" BHAKHIL "
Bakhil adalah penyakit hati yang sangat kronis dan
riskan. ^^
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Dan
barangsiapa dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang
yang beruntung.” (Q.s. Al-Hasyr: 9).
“Sekali-kali janganlah
orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.” (Q.s.
Ali Imran: 180).
“(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh
orang lain berbuat kikir...” (Q.s. An-Nisa’: 37).
Rasulullah
Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda:
“Jauhilah sifat bakhil,
karena sesungguhnya sifat bakhil itu telah menghancurkan orang-orang
sebelum kamu.”(Al-hadits)
Ketahuilah sahabat,
Bahwa Sifat
dermawan adalah seumpama pohon yang tumbuh di surga, dan tidak akan
masuk surga kecuali orang yang dermawan.Sedang sifat bakhil adalah pohon
yang tumbuh di neraka, maka tidak akan masuk neraka kecuali orang yang
bakhil.^_^
“Ada tiga hal yang membinasakan:sifat kikir yang
ditaati, hawa nafsu yang dituruti dan mengagumi diri sendiri.” (H.r.
Thabrani).
Sifat yang paling jahat bila ada pada seseorang
ialah sifat kikir yang menggelisahkan dan sifat pengecut yang
menjerumuskan.^^
Janganlah menjadi manusia yg bakhil,krn
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla sangat murka kepada orang yang bakhil
dalam hidupnya, dan senang kepada orang dermawan di saat
meninggalkannya.^^
Ketahuilah sahabat"ku,
Bahwa Dua
perangai tidak akan berpadu pada diri seorang Mukmin,yakni :sifat kikir
dan perangai yang jelek.^_^
Asal-Usul Bakhil :
Sesungguhnya sumber sifat bakhil itu lantaran cinta harta, sebagai sifat
tercela. Dan orang yang tidak mempunyai harta tidak akan tampak
kebakhilannya dengan keengganan bersedekah, tetapi akan tampak dengan
adanya orang yang cinta harta.Betapa banyak orang berderma, tetapi
hatinya sangat terpaut dan cinta pada harta, sehingga bila berderma,
yang diharapkannya adalah agar dirinya disebut dermawan,mendpt sanjung
puji dr para manusia manusia, Ini sangat tercela dalam agama. Karena
cinta dunia membuat hati lupa berdzikir kepada Allah, berpaling pada
kepentingan duniawi, dan tidak suka pada kematian yang merupakan wahana
bertemu Allah Subhannahu wa Ta'ala.^_^
Allah Subhannahu wa
Ta'ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.”
(Q.s. Al-Munafiqun: 9).
“Sesungguhnya harta dan anak-anakmu
hanyalah cobaan (bagimu) ...“ (Q.s. At-Taghabun: 15).
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.” (Q.s. At-Takatsur: 1).
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda dalam beberapa hadits
beliau:
“Janganlah kamu terbiasa menjadikan barang-barang antik
mahal sebagai perabot rumahmu, agar kamu tidak tergiur pada dunia!”
Suatu ketika beliau ditanya, “Siapakah ummat Anda yang paling
buruk?” Beliau menjawab, “Para hartawan.”
Sabdanya,
“Barangsiapa menumpuk harta melebihi kebutuhannya berarti dia telah
mengambil kematiannya sendiri tanpa disadari.”Seseorang berkata kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: “Wahai Rasulullah, sungguh aku
tidak suka kematian.”“Apakah engkau punya harta?” tanya Rasulullah
Shallallahu'Alaihi Wasallam :.“Benar,” jawab orang itu.“Kemarikan
hartamu! Sebab hati seseorang dibebani hartanya. Jika didatangkan harta
itu, ia senang untuk mendapatkannya. Jika diundurkan harta itu, ia suka
untuk diwariskan.”
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam
bersabda:“Jika seorang hamba meninggal dunia, malaikat berkata, Apa yang
dibawa?’ Hamba berkata, ‘Apa yang diwariskan’?”
Sabdanya pula,
“Celaka si hamba dirham, celaka si hamba dinar. Celaka dan hina!
Apabila terkena duri tidak akan bisa dicabutnya.”
“Sebaik-baik
harta adalah harta yang berada di tangan orang saleh.”
Sabdanya, “Dunia adalah ladang akhirat.”Bagaimana harta sepenuhnya
tercela ? Sedang hamba itu bepergian menuju Allah Subhannahu wa Ta'ala,
dan kehidupan dunia adalah salah satu fase perjalanannya, fisiknya
adalah kendaraannya? Dapatkah melakukan perjalanan menuju kepada Allah
tanpa harta, dan kuatkah fisik menjadi kendaraan tanpa makan dan
pakaian? Tentu saja tidak!.Tanpa harta, orang mustahil dapat memiliki
dan mengenakan pakaian, serta makan . Tanpa makan dan pakaian, orang
tidak mungkin mampu untuk melakukan perjalanan menuju Allah Subhannahu
wa Ta'ala. Jika hal ini dapat dipahami, seseorang tidak mungkin akan
menumpuk kekayaan dan harta melebihi kebutuhannya sebagai bekal
perjalanan. Jika mampu seperti itu, dia akan meraih makna kebahagiaan
sejati^_^
Sahabat"ku,
Sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu'Alaihi Wasallam Kepada Aisyah r.a: “Hai Aisyah, bila engkau
ingin bersamaku di Surga, ambillah dunia sekadar kebutuhan bekal seorang
musafir, dan jangan terbiasa memperbarui pakaian serta menanggalkannya
hingga engkau menambalnya!”
Jaga hati kendalikan nafsu.
Barakallahu^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar