Selasa, 29 November 2011

** Ujub adalah sikap kagum dan membanggakan diri sendiri *

Ujub adalah sikap kagum dan membanggakan diri sendiri. Merasa suatu keberhasilan merupakan hasil ilmunya sendiri. Rasulullah SAW bersabda: Ada tiga perkara yang membinasakan seseorang : 
1. Hawa nafsu yang diperturutkan, 
2. Kekikiran yang dipatuhi, dan 
3. Kebanggaan seseorang terhadap dirinya sendiri. 
Ujub membuat seseorang lupa daratan, terjebak dalam riya’ dan syirik. 

Allah SWT berfirman, ''Maka apabila manusia ditimpa bahaya, ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat, ia berkata, 'sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku'. Sesungguhnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.'' (QS Azzumar (39) : 49).

Pada dasarnya manusia hidup saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Tanpa bantuan orang lain kita tidak bisa menikmati hidup di masyarakat umum. Pemimpin tanpa bantuan bawahannya tidak mungkin bisa menyelesaikan tugas-tugasnya. Orang kaya tidak akan bisa menikmati kemewahan hidup tanpa bantuan orang miskin. Begitu juga sebaliknya, bawahan tidak akan maju tanpa pemimpin. Orang miskin membutuhkan santunan orang-orang kaya. 

Allah SWT berfirman, ''Qorun berkata 'sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku. Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat dari padanya, lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu dipertanyakan kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka.'' (QS Alqasas (28) : 78).

Di sini jelas, Allah SWT menganjurkan kepada kita untuk memiliki sikap rendah hati dan rendah diri di hadapanNya. Karena apa yang kita peroleh dan miliki di dunia ini, hanyalah semata-mata ujian hidup dalam memegang keteguhan dan keyakinan iman dalam hati tentang eksistensi Allah Azza Wa Jalla. Sifat ujub bisa dihindari dengan cara berbagi kebahagiaan dengan sesama, belajar menghargai pendapat dan pekerjaan orang lain, tidak membeda-bedakan derajat dan membiasakan bersikap tawadhu. Itu semua merupakan wujud syukur kita kepada Allah atas apa yang telah diberikan-Nya. Sekarang sudah saatnya kita menghilangkan sifat ujub dan mulai menghisab semua yang telah kita perbuat dan bangga-banggakan. Jangan sampai dosa-dosa kita menutupi keberkahan nikmat yang kita peroleh dan miliki. Semoga dengan sikap itu, kita terhindar dari sifat ujub dan menjadikan diri ini lebih peduli dan lebih menghargai sesama….

Wallahu a'lam bish-shawwab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar