku,
Biarlah aku sendiri,
Larut dan tenggelam dalam cinta-Mu.

Tapi..
Jika dia adalah pilihan-Mu,
Datang atas redha-Mu,
Yang akan mampu mendekatkan cintaku pada-Mu,
Maka, satukan hatinya dan hatiku.
Dalam janji ikatan suci,
Bersama ijab dihadapan wali dan saksi..

Aamiin Ya Allah Ya Rabbal ‘Alamin..

Wahai Calon Imamku Yang akan Bertahta Dihatiku

Jadilah seorang lelaki yang beriman,
Yang hatinya disalut rasa taqwa kepada Allah,
Yang jiwanya penuh penghayatan terhadap Islam,
... Yang senantiasa haus dengan ilmu,
Yang senantiasa dahaga akan pahala,
Yang solatnya adalah maruah dirinya,
Yang tidak pernah takut untuk berkata benar,
Yang tidak pernah gentar untuk melawan nafsu,
Yang senaantiasa bersama kumpulan orang-orang yang berjuang di jalan Allah.

Jadilah seorang lelaki,
Yang menjaga tutur katanya,
Yang tidak bermegah dengan ilmu yang dimilikinya,
Yang tidak bermegah dengan harta dunia yang dicarinya,
Yang sentiasa berbuat kebajikan kerana sifatnya yang penyayang,
Yang mempunyai kawan dan tidak mempunyai musuh.

Jadilah seorang lelaki,
Yang menghormati ibu bapaknya,
Yang senantiasa berbakti kepada orang tua dan keluarga,
Yang bakal menjaga kerukunan rumahtangga,
Yang akan mendidik isteri dan anak-anak mendalami Islam,
Yang mengamalkan hidup penuh kesederhanaan,
Karena dunia baginya adalah rumah sementara menuju akhirat.

Jadilah seorang lelaki,
Yang sentiasa bersedia untuk menjadi imam,
Yang hidup di bawah naungan al-Quran dan mencontohi sifat-sifat Rasulullah,
Yang boleh diajak berbincang dan berbicara,
Yang menjaga matanya dari berbelanja,
Yang sujudnya penuh kesyukuran dengan rahmat Allah ke atasnya.

Jadilah seorang lelaki,
Yang tidak pernah membazirkan masa,
Matanya kepenatan karena membaca al-Quran,
Suaranya lesu kerana penat berzikir,
Tidurnya lena dengan cahaya keimanan,
Bangunnya Subuh penuh kecerdasan,
KAREna sehari lagi usianya bertambah kematangan.

Jadilah seorang lelaki,
Yang senantiasa mengingati mati,
Yang baginya hidup di dunia adalah ladang akhirat,
Yang mana buah kehidupan itu perlu dibaja dan dijaga,
Agar berputik tunas yang bakal menjaga baka yang baik,
Meneruskan perjuangan Islam sebelum hari kemudian.

Jadilah seorang lelaki,
Yang tidak terpesona dengan buaian dunia,
Karena dia mengimpikan syurga Allah.

Kasih Sayang Allah

Maha Suci Allah yang telah mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya iman. Cahayanya tidak akan menyilaukan mata, justru akan menimbulkan pendaran pada orang-orang di sekelilingnya. Meskpun tidak semua mau terkena pendarannya, tidak apa, terpenting kita telah membagi sinarNya.

Karena hanya hati yang telah merasakan nikmatNya bercengkerama dengan Allah yang tak sangg...up menghalau cahaya iman. Dan karena hanya Allah yang mampu membuka pintu hidayah kepada hamba-hambaNya.

Jika bukan karena kasih sayang Allah yang teramat sangat pada hambaNya, pasti Dia akan tetap membiarkan kita jatuh pada lubang kegelapan. Jangan pernah menyalahkan Allah atas keburukan yang terjadi. Hanya kita saja yang selalu menghalau kasih sayangNya.

Kita adalah sumber kelemahan, sedang Allah adalah sumber kekuatan. Allah tidak membutuhkan apapun dari kita, Dia yang menciptakan kita. Kita yang sangat membutuhkan uluran kasih sayangNya. Amat sombongnya diri kita, jika telah mampu mengucapkan bahwa apa yang kita usahakan adalah jerih payah sendiri. Amat sombongnya kita, jika dalam helaan nafas pernah berniat untuk melupakan bahwa ada campur tangan Allah di dalamnya. Rabbighfirlii...

Kita lemah, kita hina, bagai debu yang terinjak. Adakalanya derajat kita terangkat, adalah kebaikan Allah kepada hambaNya. Hanya Allah, semua karena Allah. Matahari yang terbit dari Timur kemudian kembali tenggalam di Barat. Burung-burung yang melanglang mencari rizki dan pulang dengan perut kenyang. Sehelai daun yang jatuh, semua adalah takdirnya. Tiada sedetik episode seluruh alam semesta kecuali dengan campur tanganNya.

Terjatuh, semua orang pernah jatuh. Tapi tidak semua orang tersadar sedang jatuh atau tidak. Terluka, semua orang pernah terluka. Jangan dulu menghakimi Allah. Jangan dulu menggugat Allah. Jangan dulu mengasingkan Allah di dalam fikiran terlebih di dalam hati. Jika kita lupa pun, Allah tidak merugi. Kita yang akan merugi, terhapus ketenangan di dalam hati.

Sejenak ingat Allah, sejenak saja. Rasakan kehadirannya teramat dekat melebihi urat leher. Rasakan suara kita terdengar jelas olehNya. Rasakan cerita kita berada dalam genggamanNya. Karena Allah pasti akan menggenggam segala resah, doa dan mimpi-mimpi kita.

Jika kita pernah merasa teramat jauh dariNya. Segeralah merangkak menujuNya. Karena Allah akan berlari kepada kita. Tiada lagi kebahagiaan yang mampu melebihi kebahagiaan saat hati terasa tenang kala menyebut nama Allah.

Kita hanya bisa berusaha, berusaha dan berusaha berjalan kepadaNya. Jatuh bangun kita, biar Allah saja yang tau. Biar Allah yang nilai. Sungguh, kita tidak akan bisa tanpa Allah.

Jangan pernah melihat siapa yang menulis. Karena sebagai hamba, tidak pernah terlepas dari dosa. Tapi lihatlah isinya, jika bermanfaat, maka amalkanlah. Allahua'lam.

Ya Allah,

Ya Allah,
Jika aku bukan pemilik tulang rusuknya,
Janganlah biarkan aku merindukan kehadirannya...
Janganlah biarkan ku, melabuhkan hati ku dihatinya..
Kikislah pesonanya dari pelupuk mataku dan jauhkan dia dari relung hatiku...
... Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam didada ini dengan kasih dari padaMU yang tulus murni...
dan tolonglah agar dapat ku mengasihinya sebagai sahabat.

Tetapi jika Engkau ciptakan dia untukku ya Robb...
Maka satukan lah hati kami...
Bantulah diriku untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya...
Berikan ku kesabaran, ketekunan dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya...

Ridhoi dia...
Agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima diri ini dengan segala kelebihan dan kekuranganku
Sebagaimana telah Engkau ciptakan...
Yakinkanlah dia agar sungguh-sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka dengan diriku...

Ya Allah Maha Pengasih, dengarkanlah doaku ini...

Lepaskanlah diri ini dari keraguan ,biarkan diri ini hanya menurut kasih dan kehendakMU...Aamiin ya Rabb

Duhai engkau calonku yang Tertulis Di Lauhul Mahfudz

Jika kau mencintaiku karena kecantikanku,menyejukkan setiap mata yang memandangnya, kemudian aku bertanya. . . saat kecantikan itu memudar dimakan usia,
MASIHKAH CINTAMU TERTUJU KEPADAKU? ? ?

...
Jika kau mencintaiku karena ramahnya hatiku,memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu, kemudian aku bertanya. . .
saat keramahan itu tertutup kabut prasangka,
SEBERAPA MAMPU CINTAMU MEMENDAM CURIGA? ? ?

Jika kau mencintaiku karena kemandirian yang kumiliki,menyematkan rasa banggamu yang mengenalmu, kemudian aku bertanya. . . jika ditengah itu rasa manjaku tiba menyeruak,
SEBERAPA TANGGUH CINTAMU TUK TETAP BERSAMAKU? ? ?

Jika kau mencintaiku karena tegarnya sikapku,menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu, kemudian aku bertanya. . .
andai ketegaran itu rapuh diterpa badai,
SEBERAPA KUAT CINTAMU BERTAHAN? ? ?

Jika kau mencintaiku karena pengertian yang ku berikan,menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang ku tanam, kemudian aku bertanya. . .
kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat,
SEBERAPA KAU MAMPU MEMPERTAHANKAN CINTA INI? ? ?

Jika kau mencintaiku karena luasnya danau kesabaranku,menambah dalamnya rasa cinta semakin kau mengenalku, kemudian aku bertanya. . .
mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku,
SEBERAPA BESAR CINTAMU MAMPU MEMA'AFKAN? ? ?

Jika kau mencintaiku karena keteguhan imanku,bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya, kemudian aku bertanya. . .
kala iman itu jatuh menurun,
SEBERAPA BERKURANG AKHIRNYA CINTAMU PADAKU? ? ?

Jika kau mencintaiku karena ku yang telah kau pilih sebagai cinta yang kan kau pegang sepanjang hayat,hingga kau tak mampu berpaling pada yang lain.. kemudian aku bertanya
SEBERAPA MANTAP CINTAMU TUK TETAP SETIA? ? ?

Andai sejuta alasan tak cukup. . . .
untuk membuat cinta ini tetap bersama . . . .
maka biarkan ku pinta satu alasan tuk menjaga cinta ini. . .

AKU INGIN KAU CINTAI KARENA ALLAH! ! !
karena DIA kan selalu ada tuk menjaganya. .
maka cintaku kan tetap utuh dan setia. . .
hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimumu. . . .
KARENA CINTAKU BERPULANG KEPADANYA

Senandung Doa…

Tuhan…
aku titipkan dia kepada Mu
dia, bagian dari tulang rusukku yang hilang…
... dia, separuh jiwa ku
yang nama dan keberadaanya masih Kau rahasiakan dariku

Tuhan…
jika dia membutuhkan ku
Izinkan aku melakukan sesuatu untuknya…
jika hatinya tumpul…
berilah cahaya Mu ke dalam nuraninya

Tuhan…
tegarkan dia
jika dia dirundung duka
hibur dia
jika hatinya tergores luka
temani dia
jika dia butuh teman bicara

Tuhan…
jika dia merindukan aku
bisikkan padanya
bahwa aku juga merasakan hal yang sama
jika dia menantikan pertemuan denganku
katakan padanya
bahwa aku juga menantikan saat itu tiba

Tuhan…
tolong jaga dan lindungi dia untukku
hingga pada suatu hari nanti
atas izin Mu
kami bisa bertemu…

aamiin

Pengantin Bidadari

(Ibnu Qayyim Al Jauziyah)

Sebagai seorang pengantin, wanita lebih cantik dibanding seorang gadis

Sebagai seorang ibu, wanita lebih cantik dibanding seorang pengantin

Sebagai istri dan ibu, ia adalah kata-kata terindah di semua musim

dan dia tumbuh menjadi lebih cantik bertahun-tahun kemudian…

***

Syahdan, di Madinah, tinggallah seorang pemuda bernama Zulebid.

Dikenal sebagai pemuda yang baik di kalangan para sahabat. Juga dalam hal ibadahnya termasuk orang yang rajin dan taat.

Dari sudut ekonomi dan finansial, ia pun tergolong berkecukupan. Sebagai seorang yang telah dianggap mampu, ia hendak melaksanakan sunnah Rasul yaitu menikah. Beberapa kali ia meminang gadis di kota itu, namun selalu ditolak oleh pihak orang tua ataupun sang gadis dengan berbagai alasan.

Akhirnya pada suatu pagi, ia menumpahkan kegalauan tersebut kepada sahabat yang dekat dengan Rasulullah.

“Coba engkau temui langsung Baginda Nabi, semoga engkau mendapatkan jalan keluar yang terbaik bagimu”, nasihat mereka.

Zulebid kemudian mengutarakan isi hatinya kepada Baginda Nabi. Sambil tersenyum beliau berkata:

“Maukah engkau saya nikahkan dengan putri si Fulan?”

“Seandainya itu adalah saran darimu, saya terima. Ya Rasulullah, putri si Fulan itu terkenal akan kecantikan dan kesholihannya, dan hingga kini ayahnya selalu menolak lamaran dari siapapun.

“Katakanlah aku yang mengutusmu”, sahut Baginda Nabi.

“Baiklah ya Rasul”, dan Zulebid segera bergegas bersiap dan pergi ke rumah si Fulan.

Sesampai di rumah Fulan, Zulebid disambut sendiri oleh Fulan

“Ada keperluan apakah hingga saudara datang ke rumah saya?” Tanya Fulan.

“Rasulullah saw yang mengutus saya ke sini, saya hendak meminang putrimu si A.” Jawab Zulebid sedikit gugup.

“Wahai anak muda, tunggulah sebentar, akan saya tanyakan dulu kepada putriku.” Fulan menemui putrinya dan bertanya, “bagaimana pendapatmu wahai putriku?”

Jawab putrinya, “Ayah, jika memang ia datang karena diutus oleh Rasulullah saw, maka terimalah lamarannya, dan aku akan ikhlas menjadi istrinya.”

Akhirnya pagi itu juga, pernikahan diselenggarakan dengan sederhana. Zulebid kemudian memboyong istrinya ke rumahnya.

Sambil memandangi wajah istrinya, ia berkata,” duhai Anda yang di wajahnya terlukiskan kecantikan bidadari, apakah ini yang engkau idamkan selama ini? Bahagiakah engkau dengan memilihku menjadi suamimu?”

Jawab istrinya, ” Engkau adalah lelaki pilihan rasul yang datang meminangku. Tentu Allah telah menakdirkan yang terbaik darimu untukku. Tak ada kebahagiaan selain menanti tibanya malam yang dinantikan para pengantin.”

Zulebid tersenyum. Dipandanginya wajah indah itu ketika kemudian terdengar pintu rumah diketuk. Segera ia bangkit dan membuka pintu. Seorang laki-laki mengabarkan bahwa ada panggilan untuk berkumpul di masjid, panggilan berjihad dalam perang.

Zulebid masuk kembali ke rumah dan menemui istrinya.

“Duhai istriku yang senyumannya menancap hingga ke relung batinku, demikian besar tumbuhnya cintaku kepadamu, namun panggilan Allah untuk berjihad melebihi semua kecintaanku itu. Aku mohon keridhoanmu sebelum keberangkatanku ke medan perang.

Kiranya Allah mengetahui semua arah jalan hidup kita ini.”

Istrinya menyahut, “Pergilah suamiku, betapa besar pula bertumbuhnya kecintaanku kepadamu, namun hak Yang Maha Adil lebih besar kepemilikannya terhadapmu. Doa dan ridhoku menyertaimu”

***

Zulebid lalu bersiap dan bergabung bersama tentara muslim menuju ke medan perang. Gagah berani ia mengayunkan pedangnya, berkelebat dan berdesing hingga beberapa orang musuh pun tewas ditangannya. Ia bertarung merangsek terus maju sambil senantiasa mengumandangkan kalimat Tauhid…ketika sebuah anak panah dari arah depan tak sempat dihindarinya. Menancap tepat di dadanya. Zulebid terjatuh, berusaha menghindari anak panah lainnya yang berseliweran di udara. Ia merasa dadanya mulai sesak, nafasnya tak beraturan, pedangnya pun mulai terkulai terlepas dari tangannya. Sambil bersandar di antara tumpukan korban, ia merasa panggilan Allah sudah begitu dekat. Terbayang wajah kedua orangtuanya yang begitu dikasihinya. Teringat akan masa kecilnya bersama-sama saudaranya. Berlari-larian bersama t! eman sepermainannya. Berganti bayangan wajah Rasulullah yang begitu dihormati, dijunjung dan dikaguminya. Hingga akhirnya bayangan rupawan istrinya. Istrinya yang baru dinikahinya pagi tadi. Senyum

yang begitu manis menyertainya tatkala ia berpamitan. Wajah cantik itu demikian sejuk memandangnya sambil mendoakannya. Detik demi detik, syahadat pun terucapkan dari bibir Zulebid. Perlahan-lahan matanya mulai memejam, senyum menghiasinya….Zulebid pergi menghadap Ilahi, gugur sebagai syuhada.

***

Senja datang

Angin mendesau, sepi…

Pasir-pasir beterbangan…

Berputar-putar…

Rasulullah dan para sahabat mengumpulkan syuhada yang gugur dalam perang. Di antara para mujahid tersebut terdapatlah tubuh Zulebid yang tengah bersandar di tumpukan mayat musuh. Akhirnya dikuburkanlah jenazah zulebid di suatu tempat. Berdampingan dengan para syuhada lain.

Tanpa dimandikan…

Tanpa dikafankan…

Tanah terakhir ditutupkan ke atas makam Zulebid.

Rasulullah terpekur di samping pusara tersebut.

Para sahabat terdiam membisu.

Sejenak kemudian terdengar suara Rasulullah seperti menahan isak tangis. Air mata berlinang di dari pelupuk mata beliau. Lalu beberapa waktu kemudian beliau seolah-olah menengadah ke atas sambil tersenyum. Wajah beliau berubah menjadi cerah. Belum hilang keheranan shahabat, tiba-tiba Rasulullah menolehkan pandangannya ke samping seraya menutupkan tangan menghalangi arah pandangan mata beliau.

Akhirnya keadaan kembali seperti semula.

Para shahabat lalu bertanya-tanya, ada apa dengan Rasulullah.

“Wahai Rasulullah, mengapa di pusara Zulebid engkau menangis?”

Jawab Rasul, “Aku menangis karena mengingat Zulebid. Oo..Zulebid, pagi tadi engaku datang kepadaku minta restuku untuk menikah dan engkau pun menikah hari ini juga. Ini hari bahagia. Seharusnya saat ini Engkau sedang menantikan malam Zafaf, malam yang ditunggu oleh para pengantin.”

“Lalu mengapa kemudian Engkau menengadah dan tersenyum?” Tanya sahabat lagi.

” Aku menengadah karena kulihat beberapa bidadari turun dari langit dan udara menjadi wangi semerbak dan aku tersenyum karena mereka datang hendak menjemput Zulebid,” Jawab Rasulullah.

“Dan lalu mengapa kemudian Engkau memalingkan pandangannya dan menoleh ke samping?” Tanya mereka lagi.

“Aku mengalihkan pandangan menghindar karena sebelumnya kulihat, saking banyaknya bidadari yang menjemput Zulebid, beberapa diantaranya berebut memegangi tangan dan kaki Zulebid. Hingga dari salah satu gaun dari bidadari tersebut ada yang sedikit tersingkap betisnya….”

***

Di rumah, istri Zulebid menanti sang suami yang tak kunjung kembali. Ketika terdengar kabar suaminya telah menghadap sang ilahi Rabbi, Pencipta segala Maha Karya.

Malam menjelang…

Terlelap ia, sejenak berada dalam keadaan setengah mimpi dan dan nyata.

Lamat-lamat ia seperti melihat Zulebid datang dari kejauhan. Tersenyum, namun wajahnya menyiratkan kesedihan pula.

Terdengar Zulebid berkata, “Istriku, aku baik-baik saja. Aku menunggumu disini. Engkaulah bidadari sejatiku. Semua bidadari disini apabila aku menyebut namamu akan menggumamkan cemburu padamu…. “

Dan kan kubiarkan engkau yang tercantik di hatiku.

Istri Zulebid, terdiam.

Matanya basah…

Ada sesuatu yang menggenang disana..

Seperti tak lepas ia mengingat acara pernikahan tadi pagi..

Dan bayangan suaminya yang baru saja hadir..

Ia menggerakkan bibirnya..

“Suamiku, aku mencintaimu…

Dan dengan semua ketentuan Allah ini bagi kita..

Aku ikhlas….