Selasa, 20 Maret 2012

Jihad Wanita Islam dalam Perang Uhud

Nasibah bin Ka’ab adalah putra dari Abdulloh bin Kaab yang bergelar Ummu Umaroh, Beliau sosok wanita pertama yang mengangkat senjata, berperang bersama Rosululloh Saw dalam perang Uhud yang telah menewaskan ribuan Sahabat–sahabat Rosululloh saw, termasuk keluarga Nasibah bin Ka’ab, yang semuanya gugur ikut berperang mendampingi Rosululloh saw.

Ketika kaum Muslimin yang dipimpin Rosululloh saw berperang di Bukit Uhud, kala itu Nasibah bin Ka’ab sedang berada di rumah dan berkumpul dengan anggota keluarganya. Nasibah mendengar Teriakan riuh dan gema Takbir “Allohhuakbar,” dan Nasibah memberitahu suaminya Sa’id, bahwa Rosululloh SAW dan pasukannya sedang bertempur di bukit Uhud. Seketika itu bangkitlah Sa’id dan menyuruh istrinya mempersiapkan Kuda dan senjata untuk ikut bergabung dengan Rosululloh berperang melawan tentara kafir. Bawalah Pedang ini dan jangan Pulang sampai kau memperoleh kemenangan” kata Nasibah memberi semangat suaminya yang akan berperang. Ditatap wajah istrinya dengan penuh cinta, berangkatlah Sa’id dan bergabung dengan Rosululloh saw dan Rosulpun menatap Said dengan senyuman.
Dengan gagah Said bertempur melawan pasukan kafir, hingga akhirnya Said gugur ditebas pedang oleh tentara kafir. Lalu Rosululloh mengutus Sahabat untuk menemui istri Sa’id dirumah, bahwa suaminya telah gugur. Berangkatlah utusan tersebut untuk menemui Nasibah bin Ka’ab istri Sa’id di rumah. “Assalamualaikum,” Wahai Nasibah ada Salam dari Rosululloh dan Suamimu Said telah gugur,” kata Utusan Rosululloh.” Innalillahi wa inna ilahi roji’un, alhamdulillah suamiku telah memperoleh kemenangan, lihatlah Wahai kedua anakku, Ayahmu telah memperoleh kemenangan, Dia telah menjadi Syahid, Ibu menangis bukan karena sedih kehilangan Ayahmu Nak, tetapi ibu sedih karena tidak ada yang menggantikan ayahmu untuk berjuang bersama Rosululloh.
Bangkitlah Amar putra tertua Nasibah bin Kaab, Wahai Ibu biarkan Aku yang menggantikan posisi ayah untuk berjuang bersama Nabi Muhammad saw. Alhamdulillah pergilah Nak. Jangan kau biarkan Rosulullloh terluka. Berangkatlah Amar bin Said bersama utusan Rosululloh dan menghadap Rosululloh SAW. Wahai Rosululloh Saya Amar putra Said akan bergabung denganmu membela agama Alloh. Rasululloh saw memeluknya dengan haru” Engkau pemuda islam sejati dan Alloh memberkatimu. Bertempurlah Amar bin Said dengan gagahnya menghalau pasukan kafir. Hingga akhirnya Amar gugur sebagai Syahid. Datanglah utusan kembali menemui Nasibah bin Ka’ab dan mengabarkan berita gugurnya Amar putra tertua Nasibah. Meneteslah air mata Nasibah mendengar berita tersebut, melihat hal itu Ututsan Rosululloh mencoba menghiburnya. Namun Nasibah dengan Tegar mengatakan “Aku menangis bukan karena kehilangan putraku Amar, tapi siapa lagi yang aku utus untuk membantu Rosululloh saw berperang, sedangkan putra keduaku Saad masih terlalu remaja untuk ikut berperang melawan pasukan kafir.”
Tiba-tiba Sa’ad putra kedua Nasibah bangkit. Wahai Ibu biarkan Aku juga membantu Rosulullloh dan akan aku buktikan bahwa aku mampu berperang seperti Ayah dan kakakku. Mendengar hal itu bukan main senangnya Nasibah bin Ka’ab, Alhamdulillah berangkatlah Nak sampaikan salamku untuk Rosululloh. Walaupun masih remaja namun kemampuan Sa’ad untuk bertempur sangat luar biasa, banyak pasukan kafir yang tewas ditangan Sa’ad. Bagai singa mengamuk, Sa’ad memporak-porandakan pertahanan pasukan kafir, hingga akhirnya sebilah anak panah menembus jantungnya dan gugurlah Sa’ad dengan senyum kemenangan. Dan rosululloh pun kembali mengutus sahabatnya untuk menyampaikan gugurnya Sa’ad kerumah Nasibah. Wahai sahabat Rosul aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi, hanya tubuh renta ini yang aku miliki, maka bawalah aku menemui Rosululoh untuk ikut berperang dengannya, dengan lantang Nasibah mengutarakan niatnya untuk berperang bersama Rosululloh.
Menghadaplah Nasibah menemui Rosululloh untuk ikut angkat senjata bersamanya.” Wahai Nasibah belum waktunya perempuan untuk angkat senjata kata Rosululloh, untuk itu kau Rawatlah para prajurit yang terluka karena pahalanya sama dengan orang yang berperang.
Nasibah turut berjuang bersama pasukan muslimin dalam perang Uhud. Nasibah hanya membawa kantong air untuk memberi minum para pejuang serta perban untuk membalut luka mereka. Namun saat Nasibah melihat kemenangan kaum muslimin yang telah digenggam, tiba-tiba lepas karena banyak pasukan yang tidak menaati rasullulloh, Pasukan Rasululloh meninggalkan Bukit Uhud dan beberapa mereka mengumpulkan harta rampasan Perang dan Nasibah melihat orang-orang meninggalkan rasululloh, maka Nasibahpun pun maju untuk membentengi rasullulloh dari serangan orang-orang kafir. Ia berjuang begitu gigih demi melindungi Rosululloh SAW, dengan sebilah pedang Nasibah ikut berperang melindungi Rosululloh . Orang orang yang tadinya meninggalkan rosululloh tercengang ketika Rosulullloh di serang oleh pasukan kafir. Keadaan semakin kacau pasukan Rosululloh banyak yang gugur. Tangan kanan Nasibah putus terhempas pedang kaum Kafir, namun tidak mematahkan semangatnya untuk tetap berjuang membela agama Alloh.
Dengan lengan yang putus Nasibah mencari Rosululloh dan merasa khawatir akan keselamatan Rosululloh, hatinya galau takut Rosululloh Saw terluka, dan tiba tiba Pedang kaum kafir menebas lehernya robohlah tubuh Nasibah ketanah. dan seketika itu pula langit menjadi Gelap dan mendung. Kedua pasukan yang saling bertempur terperangah melihat kejadian tersebut. Rasululloh saw pun bersabda” Kalian lihat langit tiba-tiba mendung? itu adalah bayangan ribuan malaikat yang menyambut kedatangan arwah Nasibah Syahidah yang perkasa.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar