Aku salah telah membuatmu kecewa
AKu salah telah membuatmu terluka
Namun itu semua bukan kesengajaanku
Namun itu semua diluar mampuku
Aku salah telah membuatmu marah
Namun itu semua bukan keinginanku
Namun itu semua bukalah kehendakku
Aku yang tidak pernah tahu apa yang aku hadapi
Aku yang tidak pernah tahu apa yang aku jalani
Yang aku tahu aku punya cinta suci untukmu
Yang aku tahu aku punya kasih putih untukmu
Jika esok hari aku tak lagi menatap matahari
Jika esok hari jiwa tak lagi menyatu bersama raga ini
Aku ingin kau tahu aku selalu mencintaimu
Aku ingin kau tahu aku selalu menyayangimu
Aku ingin kau tahu kau adalah hidupku
Aku ingin kau tahu selamanya cintaku untukmu
Sampai menutup mata
Sampai aku tak dapat menghirup aroma bumi
Sampai aku tak lagi dapat memelukmu
Namun hatiku, jiwaku, ragaku adalah milikmu
Maafkan Aku……….
Selasa, 28 Februari 2012
Sabtu, 25 Februari 2012
Agar Penglihatan Mata Hati Tetap Terang
sesuatu yang telah dijamin oleh Allah untukmu, dan kelalaianmu di dalam segala sesuatu yang dituntut oleh Allah darimu menunjukkan atas terhapusnya mata hatimu” (Al-Hikam : 5).
Semoga Allah swt membimbing dan menolong kita untuk senantiasa berusaha dengan penuh kesungguhan dalam menunaikan segala kewajiban amal ibadah untuk kemuliaan hidup di akhirat, melebihi kesungguhan usaha dan kerja kita dalam mencapai cita-cita kesuksesan hidup di dunia.
Di dalam urusan hidup ini, ada 2 hal yang harus kita maklumi dan sikapi dengan tepat. Pertama, sesuatu yang Allah swt telah jamin untuk hamba-Nya, yaitu rezeki untuk kebutuhan hidupnya di dunia. Allah tidak menuntut manusia menghabiskan seluruh waktu dan kemampuannya untuk mencari rezeki. “Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu” (Qs.20. Thaaha : 132). Rezeki adalah jaminan dari Allah. Allah datangkan rezeki kepada manusia setelah mereka menempuh suatu usaha, atau tanpa usaha sebelumnya. “Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” (Qs.11. Huud : 6). “Dan berapa banyak makhluk melata yang tidak (dapat) menanggung rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu” (Qs.29. al-Ankabut : 60).
Karena rezeki itu dalam kekuasaan dan jaminan Allah, maka terkadang ada orang yang telah bekerja dengan sangat keras siang dan malam, tidak kenal waktu, sampai ia tidak ingat kewajiban ibadah, namun gagal meraih rezeki yang diharapkan. Padahal, ada orang yang wajar-wajar saja dalam kerja dan usahanya, tetap ingat dan taat beribadah, namun rezeki yang diharapkan ia dapatkan, bahkan diberi lebih. “Allah meluaskan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (Qs.29. al-Ankabut : 62). Bahkan orang-orang yang bertaqwa, Allah sering memberikan rezeki kepada mereka dari arah yang tidak terduga. “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan untuknya jalan keluar, dan Ia akan memberinya rezeki dari arah yang ia tidak sangka-sangka. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya” (Qs.65. ath-Thalaaq : 2-3).
Kedua, sesuatu yang Allah swt tuntut dari hamba-hamba-Nya, yaitu amal-amal ibadah dan ketaatan-ketaatan yang menjadi perantara sampainya hamba kepada kebahagiaan hakiki di akhirat dan kedudukan yang dekat di sisi Allah. Maksudnya, Allah menuntut manusia untuk senantiasa berusaha mengisi hidupnya dengan amal ibadah, yang wajib dan yang sunah. Manusia akan mendapatkan pahala dan karunia Allah di surga setelah ia melaksanakan usaha dalam menunaikan ibadah dan berjuang di jalan Allah. “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)” (Qs.53. an-Najm : 39). “Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya, dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya” (Qs.2. al-Baqarah : 286).
Pahala hanya akan Allah berikan kepada manusia setelah ia menempuh jalan ibadah. Tidak ada pahala dari Allah tanpa ada usaha manusia menunaikan ibadah sebelumnya. Pahala dari Allah tidak seperti rezeki yang bisa datang dari arah yang tidak terduga. Oleh karena itu tidak sama apa yang didapatkan oleh orang-orang yang duduk-duduk saja tanpa usaha, dengan orang-orang yang berusaha beribadah dan berjuang di jalan Allah. “Tidaklah sama antara orang-orang mukmin yang duduk (yang tidak ikut berjuang di jalan Allah) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik. Dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” (Qs.4. An-Nisaa’ : 95).
Di dalam menyikapi 2 hal ini, manusia terbagi dalam 2 golongan. Pertama, orang yang ”Bashirah” atau mata hatinya terhapus, tertutup atau buta. Yaitu orang yang dalam hidupnya menghabiskan seluruh waktu dan kemampuannya untuk usaha dan kerja keras dalam mencari rezeki, padahal rezeki hakikatnya ada di dalam jaminan Allah, namun bersamaan dengan itu, ia lalai dan malas dalam usaha menunaikan ibadah, padahal ibadah adalah yang Allah tuntut dari dirinya. Ia rajin dan disiplin datang kerja ke sawah, pasar, kantor atau tempat-tempat usahanya untuk mencari rezeki, namun ia tidak menjadwalkan diri hadir di tengah-tengah jama’ah masjid, musholla, majlis ta’lim, pondok pesantren atau tempat-tempat perjuangan di jalan Allah. Inilah yang ditegaskan oleh Imam Ibnu Atha’illah as-Sakandari di dalam Kitab al-Hikam, “Kesungguhan usahamu di dalam segala sesuatu yang telah dijamin oleh Allah untukmu, dan kelalaianmu di dalam segala sesuatu yang dituntut oleh Allah darimu, menunjukkan atas terhapusnya mata hatimu” (al-Hikam : 5).
Diantara tanda-tanda orang yang terhapus atau buta mata hatinya adalah ia tidak memperhatikan akibat dari setiap sikap dan perbuatan yang ia lakukan sehingga pada akhirnya menimbulkan kerugian dan penyesalan. “Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka. Dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka” (Qs.2. al-Baqarah : 167)
Kedua, orang yang ”Bashirah” atau mata hatinya terbuka dan telah bersinar cahaya Allah di dalamnya. Yaitu orang-orang menyadari bahwa ia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. ”Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan” (Qs.22. al-Hajj : 77). Hati dan akal pikirannya sibuk memikirkan urusan ibadah. Ia memahami bahwa usaha keras dalam menjemput rezeki hukumnya mubah, sedangkan usaha keras dalam ibadah untuk meraih ridha Allah hukumnya wajib. Gerakan anggota badannya sigap dan penuh semangat dalam pengabdian kepada Allah. Aktifitas kerja dan usaha tidak sampai menyibukkan hatinya di saat shalat atau menuntut ilmu. Ia membagi waktu dan perhatiannya dengan adil. Ada saatnya ia khusus menghadap Allah dan ada saatnya ia berinteraksi dengan sesama manusia. Ia giat pergi kerja ke sawah, pasar, kantor atau tempat usaha lainnya. Namun ia juga tekun dan disiplin hadir di tengah-tengah jama’ah masjid, musholla, majlis ta’lim, pondok pesantren atau tempat-tempat perjuangan di jalan Allah. Ia yakin bahwa jika ia taat kepada Allah, maka Allah Yang Maha Mengetahui akan memberikan karunia yang terbaik untuk hidupnya. Di dalam Hadits Qudsi, Allah swt berfirman, “Wahai hamba-Ku, taatlah kepada-Ku di dalam segala sesuatu yang Aku perintahkan, dan jangan mengajari-Ku dengan segala sesuatu yang akan menjadi kebaikan bagimu”.
Diantara tanda-tanda orang yang ”Bashirah”nya telah terbuka, atau hatinya telah bercahaya adalah ia akan selalu memperhatikan akhir atau akibat dari segala sesuatu. Jika akibatnya baik dan ridha Allah, maka ia lakukan. Jika akibatnya buruk dan murka Allah, maka ia tinggalkan. Ia senantiasa berusaha menjadi ahli taqwa. Dan Allah swt berfirman, ”Maka bersabarlah. Sesungguhnya akibat (kesudahan) yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs.11. Huud : 49).
Semoga Allah membimbing dan menolong kita untuk memiliki amal dan kepribadian orang-orang yang terbuka terang mata hatinya dan bersinar bashirahnya sebagaimana para Sahabat Rasulullah saw, yang hidupnya dihabiskan untuk taat kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya, maka Allah menganugerahkan kepada mereka kemenangan, kebahagiaan dan kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.
Semoga Allah swt membimbing dan menolong kita untuk senantiasa berusaha dengan penuh kesungguhan dalam menunaikan segala kewajiban amal ibadah untuk kemuliaan hidup di akhirat, melebihi kesungguhan usaha dan kerja kita dalam mencapai cita-cita kesuksesan hidup di dunia.
Di dalam urusan hidup ini, ada 2 hal yang harus kita maklumi dan sikapi dengan tepat. Pertama, sesuatu yang Allah swt telah jamin untuk hamba-Nya, yaitu rezeki untuk kebutuhan hidupnya di dunia. Allah tidak menuntut manusia menghabiskan seluruh waktu dan kemampuannya untuk mencari rezeki. “Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu” (Qs.20. Thaaha : 132). Rezeki adalah jaminan dari Allah. Allah datangkan rezeki kepada manusia setelah mereka menempuh suatu usaha, atau tanpa usaha sebelumnya. “Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” (Qs.11. Huud : 6). “Dan berapa banyak makhluk melata yang tidak (dapat) menanggung rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu” (Qs.29. al-Ankabut : 60).
Karena rezeki itu dalam kekuasaan dan jaminan Allah, maka terkadang ada orang yang telah bekerja dengan sangat keras siang dan malam, tidak kenal waktu, sampai ia tidak ingat kewajiban ibadah, namun gagal meraih rezeki yang diharapkan. Padahal, ada orang yang wajar-wajar saja dalam kerja dan usahanya, tetap ingat dan taat beribadah, namun rezeki yang diharapkan ia dapatkan, bahkan diberi lebih. “Allah meluaskan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (Qs.29. al-Ankabut : 62). Bahkan orang-orang yang bertaqwa, Allah sering memberikan rezeki kepada mereka dari arah yang tidak terduga. “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan untuknya jalan keluar, dan Ia akan memberinya rezeki dari arah yang ia tidak sangka-sangka. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya” (Qs.65. ath-Thalaaq : 2-3).
Kedua, sesuatu yang Allah swt tuntut dari hamba-hamba-Nya, yaitu amal-amal ibadah dan ketaatan-ketaatan yang menjadi perantara sampainya hamba kepada kebahagiaan hakiki di akhirat dan kedudukan yang dekat di sisi Allah. Maksudnya, Allah menuntut manusia untuk senantiasa berusaha mengisi hidupnya dengan amal ibadah, yang wajib dan yang sunah. Manusia akan mendapatkan pahala dan karunia Allah di surga setelah ia melaksanakan usaha dalam menunaikan ibadah dan berjuang di jalan Allah. “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)” (Qs.53. an-Najm : 39). “Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya, dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya” (Qs.2. al-Baqarah : 286).
Pahala hanya akan Allah berikan kepada manusia setelah ia menempuh jalan ibadah. Tidak ada pahala dari Allah tanpa ada usaha manusia menunaikan ibadah sebelumnya. Pahala dari Allah tidak seperti rezeki yang bisa datang dari arah yang tidak terduga. Oleh karena itu tidak sama apa yang didapatkan oleh orang-orang yang duduk-duduk saja tanpa usaha, dengan orang-orang yang berusaha beribadah dan berjuang di jalan Allah. “Tidaklah sama antara orang-orang mukmin yang duduk (yang tidak ikut berjuang di jalan Allah) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik. Dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” (Qs.4. An-Nisaa’ : 95).
Di dalam menyikapi 2 hal ini, manusia terbagi dalam 2 golongan. Pertama, orang yang ”Bashirah” atau mata hatinya terhapus, tertutup atau buta. Yaitu orang yang dalam hidupnya menghabiskan seluruh waktu dan kemampuannya untuk usaha dan kerja keras dalam mencari rezeki, padahal rezeki hakikatnya ada di dalam jaminan Allah, namun bersamaan dengan itu, ia lalai dan malas dalam usaha menunaikan ibadah, padahal ibadah adalah yang Allah tuntut dari dirinya. Ia rajin dan disiplin datang kerja ke sawah, pasar, kantor atau tempat-tempat usahanya untuk mencari rezeki, namun ia tidak menjadwalkan diri hadir di tengah-tengah jama’ah masjid, musholla, majlis ta’lim, pondok pesantren atau tempat-tempat perjuangan di jalan Allah. Inilah yang ditegaskan oleh Imam Ibnu Atha’illah as-Sakandari di dalam Kitab al-Hikam, “Kesungguhan usahamu di dalam segala sesuatu yang telah dijamin oleh Allah untukmu, dan kelalaianmu di dalam segala sesuatu yang dituntut oleh Allah darimu, menunjukkan atas terhapusnya mata hatimu” (al-Hikam : 5).
Diantara tanda-tanda orang yang terhapus atau buta mata hatinya adalah ia tidak memperhatikan akibat dari setiap sikap dan perbuatan yang ia lakukan sehingga pada akhirnya menimbulkan kerugian dan penyesalan. “Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka. Dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka” (Qs.2. al-Baqarah : 167)
Kedua, orang yang ”Bashirah” atau mata hatinya terbuka dan telah bersinar cahaya Allah di dalamnya. Yaitu orang-orang menyadari bahwa ia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. ”Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan” (Qs.22. al-Hajj : 77). Hati dan akal pikirannya sibuk memikirkan urusan ibadah. Ia memahami bahwa usaha keras dalam menjemput rezeki hukumnya mubah, sedangkan usaha keras dalam ibadah untuk meraih ridha Allah hukumnya wajib. Gerakan anggota badannya sigap dan penuh semangat dalam pengabdian kepada Allah. Aktifitas kerja dan usaha tidak sampai menyibukkan hatinya di saat shalat atau menuntut ilmu. Ia membagi waktu dan perhatiannya dengan adil. Ada saatnya ia khusus menghadap Allah dan ada saatnya ia berinteraksi dengan sesama manusia. Ia giat pergi kerja ke sawah, pasar, kantor atau tempat usaha lainnya. Namun ia juga tekun dan disiplin hadir di tengah-tengah jama’ah masjid, musholla, majlis ta’lim, pondok pesantren atau tempat-tempat perjuangan di jalan Allah. Ia yakin bahwa jika ia taat kepada Allah, maka Allah Yang Maha Mengetahui akan memberikan karunia yang terbaik untuk hidupnya. Di dalam Hadits Qudsi, Allah swt berfirman, “Wahai hamba-Ku, taatlah kepada-Ku di dalam segala sesuatu yang Aku perintahkan, dan jangan mengajari-Ku dengan segala sesuatu yang akan menjadi kebaikan bagimu”.
Diantara tanda-tanda orang yang ”Bashirah”nya telah terbuka, atau hatinya telah bercahaya adalah ia akan selalu memperhatikan akhir atau akibat dari segala sesuatu. Jika akibatnya baik dan ridha Allah, maka ia lakukan. Jika akibatnya buruk dan murka Allah, maka ia tinggalkan. Ia senantiasa berusaha menjadi ahli taqwa. Dan Allah swt berfirman, ”Maka bersabarlah. Sesungguhnya akibat (kesudahan) yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs.11. Huud : 49).
Semoga Allah membimbing dan menolong kita untuk memiliki amal dan kepribadian orang-orang yang terbuka terang mata hatinya dan bersinar bashirahnya sebagaimana para Sahabat Rasulullah saw, yang hidupnya dihabiskan untuk taat kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya, maka Allah menganugerahkan kepada mereka kemenangan, kebahagiaan dan kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.
Bila Jodoh Tak Kunjung Tiba
Sebagai orang beriman, salah satu hal yang harus kita yakini bahwa hanya Allah swt yang menentukan jodoh kita. Bahwa kita dilahirkan bersamaan dengan ketetapan jodoh yang terbaik menurut Allah swt. Di dalam doa-doa kita, khususnya bagi yang belum menikah, selalu terungkap doa agar Allah swt menyegerakan jodoh di dunia yang fana ini. Lalu bagaimana jika jodoh tak kunjung tiba? Padahal hampir setiap saat, kita selalu memintanya kepada Allah swt, Sang Maha Kaya dan Pencipta segala sesuatu. Tapi mengapa jodoh tetap tak kunjung datang?
Kalau sudah begini, jangan pernah sekalipun terlintas dalam pikiran kita, untuk berprasangka buruk kepada Allah swt. Na’udzubillah min dzaalik. Justru, kita harus instropeksi pada diri sendiri. Sudahkah kita melakukan ikhtiar untuk menjemput jodoh yang sesuai dengan cara-cara Rasulullah saw? Berikut beberapa nasehat tentang jodoh yang tak kunjung tiba dari Ust. Ihsan Hakim
1. Niat yang Baik
Niat yang baik maksudnya jika hendak melakukan sesuatu, tidak cukup hanya sekedar niat. Tetapi harus diikuti dengan langkah-langkah atau perbuatan yang akan mewujudkan niat tersebut. Jadi, kalau memang kita ingin menjemput jodoh, maka lakukanlah perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan hal itu. Salah satunya, mencari ilmu tentang jodoh atau misalnya menabung untuk biaya pernikahan.
2. Mengubah Pemahaman
Selama ini ikhwan memiliki hasrat untuk menjemput jodoh. Bagaimana kalau jodoh yang mencari ikhwan? Begitu juga dengan akhwat, yang memiliki kecenderungan menunggu jodoh. Ternyata tidak ada salahnya kalau akhwat berinisiatif menjemput jodoh. Ikhwan yang ingin jodoh menjemput dirinya, maka harus melakukan perbaikan diri, seperti meningkatkan keilmuan dan keshalihan. Begitu juga dengan akhwat yang ingin menjemput jodoh. Salah satunya adalah menabung. Karena jaman sekarang tidak hanya ikhwan yang wajib menanggung beban biaya pernikahan. Tapi akhwat juga punya tanggung jawab. Kita tahu bagaimana, Siti Khadijah yang tertarik lebih dulu kepada Muhammad. Waktu itu beliau belum mendapat tugas kerasulan. Tapi karena keluhuran akhlaknya, maka Khadijah pun ingin menjadikan Muhammad sebagai suaminya. Soal biaya, jelas Khadijah mampu karena dia seorang janda yang kaya raya. Kondisi sekarang, ikhwan banyak yang sudah siap secara fisik dan keilmuan, tapi dana belum mencukupi. Karena itu tidak ada salahnya kalau akhwat juga menabung dan turut menanggung biaya pernikahan.
3. Meminta bantuan orangtua, keluarga atau orang lain.
Selama ini orangtua selalu menanyakan kapan kita akan menikah. Sekarang kita balik dengan meminta orangtua untuk mencarikan jodoh buat kita. Bisa juga meminta bantuan saudara, atau teman. Tentunya mereka yang dimintai bantuan sudah paham dengan kriteria jodoh yang kita inginkan. Atau, kita membantu orang lain untuk menjemput jodoh. Karena ada hadits yang menyatakan, muslim yang baik adalah yang bermanfaat bagi muslim lainnya. Insya Allah dengan banyak membantu orang lain untuk menjemput jodohnya, maka Allah swt akan menyegerakan bertemu dengan jodoh kita.
4. Berdoa
Kalau selama ini kita sering berdoa untuk kebaikan diri sendiri, maka cobalah untuk mendoakan orang lain. Doakan orang lain agar dimudahkan untuk menjemput jodohnya. Karena jika seseorang mendoakan orang lain, yang orang tersebut tidak mengetahui kalau dirinya didoakan, maka para malaikat akan mendoakan hal yang sama untuk orang yang mendoakan.
5. Tawakal
Serahkan segalanya kepada Allah swt. Tawakal itu harus berkhusnuzhon kepada Allah swt. Ada dua kehendak Allah yang harus kita yakini. Kehendak qauniyah dan syar’i. Pada dasarnya, Allah swt menghendaki kita menikah. Karena menikah merupakan perbuatan baik. Tidak mungkin Allah menjerumuskan kita kepada hal-hal yang tidak baik. Tapi kehendak qauniyah kita sendiri membuat kita malas, tidak membuka diri, ada yang datang tapi kita menolak. Inilah kehendak qauniyah kita.
Ketika kita sudah sangat berhati-hati menaiki atap rumah namun akhirnya terjatuh juga, maka ini adalah kehendak syar’i Allah swt. Tapi ketika kita tidak berhati-hati lalu terjatuh, ini adalah kehendak qauniyah.
Kaitannya dengan menikah, kita sudah meniatkan untuk itu dan merasa sudah tawakal kepada Allah swt. Tapi ternyata, kita lebih sering tidak khusnuzhon kepada Allah swt. Padahal Allah swt selalu menginginkan segala kebaikan kepada kita. Hanya kita tidak menyikapi kebaikan Allah swt itu dengan baik.
6. Amalan
Puasa sunnah. Tapi jangan niat puasa sunnah untuk menjemput jodoh. Tetap niatkan untuk beribadah kepada Alah.
Sholat tahajjud dan banyak berdoa kepada Allah swt. Dibolehkan menyebutkan amalan-amalan yang sudah dilakukan dalam doa kita. Misal, Ya Allah semoga amal puasa yang sudah hamba lakukan, dapat menyegerakan jodoh yang terbaik menurut Engkau. Banyak Istighfar. Banyak berinfaq. Dan jangan pernah berputus asa. “Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila Dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa". (Qs. al-Israa:83)
Karena berputus asa akan membuat kita terputus dari rahmat Allah swt. Putus asa sering dipicu karena kita memiliki sedikit saja prasangka buruk kepada Allah swt. Misalnya, seorang akhwat sudah merasa Allah swt menjadikan dia perawan tua, karena hingga usia yang sudah cukup matang, jodoh masih tak kunjung tiba. Maka Allah pun menjadikannya seperti itu. Namun jika dia optimis, Allah swt pasti akan menolongnya.
Jadi intinya bagaimana kita menyikapi jodoh yang tak kunjung tiba adalah jangan pernah sedikit pun kita berprasangka buruk kepada Allah swt. Dalam hadits qudsi Allah swt berfirman, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku”.
Kalau sudah begini, jangan pernah sekalipun terlintas dalam pikiran kita, untuk berprasangka buruk kepada Allah swt. Na’udzubillah min dzaalik. Justru, kita harus instropeksi pada diri sendiri. Sudahkah kita melakukan ikhtiar untuk menjemput jodoh yang sesuai dengan cara-cara Rasulullah saw? Berikut beberapa nasehat tentang jodoh yang tak kunjung tiba dari Ust. Ihsan Hakim
1. Niat yang Baik
Niat yang baik maksudnya jika hendak melakukan sesuatu, tidak cukup hanya sekedar niat. Tetapi harus diikuti dengan langkah-langkah atau perbuatan yang akan mewujudkan niat tersebut. Jadi, kalau memang kita ingin menjemput jodoh, maka lakukanlah perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan hal itu. Salah satunya, mencari ilmu tentang jodoh atau misalnya menabung untuk biaya pernikahan.
2. Mengubah Pemahaman
Selama ini ikhwan memiliki hasrat untuk menjemput jodoh. Bagaimana kalau jodoh yang mencari ikhwan? Begitu juga dengan akhwat, yang memiliki kecenderungan menunggu jodoh. Ternyata tidak ada salahnya kalau akhwat berinisiatif menjemput jodoh. Ikhwan yang ingin jodoh menjemput dirinya, maka harus melakukan perbaikan diri, seperti meningkatkan keilmuan dan keshalihan. Begitu juga dengan akhwat yang ingin menjemput jodoh. Salah satunya adalah menabung. Karena jaman sekarang tidak hanya ikhwan yang wajib menanggung beban biaya pernikahan. Tapi akhwat juga punya tanggung jawab. Kita tahu bagaimana, Siti Khadijah yang tertarik lebih dulu kepada Muhammad. Waktu itu beliau belum mendapat tugas kerasulan. Tapi karena keluhuran akhlaknya, maka Khadijah pun ingin menjadikan Muhammad sebagai suaminya. Soal biaya, jelas Khadijah mampu karena dia seorang janda yang kaya raya. Kondisi sekarang, ikhwan banyak yang sudah siap secara fisik dan keilmuan, tapi dana belum mencukupi. Karena itu tidak ada salahnya kalau akhwat juga menabung dan turut menanggung biaya pernikahan.
3. Meminta bantuan orangtua, keluarga atau orang lain.
Selama ini orangtua selalu menanyakan kapan kita akan menikah. Sekarang kita balik dengan meminta orangtua untuk mencarikan jodoh buat kita. Bisa juga meminta bantuan saudara, atau teman. Tentunya mereka yang dimintai bantuan sudah paham dengan kriteria jodoh yang kita inginkan. Atau, kita membantu orang lain untuk menjemput jodoh. Karena ada hadits yang menyatakan, muslim yang baik adalah yang bermanfaat bagi muslim lainnya. Insya Allah dengan banyak membantu orang lain untuk menjemput jodohnya, maka Allah swt akan menyegerakan bertemu dengan jodoh kita.
4. Berdoa
Kalau selama ini kita sering berdoa untuk kebaikan diri sendiri, maka cobalah untuk mendoakan orang lain. Doakan orang lain agar dimudahkan untuk menjemput jodohnya. Karena jika seseorang mendoakan orang lain, yang orang tersebut tidak mengetahui kalau dirinya didoakan, maka para malaikat akan mendoakan hal yang sama untuk orang yang mendoakan.
5. Tawakal
Serahkan segalanya kepada Allah swt. Tawakal itu harus berkhusnuzhon kepada Allah swt. Ada dua kehendak Allah yang harus kita yakini. Kehendak qauniyah dan syar’i. Pada dasarnya, Allah swt menghendaki kita menikah. Karena menikah merupakan perbuatan baik. Tidak mungkin Allah menjerumuskan kita kepada hal-hal yang tidak baik. Tapi kehendak qauniyah kita sendiri membuat kita malas, tidak membuka diri, ada yang datang tapi kita menolak. Inilah kehendak qauniyah kita.
Ketika kita sudah sangat berhati-hati menaiki atap rumah namun akhirnya terjatuh juga, maka ini adalah kehendak syar’i Allah swt. Tapi ketika kita tidak berhati-hati lalu terjatuh, ini adalah kehendak qauniyah.
Kaitannya dengan menikah, kita sudah meniatkan untuk itu dan merasa sudah tawakal kepada Allah swt. Tapi ternyata, kita lebih sering tidak khusnuzhon kepada Allah swt. Padahal Allah swt selalu menginginkan segala kebaikan kepada kita. Hanya kita tidak menyikapi kebaikan Allah swt itu dengan baik.
6. Amalan
Puasa sunnah. Tapi jangan niat puasa sunnah untuk menjemput jodoh. Tetap niatkan untuk beribadah kepada Alah.
Sholat tahajjud dan banyak berdoa kepada Allah swt. Dibolehkan menyebutkan amalan-amalan yang sudah dilakukan dalam doa kita. Misal, Ya Allah semoga amal puasa yang sudah hamba lakukan, dapat menyegerakan jodoh yang terbaik menurut Engkau. Banyak Istighfar. Banyak berinfaq. Dan jangan pernah berputus asa. “Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila Dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa". (Qs. al-Israa:83)
Karena berputus asa akan membuat kita terputus dari rahmat Allah swt. Putus asa sering dipicu karena kita memiliki sedikit saja prasangka buruk kepada Allah swt. Misalnya, seorang akhwat sudah merasa Allah swt menjadikan dia perawan tua, karena hingga usia yang sudah cukup matang, jodoh masih tak kunjung tiba. Maka Allah pun menjadikannya seperti itu. Namun jika dia optimis, Allah swt pasti akan menolongnya.
Jadi intinya bagaimana kita menyikapi jodoh yang tak kunjung tiba adalah jangan pernah sedikit pun kita berprasangka buruk kepada Allah swt. Dalam hadits qudsi Allah swt berfirman, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku”.
Rabu, 15 Februari 2012
Strategi Penyesatan & Pemurtadan
Trik dan Strategi Penyesatan serta Pemurtadan
RED ALERT (1) : Trik dan Strategi Penyesatan serta Pemurtadan
Bismillaahir rohmanir rohiim
Assalamu’alaykum warohmatullaahi wa barokaatu.
Saudara-saudariku yang dirahmati oleh Allah ta’ala...
Berikut ini marilah kita bahas dan selidik beberapa Trik dan Strategi Penyesatan serta Pemurtadan yang sedemikian gencar "mereka" upayakan terhadap negeri yang bernama Endonesia ini. Maka, WASPADALAH... !!!
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
"Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya[82]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu ." (QS.al-Baqarah {2}:109).
[82]. Maksudnya: keizinan memerangi dan mengusir orang Yahudi.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Hay bin Akhtab dan Abu Jasir bin Akhtab termasuk kaum Yahudi yang paling hasud terhadap orang Arab, dengan alasan Allah telah mengistimewakan orang Arab dengan mengutus Rasul dari kalangan mereka. Kedua orang bersaudara itu bersungguh-sungguh mencegah orang lain masuk Islam. Maka Allah menurunkan ayat ini (S. 2: 109) sehubungan dengan perbuatan kedua orang itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa’id atau ’Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
JALUR-JALUR STRATEGI DITERAPKAN DANGAN BERBAGAI CARA
Berikut ini marilah kita bahas dan selidik beberapa Trik dan Strategi Penyesatan serta Pemurtadan yang sedemikian gencar "mereka" upayakan terhadap negeri yang bernama Endonesia ini. Maka, WASPADALAH... !!!
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
"Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya[82]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu ." (QS.al-Baqarah {2}:109).
[82]. Maksudnya: keizinan memerangi dan mengusir orang Yahudi.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Hay bin Akhtab dan Abu Jasir bin Akhtab termasuk kaum Yahudi yang paling hasud terhadap orang Arab, dengan alasan Allah telah mengistimewakan orang Arab dengan mengutus Rasul dari kalangan mereka. Kedua orang bersaudara itu bersungguh-sungguh mencegah orang lain masuk Islam. Maka Allah menurunkan ayat ini (S. 2: 109) sehubungan dengan perbuatan kedua orang itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa’id atau ’Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
JALUR-JALUR STRATEGI DITERAPKAN DANGAN BERBAGAI CARA
1. MELALUI INVASI KEBUDAYAAN, dengan mempengaruhi pola pikir
a. Strategi ini diterapkan karena ada ajaran dalam Matius 9: 37-38à tahun 2006 ditetapkan sebagai tahun penunaian besar-besaran=tahun pemurtadan. Dengan meminjam tenaga dari orang Islam yang berpola pikir bebas tanpa batas untuk dijadikan corong pengaburan ajaran islam. Seringkali yang dijadikan senjata adalah ayat al-qur’an surat al-baqarah 62/al-maidah:69 dalih bahwa semua agama itu sama, atau al-maidah:5 dijadikan legalitas kawin campur.
b. Sampai saat ini strategi Snaugh Horgronye masih diterapkan, yakni menghadapi kaum muslimin bukan dengan kekerasan tetapi merusak Islam dari dalam dengan cara
1) Pendangkalan aqidah, yang ditonjolkan adlah mistiknyam khurafat agar mendekati syirik.
2) Menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam yang sebenarnya, hindarkan mereka menghindari ayat al-qur’an tetapi doronglah pada lagu qiraatnyaàkadang kita terjebak pada tadarus pada percepatannya bukan pada tadarus lafdhiyyah(perhatian pada makhraj dan tajwid dan sangat kurang pada tadabbur(pencermatan) ayat dikaitkan dengan ayat lain atau hadist, mungkin dirunut juga asbabun nuzulnya. Diperkuat dengan pernyataan missionaris Zwemmer pada Konferensi Missionaris
“misi kita bukan menghancurkan muslim, tetapi memisahkan mereka dari ajaran Islam, agar menjadi muslim yang tidak berakhlak, dengan begitu akan membuka kemenangan imperialis di negeri Islam. Tujuan kalian dalma missionaris memepersiapkan generasi baru sesuai kehendak penjajah.
3) Merusak moral angkatan muda Islam
a) Atas nama anak gaul, anak Islam dibujuk senang pada pesta valentine dan halowen yang kadang mengarah pada kebebasan pergaulan.
b) Kasus Doulos anak-anak Muslim yang dicekoki miras dan narkoba bahkan pengakuan John F. Tenker dari Manado (informasi Ulil Albab, Kodiran Salim) bahwa narkoba merupakan alat yang merusak kaum muda Islam, meski dalam hal ini sulit dibuktikan
2. MELALUI INVASI KEKERASAN, cara yang diterapkan adalah dengan:
a. Psywar berupa teror dan pembentukan opini bahwa Islam adalah identik dengan kekerasan, dengan penggunaan ayat-ayat al-Qur’an tentang peperangan dan menunjukkan beberapa kesadisan yang dilakukan Islam (contoh film fitnah)
b. Menimbulkan konflik di daerah-daerah tertentu seperti Maluku dan Poso
c. Penculiian dan dicuci otaknyaàgadis MAN di Padang, Akbid ‘Aisyiyah di Jawa barat, Mahasiswa di Lampung, dst
3. MELALUI JALUR EKONOMI. dengan jargon pengentasan kemiskinan sangat strategis untuk pemurtadan, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan berupa:
a. Pemberian atau peminjaman modal
b. Bantuan/pembebasan SPP
c. Bantuna menyalurkan tenaga kerja
d. Pembagian sembako/ bahkan ada yang berani menggunakan bingkisan lebaran
e. Pemberdayaan masyarakatàACT, Action Church together
4. MELALUI PENDIDIKAN
a. Secara terang-terangan menolak sikdiknas terutama pasal penyediaan guru agama yang sejenis agama anak didik.
b. Mendirikan beberapa perguruan tinggi yang mengajarkan Islamologi sebanyak 36-40 SKS seperti Institut Teologi Kalimatullah(ITK) pimpinan Josias Lengkong, sekolah Tinggi Teologi(STT), Apostolos pimpinan Yusuf Roni. Mereka memiliki ayat-ayat favorit dari al-Qur’an untuk legalisasi ajaran mereka. Dengan persiapan matang mendompleng kajian bersama dan mengetengahkan ayat-ayat al-Qur’an yang dijadikan senjata untuk memukul umat Islam
c. Program Asrama Daniel, Salatiga: Beasiswa Info Internasional
5. JALUR POLITIK. Melalui politik praktis ataupun mempengaruhi kebijakan, misalnya
a. Pendekatan pada pemegang kekuasaan, melakukan intervensi kebijakan, agar mereka menjalankan pemerintahan sesuai pesanan sang majikan.
b. PDS adalah keberhasilan persatuan mereka meraih akses kekuasaan, meski perolehan belum mencukupi tetapi bisa menjadi kekuatan mereka dalam menduduki kekuasaan.
c. Beberapa daerah yang rawan konflik menjadi pemicu SARA, contohnya RMS sejatinya bukan Rakyat Maluku Selatan tetapi Rakyat Maluku Seraini, di Poso. Hal ini selain dapat menjatuhkan citra pemerintah juga bertujuan untuk menyakiti umat Islam
d. Proyek Yosef(2004)=PDS dan Proyek Daud(2009)=PKD(Partai Kristen Demokrat). Target mereka: DPRD kab/kota:286 kursi, DPRD Propinsi: 54 kursi, DPRRI:13 kursi dan melirik RI 1 atau RI 2
e. Politik Mapping(pemetaan Politik)
1) Segmentasi pasar: gereja, ormas, kepemudaan dan mahasiswa
2) Optimalisasi pemilih pemula
3) Gol Hindu, Budha dan Konghucu sebagai karib
4) Kejawen, kebatinan, aliran kepercayaan, dibina secara optimal
5) Floating mass=masa mengambang dan Escapist mass=masa pelarian lahan penggarapan
6. JALUR KESEHATAN SANGAT POTENSIAL. Bahkan dokter aktifis penginjil berpendapat seorang dokter lebih efektif dan efisien melakukan pengabaran injil daripada sepuluh penginjil
a. Pemanfaatan waktu ketika menghadapi pasien
b. Pemanfaatan waktu ketika pasien merasa takut di operasi
c. Memberikan pengobatan dan pemeriksaan gratis
d. Pengonatan massal {endeta Youngren
7. PEMANFAATAN MEDIA TULIS. Berupa buku-buku yang ditulis murtadian, leflet dan brosur serta lukisan, misalnya
a. The Islamic invasion karya Robert Morrey yang kemudian telah dijawab oleh Bunda Irena Handono (muhtadin)
b. Buku upacara Haji tulisan Drs Poernama Winangun (murtadin)
c. pengakuan gadis kristen (NITA) yang mempertanggungjawabkan imannya di pusat pengginjilan Nehemia yang memojokkan pemuda Islam(EKY) yang kemudian dikristenkan.
d. leflef yang sarat dengan ayat al-qur’an dan hadist, seperti rahasia menuju jalan surga, keselamatan Iman dan Ketaatan pada sirathal mustaqim, alamat postboxnya sama dengan penginjil Nehemiaà pengakuan Ihsan Mokoginta(Muhtadin)
e. Yesus dalam Al-Qur’an tulisan Abdul Yadi/Pariyadi(murtadin) yang juga ahli menulis kaligrafi
8. PEMANFAATAN MEDIA SENI BUDAYA
a. Membangan tempat ibadah yang sesuai dengan kebudayaan setempat, gereja berbentuk rumah gadang, gereja denngan kubah, gereja menyerupai rumah tinggal
b. Pengamen mulai melanyanyikan lagu gerejani
c. kaligrafi
MEMINJAM TENAGA YANG TIDAK KASAT MATA, ATAU DENGAN DENGAN CARA MISTIK
a. Meminjan tenaga jin, ada yang kerasukan da menyebut Yesus. Hal ini tidak aneh karena menurut korintus 2:11-14=iblis dapat menyamar menjadi malaikan terang
b. Pengobatan yang tiba-tiba dapt sembuh, walau nanti jika kekuatan jinnya tak ada kembali sakit lagi
PERKAWINAN/PERGAULAN MUDA, dengan beberapa metode, diantaranya
a. D3 (dipacari, dihamili dan dimurtadkan) atau metode hamilisasi, diterapkan kepada sesama anak muda
b. Angkut penumpang, jika pasangannnya kembali ke Islam maka yang terpenting anak-anak didiknya ikut ke kristen.
BERKEDOK ISLAMI
a. Shalawatan, tetapi yang dibaca adalah doa dalam Matius 6:9-13 (abanaldzi fi samawati, lataqaddasi ismuka, liyakti malakuutuka, latakun masyiyatuka...dst) = bapa kami yang ada di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datangkanlah kerajaan-Mu, jadikanlah kehendak-Mu.
b. Melakukan tilawatil injil
c. Membuat kaligrafi juga seperti dalam doa matius 6:9-13
d. Mempelajari ayat-ayat al-Qur’an tertentu untuk legalisasi ajaran mereka
e. Mereka melakukan sholatul sab’u karangan pendeta yusuf Roni:
Tabarokallahu ilahuna kulahinin wa ana kullu awwanin wa dahradahirin. Amen. Bismi abi wa ibni wa rukhil quddusi al ilaha wahid. Ketika pendeta mengakhiri sholat mmembaca “assalamu li jami’ikum, jama’ah menjawab wa ma’a ruhika aidhon
f. Pendeta Ignatius Soetawan lulusan sekolah tinggi Prajnawidya Yogyakarta, berhasil menciptakan shalat rabbaniyah yang doanya dengan bahas Arab menggunakan Injil matius 6:9-1
TRIK PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN
1. Menerapkan injil Matius 10:16,, halus seperti merpati tetapi licik seperti ular
2. Kamuflase atau penyamaran, karena memang diajarkan oleh Paulus dalam Korintus 1, 9:29, pura-pura fasih berbahasa Arab/al-Qur’an
3. Kadang membolehkan dusta atau peniouan dan memang diperbolehkan dalam Roma 3:7, kegiatan tanpa identitas
4. Teori makan bubur panas: pemurtadan diawali dari daerah pinggiran dan pedesaan baru pada pusat desa atau kota
5. Debat, namun sasarannya orang yang lemah pengetahuannya
6. Tebar pesona: menunjukkan sikap baik suka membantu, ramah, sopan, span aktif di masyaarakat, menunjukkan kasih ke setiap orang.
“Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari diri mereka sendirir, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka. Sampai Allah mendatangkan perintah-Nya*. Sesungguhnya Allah maha Kuasa Atas segala sesuatu.
*maksudnya: keizinan mamerangi dan mengusir orang Yahudi.
Matius 28:19, Amanat Agung, perintah memberitkan injil
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua murid-Ku dan baptislah mereka dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
(ayat ini termasuk yang diklarifikasi menurut Robert Funk guru besar di Havard University ahli pneliti kitab perjanjian baru, ayat ini tambahan)
LOGIKA
Gereja dan pendeta membutuhkan jema’at. Jema’at yang sudah ada milik gereja dan pendeta tertentu. Tiada jalan lain selain memurtadkan umat lain.
Proses perjuangann kaum salibis/palangis untuk kristenisasi di Indonesia melalui proses panjang, berawal dari truma perang salib, kemudian dikembangkan dengan ekspedisi portugal dalma misi TRIPPLE MiSSIONS yaitu god(kejayaan), glory(kekuasaan), gospel(penyebaran agama). Pada masa penjajahan pun telah diterapkan krisrening polotok(1916) melalui misi dan zending yang mat giat upaya pemurtadannya. Sampai KHA. Dahlan pernah debat dengan pendeta Dimine Bakker, Zwemmer, dan Loberton. Ahli kitab (orang yang pernah mendapat kitab), baik Yahudi maupun Nashara à sekarang kristen(kis 11:26). Akan selalu mencari cara maupun celah untuk melaksanakan panggilan/ misi amanat agung tersebut.
GRAND STRATEGI
Dalam sidang Luar Biasa Dewan Gereja Indonesia di Hotel Sahid Surabaya tanggal 8-10 Juni 2001 mereka memutuskan tahapan strategi kristenisasi.
1. Strategi jangka panjang
a. Mewujudkan pemerintahan yang diisi oleh pejabat kristen
b. Mewujudkan agama Kristen sebagai komunitas mayoritas
c. Mewujudkan negara Kristen di Indonesia
2. Strategi jangka menengah
a. Mungupayakan pendirian gereja di seluruh pelosok tanah air
b. Membentuk pasukan yang siap untuk menghadapi musuh kristen
c. Mewujudkan sistem ekonomi terpusat di setiap daerah di Indonesia
3. Strategi jangka pendek
a. Merekrut jama’ah Kristen dengan jalan pemurtadan atau dengan kekayaan/uang
b. Membuat posko pengaduan segala macam kasus
Anggaran untuk grand strategi adalah 200 trilyunn, diantaranya untuk: Proyek Yerico, Proyek Andalas, Proyek Rencong, Proyek DKI, dll.
Wallahua’lam bish-showab. WASPADALAH... !!!
KEPADA UKHTI MUSLIMAH
Musuh-musuh Islam tak henti-hentinya berusaha
untuk menjauhkan wanita muslimah dari Agama Islam
yang haq dan lurus ini. Di setiap tempat dan
kesempatan mereka selalu melontarkan tuduhantuduhan
keji yang ditujukan kepada wanita-wanita
mu’minah yang suci, mereka mengatakan bahwa:
“Islam adalah penjara bagi wanita” karena wanita
dalam Islam wajib di rumah, tidak di izinkan keluar
kecuali ada hajat".
“Menetapnya wanita di rumah, melemahkan
ekonomi suatu negara”.
“Poligami adalah perbuatan hewan”.
“Perceraian adalah suatu kedzaliman”.
“Wanita-wanita muslimah itu sakit, penuh dengan
kadas dan panu, oleh karena itu mereka memakai
hijab untuk menutupi aibnya”.
Ukhti Al Muslimah …!
“Jangan kau ikuti langkah-langkah syetan” (QS. An
Nur: 21).
Ukhti Al Muslimah …!
Jangan engkau dengar kata-kata mereka, sebab
mereka adalah penganjur yang berdiri di tepi neraka
Jahannam dan mengajak serta menyeret ke dalam api
neraka Jahannam.
“Mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.”
(QS. Al Kahfi: 5)
Ukhti Al Muslimah …!
Tahukah engkau apa yang mereka inginkan? mereka
hanya menginginkan satu perkara. Menghancurkan
agama Islam dan merusak generasi Islam dan
menyebarkan kekejian di tengah masyarakat beriman.
Mereka menghendaki agar wanita-wanita muslimah
yang suci keluar dari rumahnya, dari bentengnya.
Mereka menghendaki agar engkau menjadi barang
murahan, sebagai pemuas syahwat.
Mereka menipumu agar engkau keluar dari surga
sebagaimana iblis mengeluarkan bapak kita Adam
darinya. Iblis mengeluarkan Adam dan Hawa dari
surga dalam keadaan telanjang, tanpa pakaian, yang
menutup aurat mereka.
Para pengumbar kejahatan pun meniru gaya dan
cara yang sama, jangan kamu hiraukan mereka!
Penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya, pasti di situ
ada kebahagiaan sejati.
Allah hanya menghendaki darimu kesucian,
kemuliaan dan keluhuran.
Firman Allah :
“Akan tetapi Allah hendak mensucikan dan
menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu”. (QS. Al
Maidah: 6).
Firman Allah :
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
taubat dan mencintai orang-orang yang melakukan
kesucian” (QS. Al Baqarah: 222).
Semoga Allah selalu menunjuki kita ke jalan yang
lurus. Amiin.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb
sekalian alam, shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi yang mulia Muhammad saw,
keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang
mengikuti petunjuknya sampai hari kiamat.
RAMBU - RAMBU JALAN
Ukhti Al Muslimah !
Untukmu yang masih dibalut keraguan untuk
memakai jilbab. Untukmu untaian ayat ilahi ini:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan
tidak (pula) bagi perempuan yang mu’minah, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata” (QS. Al Ahzab: 36).
Untukmu yang belum sadar, yang berjalan tanpa
petunjuk, untukmu untaian sabda Rasulullah saw:
“Janganlah seorang dari kalian menjadi orang yang
tak berpendirian, yang berkata: aku bersama orang
banyak, bila mereka baik, aku baik, bila mereka
berbuat jahat, akupun berbuat jahat, akan tetapi
mantapkan dirimu, bila mereka baik, maka berbuat
baiklah anda, dan jika mereka jahat, maka jauhilah
kejahatannya”.
Buatmu yang selalu berkata:
Bilamana aku
memakai jilbab di negeri kafir, manusia akan melihat
dan memperhatikanku, namun bila aku melepaskan
jilbabku, aku seperti mereka, tak ada yang
memperhatikanku.
Wahai puteriku yang cerdik dan pandai:
sesungguhnya melawan arus kejahatan, konsisten,
komitmen, dan konsekwen dalam kebenaran terutama
di negeri kafir adalah iman yang diserukan Allah,
tidak boleh seorangpun melakukan ijtihad menentukan
hukum padahal telah ada nash Al Qur’an dan Al
Hadits.
SEJENAK
Ukhti Al Muslimah…
Wahai wanita yang tunduk kepada kekafiran,
mereka berkata:
"engkau adalah wanita terpelajar. Diantara kami ada dokter wanita, ada sastrawati, ada
wartawati, ada dosen wanita yang mengajar di negeri
kalian. Islam tidak pernah melarang sedikitpun hal itu.
Tidak ada perbedaan lagi antara laki-laki dan
perempuan. Sukakah engkau kepada kami? jawaban
kami hanya menyitir firman Allah:
“Orang-orang yahudi dan nashrani tak akan pernah
rela padamu sampai engkau mengikuti agama mereka.
Katakanlah sesungguhnya petunjuk Allah adalah
petunjuk yang sebenarnya, dan sesungguhnya jika
kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan
datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi
Pelindung dan Penolong bagimu” (QS. Al Baqarah: 120).
Mereka berkata:
“Cukup bagi saya ke-Islamanmu sebatas pada ibadah ritual semata. Adapun ilmu, moral, tingkah laku, pakaian, ide, dan seluruh urusan duniamu, wajiblah engkau mengikuti cara kami”.
Sungguh benar sabda Rasulullah saw:
"Kamu akan mengikuti tradisi orang-orang
sebelummu, sejengkal demi jengkal, sehasta demi
hasta, hingga andaikan mereka memasuki lubang
biawak, kamu akan ikut masuk kedalamnya, kami
berkata: apakah mereka kaum Yahudi dan Nashrani?
jawab Rasulullah r siapa lagi kalau bukan mereka”
( HR. Muslim ).
Ukhti Al Muslimah!
Engkau seharusnya memperhatikan pakaianmu dan
perbuatanmu serta wajib mengikuti kepribadian Islam
sebagaimana apa yang engkau dengar, lihat dan baca.
Sungguh sedikit orang yang berbuat dan mengajak
kepada kebaikan, sebagaimana seruan seorang
penyair:
“Wahai dikau yang selalu mengurusi badanmu.
Betapa banyak usaha yang telah engkau lakukan.
kepada Ukhti Muslimah 20
Apakah engkau mencari keuntungan dari sesuatu
yang jelas merugikan.
Perhatikan jiwamu, sempurnakan keutamaannya.
Sebab dikau disebut manusia dengan jiwa, bukan
karena tubuh jasadmu.
Ukhti Al Muslimah!
Jadikan Khadijah radhiyallahu �anha suri tauladan
dan panutanmu dalam berjuang dengan harta dan
jiwa. Jadikan Aisyah radhiyallahu �anha tauladanmu
dalam ilmu pengetahuan. Jadikan keluarga Yasir
suri tauladanmu dalam kesabaran dan berpegang
teguh kepada agama Allah. Wahai ibu generasi mendatang, perhatikan perkataan seorang penyair:
“Ibu adalah madrasah, jika anda persiapkan
Anda mempersiapkan generasi yang harum namanya.
Ibu adalah taman, jika ia selalu disiram.
ia akan berdaun rindang.
Ibu adalah ustadzah pertama, pengaruhnya sangat
besar sepanjang masa.
Ukhti Al Muslimah !
Andai mereka melihat bentuk tubuhmu tidak
menarik lagi atau ketika usiamu telah senja, tua renta,
apakah mereka masih memajang fotomu, di sampulsampul
majalah, buku dan semisalnya, walaupun
kamu orang yang terpelajar? Masihkah mereka
memintamu bekerja sebagai pramugari di salah satu
pesawat, dengan dalih penghargaan terhadap wanita?
Masihkah engkau temui orang yang memperjuangkan
sempitnya ruang lingkup belajarmu?
Sesungguhnya mereka hanya ingin menikmati
kecantikan wajah dan kemolekan tubuh serta
merdunya suaramu. Bila hal itu hilang darimu maka
merekapun pasti meninggalkanmu, seakan-akan
engkau adalah sebuah barang yang sudah habis masa
berlakunya.
PERINGATAN
Rasulullah saw bersabda:
“Aku tidak meninggalkan fitnah sepeninggalku yang
lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita” (HR.
Bukhari Muslim).
Musuh-musuh Islam telah mengetahui, bahwa
kerusakan dan kerendahan moral wanita berarti
pengrusakan terhadap masyarakat secara universal
dan integral. Seorang tokoh aliran (free masonry) berkata:
“secangkir minuman keras, seorang biduanita dapat
menghancurkan ummat Muhammad melebihi
kekuatan seribu tank baja, peluru kendali, dan senjata
kimia yang canggih. Oleh karena itu buatlah mereka
tenggelam dalam cinta materi dan syahwat”.
Temannya yang lain berkata:
“Kita harus mempergunakan wanita sebab setiap
kali ia mengulurkan tangannya kepada kita, kita telah
mendapatkan apa yang kita inginkan dan kita telah
berhasil memporak-porandakan serdadu penolong
agama Islam”.
ANCAMAN
Kepada setiap orang yang berusaha menjadikan para
artis dan biduanita sebagai tauladan idola wanitawanita
muslimah, kepada mereka kami persembahkan
ancaman Allah ini:
“Sesungguhnya orang-orang yang senang, agar
tersiar perbuatan keji dikalangan orang-orang yang
beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di
akhirat, dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui” (QS. An Nur: 19).
Ancaman ini terhadap orang yang senang, lalu bagaimana terhadap orang yang melakukan ! tentu lebih dahsyat.
DUA GOLONGAN ...!!!
DUA GOLONGAN YANG BELUM PERNAH
DILIHAT RASULULLAH DAN TELAH
KITA LIHAT
Rasulullah bersabda:
“Dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah
aku lihat, yaitu: “suatu kaum yang memiliki cambuk,
seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para
wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggaklenggok
(jalannya), mengajarkan wanita berlenggaklenggok,
kepala mereka seperti punuk unta yang miring,
wanita seperti ini tidak akan masuk surga dan tidak
akan mencium wanginya, walaupun wanginya tercium
selama perjalanan ini dan ini ( jauhnya)” ( HR. Muslim ).
Berita Rasulullah r telah terbukti. Sungguh beliau
telah memberikan ciri-ciri yang tepat seperti orang
yang menyaksikannya.
Berpakaian tapi telanjang
Mereka memakai pakaian yang tipis, sehingga
kelihatan lekuk tubuhnya atau pakaian mini (bikini)
dan semisalnya. Wanita seperti ini berpakaian tapi
pada hakikatnya telanjang.
Maailat
Berpaling dari ta�at kepada Allah, dan dari
kewajiban-kewajiban berupa malu, enggan memakai
hijab dan jilbab. Mereka berlenggak-lenggok saat
berjalan dengan pakaian mini yang memperlihatkan
auratnya.
Mumilaat
Memalingkan wanita lain, dengan mengajarkan
kepada mereka bersolek, berdandan secara seronok
dan tidak menutup aurat, dengan berbagai macam
cara. Memalingkan hati laki-laki dengan rayuan manis
beracun iblis.
Kepala mereka seperti punuk unta
Menyanggul rambutnya keatas (kebanyakan rambut
sambungan dan pasangan, padahal Allah dan Rasul-
Nya melaknat wanita yang menyambung rambutnya
dan minta di sambungkan) seperti punuk unta yang
miring.
KEPADA SETIAP ORANG TUA
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu, penjaganya malaikatmalaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah Y terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At Tahrim: 6).
Ali bin Abi Thalib berkata: “Didiklah mereka dan
ajarilah terutama masalah dien Islam yang mulia ini”.
Imam Qatadah berkata: “Engkau perintahkan
mereka untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kamu larang mereka dari maksiat dan berbuat dosa,
melanggar larangan Allah dan Rasul-Nya dan
meninggalkan kewajiban yang telah diperintahkan”.
Wahai orang tua? bila ada orang yang berkata
kepadamu: “Bahwa gedungmu yang megah itu, jika
tidak engkau rawat dengan seksama, dan engkau jaga
dengan baik, dengan selalu mengontrol dan
memperbaiki setiap kerusakan sebelum kerusakan itu
parah, jika ini tidak engkau lakukan, niscaya
gedungmu yang megah itu akan roboh”.
Apa yang akan engkau kerjakan? tentu engkau akan
berusaha semaksimal mungkin agar gedungmu tidak
roboh, maka bagaimana sikapmu terhadap anak
perempuanmu, sedang Allah r telah memerintahmu
menjaganya dari api neraka.
Wahai para orang tua! Sesungguhnya para pemudi
yang telah hilang sifat malunya, yang sombong untuk
mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya mereka itu kita
lihat dan kita dengar, mereka tidak turun dari langit
dan tidak keluar dari perut bumi. Tapi mereka
sesungguhnya keluar dari rumahmu (pengawasanmu)
keluar dari rumah saudara dan famili muslimmu.
Akhi Muslim! bertaqwalah pada Allah!
Perhatikan anak puterimu melebihi perhatianmu
terhadap duniamu. Janganlah engkau termasuk orang
yang Rasulullah r maksudkan dalam sabdanya:
“Tidak masuk surga Dayyus, para sahabat bertanya:
"Siapakah yang dimaksud dengan Dayyus itu wahai
Rasulullah? Rasulullah menjawab: “Seorang yang tidak
ada (cemburu) terhadap muhrimnya”. Dalam riwayat
yang lain beliau bersabda: “Seorang yang rela
kenistaan menimpa keluarganya” (HR. Muslim).
SALAM DAN KABAR GEMBIRA
Kepada Ukhti Muslimah !
Yang tegar dalam menghadapi serangan musuh yang
buas. Kepada Ukhti Muslimah yang menampar muka
setiap penyeru kebebasan dengan sikap konsisten,
komitmen, dan konsekwen terhadap ajaran Islam.
Kepada Ukhti yang selalu memegang teguh sifat
malu dan kesucian dirinya, kepada benteng yang
kokoh dalam menghadapi topan kebatilan.
Kepada Ukhti yang berpegang teguh kepada kitab
Allah dan selalu mengangkat panji Rasul-Nya seraya
berkata:
“Dengan tangan kesucianku, akan aku jaga
kemuliaan hijab dan jilbabku
dan dengan kesucianku pula aku diatas temanteman
sebayaku.
Kepadanya khabar gembira dari Nabi :
“Sesungguhnya di belakang kamu ada hari-hari
kesabaran. Orang-orang yang berpegang teguh pada
hari itu mendapat pahala 50 orang dari kamu. Para
sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah sebesar pahala
50 orang dari mereka? Nabi r bersabda: “Bahkan dari
kamu”. (HR. Tirmidzi dan Abu Daud, dishahihkan
Albani). Juga kepadanya sabda Rasulullah yang lain:
“Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing
dan akan kembali asing seperti permulaannya, maka
beruntunglah orang-orang yang asing, Rasulullah r
ditanya: siapa mereka wahai Rasulullah ? Rasulullah r
menjawab: Mereka yang mengadakan perbaikan ketika
manusia rusak” (HR.Tirmidzi dan dishahihkan Albani).
Kepada mereka salam dari Allah, para muslimin dan
muslimat yang sabar dalam menjalankan perintah
Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-Nya:
“Salam sejahtera untukmu, karena kesabaranmu,
dan sebaik-baik kesudahan surgalah balasannya” (QS;
10 Hal Yang Dapat Membuat Anda Menjadi Wanita Sempurna
Ya, dengan senyum cantik anda yang membangkitkan rasa cinta dan menebar kasih sayang kepada orang lain.
2. Ya, dengan tutur kata baik anda yang dapat menjalin persahabatan yang dianjurkan syariat dan menghapus semua rasa dengki.
3. Ya, dengan ketulusan derma anda yang dapat membahagiakan orang miskin, menggembirakan orang fakir, dan mengenyangkan orang yang lapar.
4. Ya, dengan duduk manis bersama Al-Qur’an seraya membaca, merenungi makna, mengamalkan kandungannya, bertobat, dan memohon ampun kepada-Nya
5. Ya, dengan banyak dzikir, memohon ampun, rajin berdoa dan suka memperbaharui tobat.
6. Ya, dengan mendidik anak-anak anda untuk mendalami agama, mengajari mereka sunnah dan membimbing mereka kepada hal-hal yang berguna bagi mereka.
7. Ya, dengan rasa malu dan jilbab seperti yang diperintahkan Allah kepada anda sebagai sarana memelihara diri dan kehormatan anda.
8. Ya, dengan berteman bersama wanita-wanita yang baik dari kalangan mereka yang mempunyai rasa takut kepada Allah, menyukai pengamalan agama, dan menghormati norma-norma etika.
9. Ya, dengan berbakti kepada kedua orang tua, bersilaturahim, menghormati tetangga dan menjamin anak-anak yatim.
10. Ya, dengan membaca buku-buku yang bermanfaat, menelaah bacaan yang berguna, maka hal itu benar-benar merupakan hal yang amat menyenangkan lagi memberikan informasi yang benar
Menutup Aurat Yuk…!
Bismillah…
Saudariku seiman....
Bagi kita kaum Muslimin, tentu tahu kewajiban kita masing-masing. Mulai dari Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat, Haji, dll. Dan salah satu dari itu ya… “MENUTUP AURAT”
“Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumur (Ind : jilbab)nya ke dadanya…’” (Annur:31)
Keterangan :
Ayat ini menegaskan empat hal:
a. Perintah untuk menahan pandangan dari yang diharamkan oleh ALLOH SWT.
b. Perintah untuk menjaga kemaluan dari perbuatan yang haram.
c. Larangan untuk menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak.
d. Perintah untuk menutupkan khumur ke dada.
Khumur adalah bentuk jamak dari khimar yang berarti kain penutup kepala. Atau dalam bahasa kita disebut jilbab. Ini menunjukkan bahwa kepala dan dada adalah juga termasuk aurat yang harus ditutup. Berarti tidak cukup hanya dengan menutupkan jilbab pada kepala saja dan ujungnya diikatkan ke belakang. Tapi ujung jilbab tersebut harus dibiarkan terjuntai menutupi dada.
2. Hadis riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasululloh SAW dengan pakaian yang tipis, lantas Rasululloh SAW berpaling darinya dan berkata:“Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).
Keterangan :
Hadis ini menunjukkan dua hal:
Hadis ini menunjukkan dua hal:
a. Kewajiban menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan.
b. Pakaian yang tipis tidak memenuhi syarat untuk menutup aurat.
b. Pakaian yang tipis tidak memenuhi syarat untuk menutup aurat.
Dari kedua dalil di atas jelaslah batasan aurat bagi wanita, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan. Dari dalil tersebut pula kita memahami bahwa menutup aurat adalah wajib. Berarti jika dilaksanakan akan menghasilkan pahala dan jika tidak dilakukan maka akan menuai dosa. Kewajiban menutup aurat ini tidak hanya berlaku pada saat solat saja namun juga pada semua tempat yang memungkinkan ada laki-laki lain bisa melihatnya.
Selain kedua dalil di atas masih ada dalil-dalil lain yang menegaskan akan kewajiban menutup aurat ini:
1. Dari Al-Qur’an
a. “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu melakukan tabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahiliyyah dahulu…” (Qs. Al-Ahzab: 33).
Keterangan:
Tabarruj adalah perilaku mengumbar aurat atau tidak menutup bagian tubuh yang wajib untuk ditutup. Fenomena mengumbar aurat ini adalah merupakan perilaku jahiliyyah. Bahkan diriwayatkan bahwa ritual haji pada zaman jahiliyyah mengharuskan seseorang thawaf mengelilingi ka’bah dalam keadaan bugil tanpa memandang apakah itu lelaki atau perempuan.
Tabarruj adalah perilaku mengumbar aurat atau tidak menutup bagian tubuh yang wajib untuk ditutup. Fenomena mengumbar aurat ini adalah merupakan perilaku jahiliyyah. Bahkan diriwayatkan bahwa ritual haji pada zaman jahiliyyah mengharuskan seseorang thawaf mengelilingi ka’bah dalam keadaan bugil tanpa memandang apakah itu lelaki atau perempuan.
Konteks ayat di atas adalah ditujukan untuk istri-istri Rasululloh SAW. Namun keumuman ayat ini mencakup seluruh wanita muslimah. Kaidah ilmu ushul fiqh mengatakan: “Yang dijadikan pedoman adalah keumuman lafadz sebuah dalil dan bukan kekhususan sebab munculnya dalil tersebut (al ibratu bi umumil lafdzi la bikhususis sabab).
b. “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan ALLOH SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).
Keterangan:
Jilbab dalam bahasa Arab berarti pakaian yang menutupi seluruh tubuh (pakaian kurung), bukan berarti jilbab dalam bahasa kita (lihat arti kata khimar di atas). Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa menutup seluruh tubuh adalah kewajiban setiap mukminah dan merupakan tanda keimanan mereka.
Jilbab dalam bahasa Arab berarti pakaian yang menutupi seluruh tubuh (pakaian kurung), bukan berarti jilbab dalam bahasa kita (lihat arti kata khimar di atas). Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa menutup seluruh tubuh adalah kewajiban setiap mukminah dan merupakan tanda keimanan mereka.
2. Hadis Rasululloh SAW, bahwasanya beliau bersabda:
“Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mrip ekor sapi untk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Keterangan:
Hadis ini menjelaskan tentang ancaman bagi wanita-wanita yang membuka dan memamerkan auratnya. Yaitu siksaan api neraka. Ini menunjukkan bahwa pamer aurat dan “buka-bukaan” adalah dosa besar. Sebab perbuatan-perbuatan yang dilaknat oleh ALLOH SWT atau Rasul-Nya dan yang diancam dengan sangsi duniawi (qishas, rajam, potong tangan dll) atau azab neraka adalah dosa besar.
Langganan:
Postingan (Atom)