Selasa, 20 Maret 2012

Langkah pasti menuju Khusuk

sujud Kemampuan untuk menghadirkan khusuk dalam Sholat bukanlah hal mudah. Apalagi pada zaman penuh Syahwat, Subhat dan berbagai Fitnah serta kerusakan yang bertambah seperti ini. Banyak sekali Ulama yang menyatakan, “khusuk adalah hal pertama yang akan hilang dari umat ini. Pertama kali yang akan hilang dari agama adalah khusuk dan hal terahir adalah sholat.” Berapa banyak orang mengerjakan sholat, tetepi tidak ada kebaikan didalamnya. Karena bisa jadi, saat kita masuk sebuah Masjid untuk sholat berjamaah, hampir tidak ada orang didalamnya yang khusuk.

Ada hal pasti yang dapat kita lakukan agar kita menjadi khusuk, yaitu dengan memahami dan melatih konsentrasi. Cara melatih kemampuan ini adalah dengan memahami Kitabulloh dan memelihara adab-adabnya, memanfaatkan energi yang luas, dan bersabar untuk terus-menerus selalu membaca dengan hati yang hadir dan pikiran yang terang.
Al-Qur’an adalah penolong yang tidak ada akhirnya, sumbangsihnya tidak pernah habis, dan keajaibannya tidak pernah pupus, yaitu “bagi orang-orang yang mempunyai akal, atau yang menggunakan pendengaran, dan menyaksikannya. Tetapi untuk memahami dan memanfaatkan energi yang luas dari Al-Qur’an bukanlah hal yang mudah. Setidaknya seseorang harus memiliki 5 hal dalam dirinya. Hal tersebut antara lain adalah:
1.Mengagungkan Al-Mutakallim (Alloh) dan kalam-Nya.
Hal pertama yang bisa menumbuhkan kemampuan uantuk mengkonsentrasikan pikiran ketika membaca Al-Qur’an adalah mengagungkan Al-Mutakallim (Yang Berfirman) dan mengagungkan kalam-Nya. Hendaknya, orang yang membaca Al-Qur’an mengetahui bahwa apa yang dibacanya bukanlah perkataan manusia dan bahwa didalam ayat Al-Qur’an terdapat sesuatu yang agung.
Mengagungkan kalam berarti mengagungkan Al-Mutakallim. Adapun keagungan Al-Mutakallim tidak akan hadir dalam diri seseorang selama tidak memikirkan sifat-sifat kebesatan dan perbuatan-perbuatan-Nya. Misalnya saja, saat membaca ayat kursi, seseorang menghadirkan hal-hal yang diungkap oleh ayat tersebut didalam hati. Seperti ’Arsy, kursi, langit-langit, bumi, dan apa yang ada diantara keduanya, baik Jin, Manusia, Binatang, maupun pepohonan. Ia mengetahui dari pencipta semua itu, yang Maha tahu terhadap semua itu. Dengan memikirkan hal-hal seperti itu, perasaa untuk mengagungkan Mutakallim akan hadir dan akan diikuti dengan pengagungan terhadap kalam-Nya.
2.Menyingkap penghalang memahami bacaan.
Tiada penghalang dan penyekat yang lebih besar dan tebal dari pada maksiat yang dibuat tangan dan dosa yang dilakukan hati. Para ulama berpendapat, “Dosa dan maksiat dalam jumlah banyak akan mengurung hati mereka, disebabkan berkaratnya hati karena maksiat.”
3.Menghadirkan hati, merenungi dan memahami Kitabulloh.
Setelah menyingkirkan hal-hal yang menghalangi kita untuk memahami Al-Qur’an, selanjutnya kita harus menghiasi diri dengan menghadirkan hati dan memahami Al-Qur’an. Memahami Al-Qur’an itu dengan mencari penjelasan kandungan makna setiap ayat yang sesuai dengannya. Karena didalam Al-Qur’an mencakup penyebutan sifat-sifat Alloh, perbuatan-perbuatannya dan menyebutkan keadaan para Nabi. Dimana hal tersebut akan menuntun kita untuk menjadi khusuk.
4.Takshish
Yaitu menganggap bahwa diri Anda saja yang dimaksud dari setiap Ayat dalam Al-Qur’an. Jika mendengar perintah atau larangan dari Al-Qur’an, angaplah hanya diri anda yang menjadi obyek larangan dan perintah tersebut. Jika mendengar janji dan ancaman, anggaplah bahwa anda yang dimaksud.
5.Merasakan pengaruhnya.
Jika Anda telah merasakan bahwa Al-Qur’an itu hanya ditunjukan untuk anda, baik berupa perintah, larangan, janji maupun ancaman, kemudian Anda ikut bersamanya kemanapun arahnya, maka sudah tentu Anda akan terpengaruh dengan berbagai akibatnya.
Ketika kita dapat menjalankan langkah-langkah tersebut, khusuk bukan hanya sebuah mimpi. Mudah-mudahan kita ditakdirkan menjadi oarng yang khusuk. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar